by: Desy Ratna Sari
Kristologi dalam
Injil Lukas
Bab I
Pendahuluan
1.1.
Latar Belakang Masalah
Yesus merupakan seorang tokoh yang
menimbulkan perdebatan semasa hidup-Nya. Kehidupan dan karya Yesus menjadi
sorotan dari orang-orang yang hidup pada zaman-Nya. Pada awal kemunculan- Nya,
orang-orang yang hidup di sekitar-Nya melihat dan mengalami bersama kehidupan
dan karya yang dilakukan oleh-Nya. Mujizat-mujizat yang dilakukan Yesus,
membuat orang-orang mulai bertanya, siapakah gerangan orang ini, sehingga Dia
dapat melakukan perbuatan- perbuatan ajaib. Respon tertulis terhadap Yesus itu,
muncul ketika Ia sudah menghilang dari sejarah, yang sekarang dapat dilihat dalam
bentuk karangan-karangan yang dikumpulkan dalam Perjanjian Baru. Apa yang
Perjanjian Baru ungkapkan tentang Yesus, bukanlah semata-mata merupakan suatu
laporan sejarah tentang kehidupan dan karya-Nya, tentang apa yang diamati dan
dialami oleh orang-orang yang hidup di zaman-Nya, melainkan semuanya itu
merupakan kesaksian iman kepercayaan orang-orang Kristen kepada Yesus. Dan yang
menyoroti tentang Yesus salah satunya adalah Injil Lukas. Ada beberapa hal yang
disoroti oleh Injil tentang Kristologi yaitu Yesus sebagai Anak Manusia, Yesus
sebagai Mesias dan Yesus sebagai Tuhan. Penulis akan membahas lebih lanjutnya
dalam Bab II.
1.2.Rumusan Masalah
1.2.1. Apa
pengertian Kristologi dalam ilmuTeologi?
1.2.2. Bagaimana
Kristologi dalam Injil Lukas?
1.3.Tujuan
Dalam penulsan paper ini berkaitan
dengan judul yaitu Kristologi dalam Injl Lukas, penulis ingin mencoba
memberikan penjelasan yang didapat dari beberapa sumber buku yang membahas
Kristologi dalam Injil Lukas.
Bab
II
Pembahasan
2.1.
Latar Belakang Injil Lukas
Penulis Injil Lukas adalah Lukas,
dimana tanggal penulisan Injil ini adalah Tahun 60-63. Tema injil Lukas adalah
Yesus, Juruselamat yang Ilahi dan Manusiawi Injil. Lukas adalah kitab pertama
dari kedua kitab yang dialamatkan kepada seorang bernama Teofilus (Luk 1:1,3;
Kis 1:1).
Lukas
adalah satu-satunya orang bukan Yahudi yang menulis sebuah kitab di dalam
Alkitab (Kol 4:14).[1]
Roh Kudus mendorong dia untuk menulis kepada Teofilus guna memenuhi suatu
kebutuhan dalam jemaat yang terdiri dari orang bukan Yahudi akan kisah yang
lengkap mengenai permulaan kekristenan
Dari surat-surat Paulus, kita
mengetahui bahwa Lukas adalah seorang saudara "yang kekasih, seorang
dokter" (Kol 4:14)
dan seorang teman sekerja Paulus yang setia (2Tim 4:11;
File 1:24).
Dari penulisan Lukas sendiri kita mengetahui bahwa ia seorang yang
berpendidikan tinggi, penulis yang terampil, sejarahwan yang teliti dan teolog
yang diilhami. Ketika ia menulis Injilnya, agaknya gereja bukan Yahudi belum
memiliki Injil yang lengkap atau yang tersebar luas mengenai Yesus. Matius
menulis Injilnya pertama-tama bagi orang Yahudi, sedangkan Markus menulis
sebuah Injil yang singkat bagi gereja di Roma. Orang percaya bukan Yahudi yang
berbahasa Yunani memang memiliki kisah-kisah lisan mengenai Yesus yang
diceritakan oleh para saksi mata, juga intisari tertulis yang pendek tetapi
tidak suatu Injil yang lengkap dan sistematis (Luk 1:1-4).
Jadi, Lukas mulai menyelidiki segala peristiwa itu dengan saksama "dari
asal mulanya" (Luk 1:3).
Barangkali ia mengerjakan penelitiannya di Palestina sementara Paulus berada di
penjara Kaisarea (Kis 21:17;
Kis 23:23--26:32),
dan menyelesaikan Injilnya menjelang akhir masa itu atau segera setelah ia tiba
di Roma bersama dengan Paulus (Kis 28:16).
Halley mengatakan, bahwa silsilah Yesus berperan sebagai pembimbing untuk dapat
menelusuri kesetiaan Allah dalam sejarah dunia dimana garis keturunan yang
dalamnya nyata suatu perjanjian terpelihara selama 400 tahun (Halley,1979)[2].
Pokok istimewa yang ditekankan oleh injil
Lukas adalah kemanusiaan Yesus. Sama seperti para pengarang kitab-kitab Injil
lainnya, iapun menggambarkan Yesus sebagai anak Allah; tetapi ia lebih banyak
melukiskan rasa kasih Yesus terhadap mereka yang lemah, menderita dan dibuang
dari masyarakat ramai. Peradaban Yunani menghasilkan kebudayaan, Filsafat, kebijaksanaan,
akal budi keindahan dan pendidikan. Pesan
Utamanyalah ,”Sebab Anak Manusia datang untuk mencari dan menyelamatkan yang
hilang” (Luk 19:10). Ia mengetengahkan Yesus Kristus sebagai Anak Manusia yang
berbelaskasihan, yang datang untuk hidup ditengah orang-orang berdosa,
mengasihi, menolong dan mati bagi mereka. Pesan untuk semua orang yang
ditekankan Lukas adalah pada keuniversalan Yesus Kristus dan Penyelamatan-Nya:
“Kesukaan besar untuk seluruh bangsa” (Luk 2:10).[3] Sebab
itu untuk menarik pikiran Yunani yang bersifat ilmiah, budaya dan filsafat,
maka Lukas dalam kisahnya yang agak lengkap, tersusun dan klasikal (mendekati
kesenian dan kesusasteraan Yunani), yang dimana Injil ini mendapat julukan
“buku terindah dari segala buku yang pernah ditulis” karena Injil ini
melukiskan keindahan dan kesempurnaan hidup Yesus yang mulia, yakni manusia
yang ideal dan universal.[4]
2.2.Pengertian
Kristologi dalam Ilmu Teologi
Pertanyaan mengenai siapakah Yesus
Kristus, adalah pertanyaan yang penting sekali dijawab oleh setiap orang. Berdasarkan
judul yang telah diberikan, penulis akan berusaha memaparkan Kristologi yang
terdapat dalam injil Lukas. Teologi Dalam pembagian cara lama dan ilmiah,
Kristologi dimasukkan dalam rumpun Teologi Sistematika-Dogmatika. Kristologi
bagi umat Kristen merupakan penyataaan (wahyu) Allah kepada manusia melalui
kedatangan Kristus. Kata 'Kristologi' berasal dari bahasa Yunani, Χριστός
(kristos artinya Kristus) dan λόγος (logos artinya logi, kata-kata, ilmu),
singkatnya; Ilmu tentang Kristus, pembicaraan tentang Kristus ini terkait
dengan umat Kristen memahaminya dalam kehidupan sehari-hari; Yesus pada masa
lampau hingga masa kini, selama perjalanan itulah maka terus digeluti karena
masih terkait dengan masalah-masalah di setiap zaman.
Kristologi dan ajaran Trinitas
tidak dapat dipisahkan satu terhadap yang lainnya, baik dalam sejarah,
sistematika dan dogmatika. Selain itu, aspek penting lain yang menyertai
pembicaraan ini adalah mengenai keselamatan atau soteriologi. Pembicaraan
tentang Kristus merupakan ajaran Kristen yang mempercayai Yesus Kristus sebagai
Tuhan. Perdebatan tentang Ketuhanan Yesus masih berlangsung sampai saat ini
(setidaknya pada beberapa kalangan). Adanya perdebatan seputar paham Trinitas
(Allah Bapa, Putera dan Roh Kudus) yang berbeda-beda, utamanya tampak dalam
pemikiran Ireneus, Tertulianus dan Origenes pada masa lampau. Sampai saat ini
masih ada perdebatan tentang keilahian mengenai kemanusiaan Kristus dan Keilahian
Kristus terus terjadi. Tetapi dengan hal ini penulis setuju dengan bebarapa
pakar yang bisa diketahui dari uraian seorang tokoh dalam Gereja Katolik Roma,
Karl Rahner pada tahun 1960an yang menegaskan kembali bahwa Yesus adalah
seratus persen Allah dan seratus persen manusia.[5]
Konsili Nicea menegaskan Kristus sehakikat dengan Allah Bapa, konsili Efesus Neotorianisme,
menekaknkan kembali bahwa Yesus adalah Tuhan dan manusia itu, adalah satu dan
sama. Konsili Chalcedon menegaskan Yesus Kristus sungguh Tuhan dan sunggu
manusia yang bersatu dalam satu pribadi Ilahi tak tercampur, terbagi dan tak
terpisah. Ada hal yang lebih lanjut
mengenai Injil Lukas ini yaitu:
2.2.1. Pokok-pokok
yang menonjol
2.2.1.1.Pribadi
Kristus, Lukas memperkenalkan Yesus sebagai Anak Allah (Luk 1:35), tetapi
terutama sekali sebagai Anak Manusia.
2.2.1.2.Pekerjaan
kristus dalam rangka penebusan. Ayat-ayat yang menyebutkan soal anugrah dan
berita kesukaan terdapat Injil ini. Kristus adalah Jururselamat manusia (Luk
19:10).
2.2.1.3.Pekerjaan
Roh Kudus, Roh kudus lebih banyak disebutkan dalam Injil Lukas dibandingkan
dengan dalam Injil Matius dan Markus.
2.2.1.4.Pelayanan
Kristus kepada orang bukan Yahudi (Luk 2:32).
2.2.1.5.Kebutuhan
orang-orang yang berkedudukan rendah. Kaum perempuan (Luk 8:1-3, 24:10,
10:38-42 dan 18:1-8), anak-anak, dan mereka yang dibuang oleh masyarakat sering
diceritakan dalam Injil ini.
2.2.1.6.Lukas
melukiskan Yesus sebagi seorang yang tidak menolak musuh-musuh-Nya, tetapi
menyanmpaikan kebenaran kepada mereka.
2.2.1.7.Perspektif
sejarah, fakta sejarah sangan ditekankan dalam Injil ini.
2.2.1.8.Doa-doa
Yesus, Doa Yesus merupakan bagian yang menonjol dalam Injil ini.
2.2.2. Bagian
yang khusus
2.2.2.1.Cerita
tentang “Masa Kecil” Yesus dan Yohanes pembaptis (Pasal 1 dan 2).
2.2.2.2.Perjalanan
Lawatan, dikenal sebagai sisipan utama (Luk 9:51- 13:14).
2.2.2.3.Perjalanan
ke Emaus (Pasal 24).[6]
2.3.
Kristologi dalam Injil Lukas
Dalam Injil Lukas Yesus digambarkan
sebagai seorang ramah dan menyenangkan, bahkan Dia disebut sebagai “sahabat pemungut
cukai dan orang berdos” (Luk 7:34). Dan Dia sendiri menempatkan diri-Nya
sebagai pelayan ditengah-tengah murid-murid-Nya (Luk 22:17). Sejak kecil Yesus
dikisahkan sebagai seorang anak yang menyenangkan (Luk 2:40,46, 52). Ia merasa
sedih bahkan menangis melihat orang-orang yang tidak mau percaya kepada-Nya
(Luk 13:34, 19:41).
Mengenai kehidupan kerohanian-Nya
Yesus biasa beribadah dirumah ibadah pada hari sabat (4:16) dan Ia selalu
mempunyai kehidupan berdoa (3:21, 5:16, 6:12, 9:18, 28-29). [7]
2.3.1. Yesus
sebagai Anak manusia
Ada beberapa kisah tentang “Anak
manusia yang hanya dicatat oleh Lukas yaitu:
2.3.1.1. Lukas
17:22
“Dan
Ia berkata kepada murid-murid-Nya: “Akan datang waktunya kamu ingin melihat
satu dari pada hari-hari Anak manusia itu
dan kamu tidak akan melihatnya”. Apa yang dimaksud dengan “hari-hari Anak
Manusia”? salah satu artinya kemungkinan ialah menunjuk kepada hari-hari Anak
Manusia dalam masa pelayanan-Nya, terutama pada waktu Ia dimuliakan diatas
gunung, kisah kebangkitan dan kenaikan-Nya ke sorga. Inilah yang dimaksud
dengan “hari-hari Anak Manusia”, yaitu masa pelayanan Yesus yang penuh dengan
anugerah dan pengalaman rohani yang begitu berharga.
2.3.1.2. Lukas
18:8
“Aku
berkata kepadamu: Ia akan segera membenarkan mereka. Akan tetapi, jika Anak Manusia itu datang, adakah Ia
mendapati iman dibumi?”. L. Morris mengkhawatirkan bahwa pada waktu itu, yaitu
menjelang akhir zaman, terutama pada waktu Anak Manusia datang, akan kedapatan
banyak orang yang tidak beriman. Hal ini sesuai dengan akhir zaman yang
mengatakan: “pada waktu itu kamu akan diserahkan supaya kamu disiksa, dan kamu
akan dibunuh dan kamu akan dibenci semua bangsa oleh karena nama-Ku, dan banyak
orang akan murtad dan mereka akan saling menyerahkan dan saling membenci,
tetapi orang yang bertahan sampai pada kesudahannya akan selamat” (Mat 24:9-13,
Mrk 13:12-13). Ayat-ayat ini patut menjadi fokus perhatian.
2.3.1.3. Lukas
19:10
“Sebab
Anak Manusia datang untuk mencari dan menyelamatkan yang hilang.” Dalam awal
pelayanan Tuhan Yesus Ia telah mengatakan: Aku datang bukan untuk memanggil
orang benar, tetapi orang berdosa, supaya mereka bertobat (Luk 5:32). Dari dua
kalimat diatas dapat disimpulkan bahwa semua orang telah berbuat dosa sehingga
mereka dikatakan telah hilang atau tersesat. Dan Anak Manusia datang untuk menyelamatkan mereka dari belenggu dosa
mereka. Istilah “datang” dapat dilihat dari dua sisi. Ia datang dari sorga,
disini menunjukkan pada pra-eksistensi dan keilahian-Nya. Dan tujuan
kedatangan-Nya ialah untuk mencari dan menyelamatkan yang hilang. Disinilah Ia
mencari dan menyelamatkan Zakheus dan keluarganya, sebagaimana yang disimpulkan
dalam Lukas 19:10.
2.3.1.4. Lukas
21:36
Disni
adalah salah satu contoh penggunaan istilah “Anak Manusia” yang berkenan dengan
Prousia. Bagi seseorang yang bisa tahan berdiri dihadapan Anak Manusia tentunya
berarti bahwa ia mewarisi kerajan Allah dan memiliki kehidpan kekal dalam arti
yang sepenuhnya, yang disebut the ultimate
salvation, yang dalam kitab Kitab Wahyu dikatakan “Lihatlah, kemah Allah
ada ditengah-tengah manusia dan Ia akan diam bersama-sama dengan mereka. Mereka
akan menjadi umat-Nya dan Ia akan menjadi Allah mereka. Dan Ia akan menghapus
segala air mata dari mata mereka, dan maut tidak akan ada lagi; tidak akan ada
lagi perkabungan, atau ratap tangis, atau dukacita, sebab segala sesuatu yang
lama itu telah berlalu” (Luk 21:3-4).[8]
2.3.2. Yesus
sebagai Mesias (Luk 2:11,26, 4:18,41)
Lukas banyak
sekali menyebutkan Yesus sebagai Mesias atau Kristus. Kita tahu bahwa Yesus
disebut Kristus begitu Ia lahir (Luk 2:11,26). Ketika Ia berkhotbah di Nazaret
Ia diurapi oleh Roh Tuhan yang menandakan bahwa Ia adalah Kristus (Luk 4:8).
Namun Ia dengan keras melarang roh-roh jahat menyiarkan berita bahwa Ia adalah
Mesias (Luk 4:41). Hal ini bukan berarti bahwa Yesus bukan Mesias atau Ia
merahasiakan ke-Mesiasan-Nya, melainkan Ia tidak mau roh-roh jahat itu sebagai
juru bicara-Nya. Ketika Yesus disalib dua kali Ia dicemooh orang dengan
sindiran sebagai Kristus (Luk 23:35, 39). Tetapi sesudah kebangkitan Yesus
sendiri, yang nota-bene telah bangkit dari kematian, dua kali mengatakan bahwa
Mesias harus menderita untuk masuk kedalam kemuliaan (Luk 24:26, 46). Bagaimana respon dari mansia dalam menghadapi
pemberitaan Yesus sebagai Mesias? Terhadap pemberitaan ini kita dipanggil untuk
bertobat dan percaya (Luk 5:32). Bagi Lukas sejak lahir Yesus adalah Tuhan dan
Kristus (Luk 2:11), bahkan sebelum Yesus lahir, Iapun telah disebutkan “Anak
Allah” (Luk 1:35).
Lukas sering
menggunakan istilah “dalam nama Yesus kristus”. Dari sini dapat dilihat bahwa
Lukas menaruh bobot yang cukup berarti pada nama persosn Kristus itu. Memang
seperti pada umumnya nama mewakili sifat, karakter dan pribadi seseorang. [9]
2.3.3. Yesus
sebagai Tuhan
Dari nama-nama Tuhan Yesus yang
sering dipakai oleh penulis Alkitab ialah “Tuhan” (103 kali di Injil Lukas).
Padahal Yesus hanya dipanggil sebagai Juruselamat hanya 18 kali dalam seluruh
Perjanjian Baru. Memang Yesus sebagai Tuhan sangat nyata dalam tulisan Lukas,
bahkan Yesus disebut sebagai Tuhan begitu Ia lahir (Luk 2:11). Dalam pasal
satupun sebelum Yesus lahir Ia telah beberapa kali disebut sebagai Tuhan (Luk
1:43-45,76). Ketika Simon Petrus diperintahkan Tuhan menebarkan jalanya untuk
menangkap ikan, ia berdalih sambil mengatakan: Guru, telah sepanjang malam kami
bekerja keras dan kami tidak menangkap apa-apa”
Tetapi setelah ia menyaksikan, mengalami dan memperoleh banyak ikan ia
mengatakan: “Tuhan, pergilah dari
padaku, karena aku ini orang berdosa (Luk 5:5,8). Dalam mengisahkan Yesus
membangkitkan anak muda di Nain, Lukas juga menyebutkan Yesus sebagai Tuhan (Luk 7:13). Kisah pengutusan tujuh
puluh murid untuk memberitakan Injil
(Luk 10:1 (Luk10:1), kisah Yesus mengunjungi rumah Marta dan Maria,
Yesus disebut dua kali sebagai Tuhan (10:39,41).[10]
2.3.4. Nama-nama
lain Yesus dalam injil Lukas
Nama-nama lain Yesus yang dicatat
dalam Injil Lukas: Ia dipanggil sebagai Guru/Rabi (5:5, 8:24,45; 9:33,38,
10:25, 17:13). Tiga kali Lukas memanggil Yesus sebagai Juruselamat (2:11,
13:23). Nabi (Luk 7:16, 9:8,19. 13:33, 24:19). Yesus juga dipanggil sebagai
Orang Benar (Luk 7:52, 22:14, 23:47). Dan akhirnya Ia adalah Raja (Luk 19:38,
23:2-3, 37-38).[11]
Bab
III
Penutup
3.1.Kesimpulan
Dari semua pemaparan dan pembahasan
yang telah dijelaskan dari awal hingga akhir, maka dapat disimpulkan bahwa
Pribadi Yesus saat Dia ada di dunia ini adalah Dia adalah Allah dan Dia sebagai
manusia yang sejati. Penulis Injil Lukas adalah Lukas, dimana Tema
dari injil Lukas adalah Yesus,
Juruselamat yang Ilahi dan Manusiawi Injil. Lukas adalah kitab pertama dari
kedua kitab yang dialamatkan kepada seorang bernama Teofilus (Luk 1:1,3;
Kis 1:1).
Pokok
istimewa yang ditekankan oleh injil Lukas adalah kemanusiaan Yesus. Sama
seperti para pengarang kitab-kitab Injil lainnya, iapun menggambarkan Yesus
sebagai anak Allah; tetapi ia lebih banyak melukiskan rasa kasih Yesus terhadap
mereka yang lemah, menderita dan dibuang dari masyarakat ramai. Pribadi
Kristus, Lukas memperkenalkan Yesus sebagai anak Allah (Luk 1:35), tetapi
terutama sekali sebagai Anak Manusia.
Pekerjaan kristus dalam rangka
penebusan. Ayat-ayat yang menyebutkan soal anugerah dan berita kesukaan
terdapat Injil ini. Kristus adalah Jururselamat manusia (Luk 19:10). Pekerjaan
Roh Kudus lebih banyak disebutkan dalam Injil Lukas dibandingkan dengan dalam
Injil Matius dan Markus. Pelayanan Kristus kepada orang bukan Yahudi (Luk
2:32). Pesan Utamanyalah ,”Sebab Anak Manusia datang untuk mencari dan
menyelamatkan yang hilang” (Luk 19:10).[12]
Ia mengetengahkan Yesus Kristus sebagai Anak Manusia yang berbelaskasihan, yang
datang untuk hidup ditengah orang-orang berdosa, mengasihi, menolong dan mati
bagi mereka. Dan dapat disimpulkan Lukas menekankan untuk semua orang adalah
pada keuniversalan Yesus Kristus dan Penyelamatan-Nya: “Kesukaan besar untuk
seluruh bangsa” (Luk 2:10)
[3] Wareen
W. Wiersbe, 2002. Biarlah Dunia
Mengetahui Bahwa Yesus Peduli (Bandung: Yayasan Kalam Hidup). hlm. 7.
[10] Ibid., hal. 75-76
[11] Ibid., hal. 79
[12] Jasper
Klapwijk, 2015. Kabar Baik Dari Perjanjian
Baru (Jakarta: Yayasan Komunikasi Bina Kasih). hlm.54-55.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar