Selasa, 20 Maret 2018

Kristologi di dalam Injil Lukas


by: Desy Ratna Sari
 Kristologi dalam Injil Lukas


Bab  I
Pendahuluan
1.1. Latar Belakang Masalah
Yesus merupakan seorang tokoh yang menimbulkan perdebatan semasa hidup-Nya. Kehidupan dan karya Yesus menjadi sorotan dari orang-orang yang hidup pada zaman-Nya. Pada awal kemunculan- Nya, orang-orang yang hidup di sekitar-Nya melihat dan mengalami bersama kehidupan dan karya yang dilakukan oleh-Nya. Mujizat-mujizat yang dilakukan Yesus, membuat orang-orang mulai bertanya, siapakah gerangan orang ini, sehingga Dia dapat melakukan perbuatan- perbuatan ajaib. Respon tertulis terhadap Yesus itu, muncul ketika Ia sudah menghilang dari  sejarah, yang sekarang dapat dilihat dalam bentuk karangan-karangan yang dikumpulkan dalam Perjanjian Baru. Apa yang Perjanjian Baru ungkapkan tentang Yesus, bukanlah semata-mata merupakan suatu laporan sejarah tentang kehidupan dan karya-Nya, tentang apa yang diamati dan dialami oleh orang-orang yang hidup di zaman-Nya, melainkan semuanya itu merupakan kesaksian iman kepercayaan orang-orang Kristen kepada Yesus. Dan yang menyoroti tentang Yesus salah satunya adalah Injil Lukas. Ada beberapa hal yang disoroti oleh Injil tentang Kristologi yaitu Yesus sebagai Anak Manusia, Yesus sebagai Mesias dan Yesus sebagai Tuhan. Penulis akan membahas lebih lanjutnya dalam Bab II.
1.2.Rumusan  Masalah
1.2.1.       Apa pengertian Kristologi dalam ilmuTeologi?
1.2.2.       Bagaimana Kristologi dalam Injil Lukas?
1.3.Tujuan
Dalam penulsan paper ini berkaitan dengan judul yaitu Kristologi dalam Injl Lukas, penulis ingin mencoba memberikan penjelasan yang didapat dari beberapa sumber buku yang membahas Kristologi dalam Injil Lukas.



Bab II
Pembahasan
2.1. Latar Belakang Injil Lukas
Penulis Injil Lukas adalah Lukas, dimana tanggal penulisan Injil ini adalah Tahun 60-63. Tema injil Lukas adalah Yesus, Juruselamat yang Ilahi dan Manusiawi Injil. Lukas adalah kitab pertama dari kedua kitab yang dialamatkan kepada seorang bernama Teofilus (Luk 1:1,3; Kis 1:1). Lukas adalah satu-satunya orang bukan Yahudi yang menulis sebuah kitab di dalam Alkitab (Kol 4:14).[1] Roh Kudus mendorong dia untuk menulis kepada Teofilus guna memenuhi suatu kebutuhan dalam jemaat yang terdiri dari orang bukan Yahudi akan kisah yang lengkap mengenai permulaan kekristenan
Dari surat-surat Paulus, kita mengetahui bahwa Lukas adalah seorang saudara "yang kekasih, seorang dokter" (Kol 4:14) dan seorang teman sekerja Paulus yang setia (2Tim 4:11; File 1:24). Dari penulisan Lukas sendiri kita mengetahui bahwa ia seorang yang berpendidikan tinggi, penulis yang terampil, sejarahwan yang teliti dan teolog yang diilhami. Ketika ia menulis Injilnya, agaknya gereja bukan Yahudi belum memiliki Injil yang lengkap atau yang tersebar luas mengenai Yesus. Matius menulis Injilnya pertama-tama bagi orang Yahudi, sedangkan Markus menulis sebuah Injil yang singkat bagi gereja di Roma. Orang percaya bukan Yahudi yang berbahasa Yunani memang memiliki kisah-kisah lisan mengenai Yesus yang diceritakan oleh para saksi mata, juga intisari tertulis yang pendek tetapi tidak suatu Injil yang lengkap dan sistematis (Luk 1:1-4). Jadi, Lukas mulai menyelidiki segala peristiwa itu dengan saksama "dari asal mulanya" (Luk 1:3). Barangkali ia mengerjakan penelitiannya di Palestina sementara Paulus berada di penjara Kaisarea (Kis 21:17; Kis 23:23--26:32), dan menyelesaikan Injilnya menjelang akhir masa itu atau segera setelah ia tiba di Roma bersama dengan Paulus (Kis 28:16). Halley mengatakan, bahwa silsilah Yesus berperan sebagai pembimbing untuk dapat menelusuri kesetiaan Allah dalam sejarah dunia dimana garis keturunan yang dalamnya nyata suatu perjanjian terpelihara selama 400 tahun (Halley,1979)[2].
 Pokok istimewa yang ditekankan oleh injil Lukas adalah kemanusiaan Yesus. Sama seperti para pengarang kitab-kitab Injil lainnya, iapun menggambarkan Yesus sebagai anak Allah; tetapi ia lebih banyak melukiskan rasa kasih Yesus terhadap mereka yang lemah, menderita dan dibuang dari masyarakat ramai. Peradaban Yunani menghasilkan kebudayaan, Filsafat, kebijaksanaan, akal budi keindahan dan pendidikan.           Pesan Utamanyalah ,”Sebab Anak Manusia datang untuk mencari dan menyelamatkan yang hilang” (Luk 19:10). Ia mengetengahkan Yesus Kristus sebagai Anak Manusia yang berbelaskasihan, yang datang untuk hidup ditengah orang-orang berdosa, mengasihi, menolong dan mati bagi mereka. Pesan untuk semua orang yang ditekankan Lukas adalah pada keuniversalan Yesus Kristus dan Penyelamatan-Nya: “Kesukaan besar untuk seluruh bangsa” (Luk 2:10).[3] Sebab itu untuk menarik pikiran Yunani yang bersifat ilmiah, budaya dan filsafat, maka Lukas dalam kisahnya yang agak lengkap, tersusun dan klasikal (mendekati kesenian dan kesusasteraan Yunani), yang dimana Injil ini mendapat julukan “buku terindah dari segala buku yang pernah ditulis” karena Injil ini melukiskan keindahan dan kesempurnaan hidup Yesus yang mulia, yakni manusia yang ideal dan universal.[4]
2.2.Pengertian Kristologi dalam  Ilmu Teologi
Pertanyaan mengenai siapakah Yesus Kristus, adalah pertanyaan yang penting sekali dijawab oleh setiap orang. Berdasarkan judul yang telah diberikan, penulis akan berusaha memaparkan Kristologi yang terdapat dalam injil Lukas. Teologi Dalam pembagian cara lama dan ilmiah, Kristologi dimasukkan dalam rumpun Teologi Sistematika-Dogmatika. Kristologi bagi umat Kristen merupakan penyataaan (wahyu) Allah kepada manusia melalui kedatangan Kristus. Kata 'Kristologi' berasal dari bahasa Yunani, Χριστός (kristos artinya Kristus) dan λόγος (logos artinya logi, kata-kata, ilmu), singkatnya; Ilmu tentang Kristus, pembicaraan tentang Kristus ini terkait dengan umat Kristen memahaminya dalam kehidupan sehari-hari; Yesus pada masa lampau hingga masa kini, selama perjalanan itulah maka terus digeluti karena masih terkait dengan masalah-masalah di setiap zaman.
Kristologi dan ajaran Trinitas tidak dapat dipisahkan satu terhadap yang lainnya, baik dalam sejarah, sistematika dan dogmatika. Selain itu, aspek penting lain yang menyertai pembicaraan ini adalah mengenai keselamatan atau soteriologi. Pembicaraan tentang Kristus merupakan ajaran Kristen yang mempercayai Yesus Kristus sebagai Tuhan. Perdebatan tentang Ketuhanan Yesus masih berlangsung sampai saat ini (setidaknya pada beberapa kalangan). Adanya perdebatan seputar paham Trinitas (Allah Bapa, Putera dan Roh Kudus) yang berbeda-beda, utamanya tampak dalam pemikiran Ireneus, Tertulianus dan Origenes pada masa lampau. Sampai saat ini masih ada perdebatan tentang keilahian mengenai kemanusiaan Kristus dan Keilahian Kristus terus terjadi. Tetapi dengan hal ini penulis setuju dengan bebarapa pakar yang bisa diketahui dari uraian seorang tokoh dalam Gereja Katolik Roma, Karl Rahner pada tahun 1960an yang menegaskan kembali bahwa Yesus adalah seratus persen Allah dan seratus persen manusia.[5] Konsili Nicea menegaskan Kristus sehakikat dengan Allah Bapa, konsili Efesus Neotorianisme, menekaknkan kembali bahwa Yesus adalah Tuhan dan manusia itu, adalah satu dan sama. Konsili Chalcedon menegaskan Yesus Kristus sungguh Tuhan dan sunggu manusia yang bersatu dalam satu pribadi Ilahi tak tercampur, terbagi dan tak terpisah.  Ada hal yang lebih lanjut mengenai Injil Lukas ini yaitu:
2.2.1.      Pokok-pokok yang menonjol
2.2.1.1.Pribadi Kristus, Lukas memperkenalkan Yesus sebagai Anak Allah (Luk 1:35), tetapi terutama sekali sebagai Anak Manusia.
2.2.1.2.Pekerjaan kristus dalam rangka penebusan. Ayat-ayat yang menyebutkan soal anugrah dan berita kesukaan terdapat Injil ini. Kristus adalah Jururselamat manusia (Luk 19:10).
2.2.1.3.Pekerjaan Roh Kudus, Roh kudus lebih banyak disebutkan dalam Injil Lukas dibandingkan dengan dalam Injil Matius dan Markus.
2.2.1.4.Pelayanan Kristus kepada orang bukan Yahudi (Luk 2:32).
2.2.1.5.Kebutuhan orang-orang yang berkedudukan rendah. Kaum perempuan (Luk 8:1-3, 24:10, 10:38-42 dan 18:1-8), anak-anak, dan mereka yang dibuang oleh masyarakat sering diceritakan dalam Injil ini.
2.2.1.6.Lukas melukiskan Yesus sebagi seorang yang tidak menolak musuh-musuh-Nya, tetapi menyanmpaikan kebenaran kepada mereka.
2.2.1.7.Perspektif sejarah, fakta sejarah sangan ditekankan dalam Injil ini.
2.2.1.8.Doa-doa Yesus, Doa Yesus merupakan bagian yang menonjol dalam Injil ini.
2.2.2.      Bagian yang khusus
2.2.2.1.Cerita tentang “Masa Kecil” Yesus dan Yohanes pembaptis (Pasal 1 dan 2).
2.2.2.2.Perjalanan Lawatan, dikenal sebagai sisipan utama (Luk 9:51- 13:14).
2.2.2.3.Perjalanan ke Emaus (Pasal 24).[6]
2.3. Kristologi dalam Injil Lukas
Dalam Injil Lukas Yesus digambarkan sebagai seorang ramah dan menyenangkan, bahkan Dia disebut sebagai “sahabat pemungut cukai dan orang berdos” (Luk 7:34). Dan Dia sendiri menempatkan diri-Nya sebagai pelayan ditengah-tengah murid-murid-Nya (Luk 22:17). Sejak kecil Yesus dikisahkan sebagai seorang anak yang menyenangkan (Luk 2:40,46, 52). Ia merasa sedih bahkan menangis melihat orang-orang yang tidak mau percaya kepada-Nya (Luk 13:34, 19:41).
Mengenai kehidupan kerohanian-Nya Yesus biasa beribadah dirumah ibadah pada hari sabat (4:16) dan Ia selalu mempunyai kehidupan berdoa (3:21, 5:16, 6:12, 9:18, 28-29). [7]
2.3.1.      Yesus sebagai Anak manusia
Ada beberapa kisah tentang “Anak manusia yang hanya dicatat oleh Lukas yaitu:
2.3.1.1.     Lukas 17:22
            “Dan Ia berkata kepada murid-murid-Nya: “Akan datang waktunya kamu ingin melihat satu dari pada hari-hari Anak manusia itu dan kamu tidak akan melihatnya”. Apa yang dimaksud dengan “hari-hari Anak Manusia”? salah satu artinya kemungkinan ialah menunjuk kepada hari-hari Anak Manusia dalam masa pelayanan-Nya, terutama pada waktu Ia dimuliakan diatas gunung, kisah kebangkitan dan kenaikan-Nya ke sorga. Inilah yang dimaksud dengan “hari-hari Anak Manusia”, yaitu masa pelayanan Yesus yang penuh dengan anugerah dan pengalaman rohani yang begitu berharga.
2.3.1.2.     Lukas 18:8
             “Aku berkata kepadamu: Ia akan segera membenarkan mereka. Akan tetapi, jika Anak Manusia itu datang, adakah Ia mendapati iman dibumi?”. L. Morris mengkhawatirkan bahwa pada waktu itu, yaitu menjelang akhir zaman, terutama pada waktu Anak Manusia datang, akan kedapatan banyak orang yang tidak beriman. Hal ini sesuai dengan akhir zaman yang mengatakan: “pada waktu itu kamu akan diserahkan supaya kamu disiksa, dan kamu akan dibunuh dan kamu akan dibenci semua bangsa oleh karena nama-Ku, dan banyak orang akan murtad dan mereka akan saling menyerahkan dan saling membenci, tetapi orang yang bertahan sampai pada kesudahannya akan selamat” (Mat 24:9-13, Mrk 13:12-13). Ayat-ayat ini patut menjadi fokus perhatian.
2.3.1.3.     Lukas 19:10
             “Sebab Anak Manusia datang untuk mencari dan menyelamatkan yang hilang.” Dalam awal pelayanan Tuhan Yesus Ia telah mengatakan: Aku datang bukan untuk memanggil orang benar, tetapi orang berdosa, supaya mereka bertobat (Luk 5:32). Dari dua kalimat diatas dapat disimpulkan bahwa semua orang telah berbuat dosa sehingga mereka dikatakan telah hilang atau tersesat. Dan Anak Manusia datang untuk menyelamatkan mereka dari belenggu dosa mereka. Istilah “datang” dapat dilihat dari dua sisi. Ia datang dari sorga, disini menunjukkan pada pra-eksistensi dan keilahian-Nya. Dan tujuan kedatangan-Nya ialah untuk mencari dan menyelamatkan yang hilang. Disinilah Ia mencari dan menyelamatkan Zakheus dan keluarganya, sebagaimana yang disimpulkan dalam Lukas 19:10.
2.3.1.4.     Lukas 21:36
             Disni adalah salah satu contoh penggunaan istilah “Anak Manusia” yang berkenan dengan Prousia. Bagi seseorang yang bisa tahan berdiri dihadapan Anak Manusia tentunya berarti bahwa ia mewarisi kerajan Allah dan memiliki kehidpan kekal dalam arti yang sepenuhnya, yang disebut the ultimate salvation, yang dalam kitab Kitab Wahyu dikatakan “Lihatlah, kemah Allah ada ditengah-tengah manusia dan Ia akan diam bersama-sama dengan mereka. Mereka akan menjadi umat-Nya dan Ia akan menjadi Allah mereka. Dan Ia akan menghapus segala air mata dari mata mereka, dan maut tidak akan ada lagi; tidak akan ada lagi perkabungan, atau ratap tangis, atau dukacita, sebab segala sesuatu yang lama itu telah berlalu” (Luk 21:3-4).[8]
2.3.2.      Yesus sebagai Mesias (Luk 2:11,26, 4:18,41)
Lukas banyak sekali menyebutkan Yesus sebagai Mesias atau Kristus. Kita tahu bahwa Yesus disebut Kristus begitu Ia lahir (Luk 2:11,26). Ketika Ia berkhotbah di Nazaret Ia diurapi oleh Roh Tuhan yang menandakan bahwa Ia adalah Kristus (Luk 4:8). Namun Ia dengan keras melarang roh-roh jahat menyiarkan berita bahwa Ia adalah Mesias (Luk 4:41). Hal ini bukan berarti bahwa Yesus bukan Mesias atau Ia merahasiakan ke-Mesiasan-Nya, melainkan Ia tidak mau roh-roh jahat itu sebagai juru bicara-Nya. Ketika Yesus disalib dua kali Ia dicemooh orang dengan sindiran sebagai Kristus (Luk 23:35, 39). Tetapi sesudah kebangkitan Yesus sendiri, yang nota-bene telah bangkit dari kematian, dua kali mengatakan bahwa Mesias harus menderita untuk masuk kedalam kemuliaan (Luk 24:26, 46).  Bagaimana respon dari mansia dalam menghadapi pemberitaan Yesus sebagai Mesias? Terhadap pemberitaan ini kita dipanggil untuk bertobat dan percaya (Luk 5:32). Bagi Lukas sejak lahir Yesus adalah Tuhan dan Kristus (Luk 2:11), bahkan sebelum Yesus lahir, Iapun telah disebutkan “Anak Allah” (Luk 1:35).
Lukas sering menggunakan istilah “dalam nama Yesus kristus”. Dari sini dapat dilihat bahwa Lukas menaruh bobot yang cukup berarti pada nama persosn Kristus itu. Memang seperti pada umumnya nama mewakili sifat, karakter dan pribadi seseorang. [9]
2.3.3.      Yesus sebagai Tuhan
Dari nama-nama Tuhan Yesus yang sering dipakai oleh penulis Alkitab ialah “Tuhan” (103 kali di Injil Lukas). Padahal Yesus hanya dipanggil sebagai Juruselamat hanya 18 kali dalam seluruh Perjanjian Baru. Memang Yesus sebagai Tuhan sangat nyata dalam tulisan Lukas, bahkan Yesus disebut sebagai Tuhan begitu Ia lahir (Luk 2:11). Dalam pasal satupun sebelum Yesus lahir Ia telah beberapa kali disebut sebagai Tuhan (Luk 1:43-45,76). Ketika Simon Petrus diperintahkan Tuhan menebarkan jalanya untuk menangkap ikan, ia berdalih sambil mengatakan: Guru, telah sepanjang malam kami bekerja keras dan kami tidak menangkap apa-apa”  Tetapi setelah ia menyaksikan, mengalami dan memperoleh banyak ikan ia mengatakan: “Tuhan, pergilah dari padaku, karena aku ini orang berdosa (Luk 5:5,8). Dalam mengisahkan Yesus membangkitkan anak muda di Nain, Lukas juga menyebutkan Yesus sebagai Tuhan (Luk 7:13). Kisah pengutusan tujuh puluh murid untuk memberitakan Injil  (Luk 10:1 (Luk10:1), kisah Yesus mengunjungi rumah Marta dan Maria, Yesus disebut dua kali sebagai Tuhan (10:39,41).[10]
2.3.4.      Nama-nama lain Yesus dalam injil Lukas
Nama-nama lain Yesus yang dicatat dalam Injil Lukas: Ia dipanggil sebagai Guru/Rabi (5:5, 8:24,45; 9:33,38, 10:25, 17:13). Tiga kali Lukas memanggil Yesus sebagai Juruselamat (2:11, 13:23). Nabi (Luk 7:16, 9:8,19. 13:33, 24:19). Yesus juga dipanggil sebagai Orang Benar (Luk 7:52, 22:14, 23:47). Dan akhirnya Ia adalah Raja (Luk 19:38, 23:2-3, 37-38).[11]








Bab III
Penutup
3.1.Kesimpulan
Dari semua pemaparan dan pembahasan yang telah dijelaskan dari awal hingga akhir, maka dapat disimpulkan bahwa Pribadi Yesus saat Dia ada di dunia ini adalah Dia adalah Allah dan Dia sebagai manusia yang sejati.  Penulis Injil Lukas adalah Lukas, dimana Tema dari  injil Lukas adalah Yesus, Juruselamat yang Ilahi dan Manusiawi Injil. Lukas adalah kitab pertama dari kedua kitab yang dialamatkan kepada seorang bernama Teofilus (Luk 1:1,3; Kis 1:1). Pokok istimewa yang ditekankan oleh injil Lukas adalah kemanusiaan Yesus. Sama seperti para pengarang kitab-kitab Injil lainnya, iapun menggambarkan Yesus sebagai anak Allah; tetapi ia lebih banyak melukiskan rasa kasih Yesus terhadap mereka yang lemah, menderita dan dibuang dari masyarakat ramai. Pribadi Kristus, Lukas memperkenalkan Yesus sebagai anak Allah (Luk 1:35), tetapi terutama sekali sebagai Anak Manusia.
Pekerjaan kristus dalam rangka penebusan. Ayat-ayat yang menyebutkan soal anugerah dan berita kesukaan terdapat Injil ini. Kristus adalah Jururselamat manusia (Luk 19:10). Pekerjaan Roh Kudus lebih banyak disebutkan dalam Injil Lukas dibandingkan dengan dalam Injil Matius dan Markus. Pelayanan Kristus kepada orang bukan Yahudi (Luk 2:32). Pesan Utamanyalah ,”Sebab Anak Manusia datang untuk mencari dan menyelamatkan yang hilang” (Luk 19:10).[12] Ia mengetengahkan Yesus Kristus sebagai Anak Manusia yang berbelaskasihan, yang datang untuk hidup ditengah orang-orang berdosa, mengasihi, menolong dan mati bagi mereka. Dan dapat disimpulkan Lukas menekankan untuk semua orang adalah pada keuniversalan Yesus Kristus dan Penyelamatan-Nya: “Kesukaan besar untuk seluruh bangsa” (Luk 2:10)



[1] Dr. B. J. Boland, 2000. Tafsiran Alkitab Injil Lukas (Jakarta: BPK Gunung Mulia). hlm.4.
[2] Pdt. Dr. Marulak Pasaribu, 2005. Eksposisi Injil Sinoptik (Malang: Yayasan Gandum Mas). hlm.203
[3] Wareen W. Wiersbe, 2002. Biarlah Dunia Mengetahui Bahwa Yesus Peduli (Bandung: Yayasan Kalam Hidup). hlm. 7.
[4] Henry H. Halley, 1965. PENUNTUN KEDALAM PERJANJIAN – BARU,  Surabaya: YAKIN). hlm. 88.
[5] https://id.wikipedia.org/wiki/Kristologi. diakses 18 Januari 2017, pukul 09:49 Wib.
[6] Irving L. Jensen, 2000. Lukas (Bandung: Yayasan Kalam Hidup). hlm.19-20.
[7] Dr. David Iman Santoso, 2012. Theologi Lukas (Malang: Literatur Saat). hlm.67-75.
[8] Ibid., hal.68-71
[9] Ibid., hal.71-74
[10] Ibid., hal. 75-76
[11] Ibid., hal. 79
[12] Jasper Klapwijk, 2015. Kabar Baik Dari Perjanjian Baru (Jakarta: Yayasan Komunikasi Bina Kasih). hlm.54-55.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar