Kamis, 29 Maret 2018

Ringkas Buku Teologi Kristen Volume 3


  Keselamatan - Gereja - Akhir Zaman



Bagian sepuluh :  Keselamatan

Aneka Pemikiran tentang Keselamatan
69-74               Perincian yang Berbeda tentang pemikiran Keselamatan,teradapa berbagai pendapat mengenai  bagaimana hubungan di antara keselamatan dengan waktu. Ada yang menganggap keselamatan sebagai satu pristiwa tunggal pada permulaan kehidupan Kristen. Terdapat sebuah pendapat jika keselamatan merupakan sebuah hal atau cara untuk memulihkan hubungan yang telah putus. Persoalanya adalah bagaimana memperoleh keselamatan tersebut. Bagaimana keselamatan dapat di peroleh, apakah di peroleh dengan cara di sebar atau sebuah cara yang lahiriah
                        Salah satu hal yang penting juga adalah bagaimana arah keselamatan tersebut. Dalam sebuah teori percaya jika orang-orang telah berubah pada akhirnya akan mengubah masyarakat di sekitar, bukan hanya masyarakatnya saja, tetapi seluruh bagian yang dalam masyarakat. Dengan demikian jangkauan keselamatan akan semakin luas, dengan menerima Yesus secara pribadi agar dapat di selamatkan dan hal ini akan di lauka oleh seluruh orang. Dengan memiliki sebuah objek suatu pemulihan yang akan mencangkup tatanan semesta alam ini.  

Pemahaman-pemahaman Masa Kini tentang Keselamatan
75-98               Terdapat beberapa pemahaman-pemahaman mengenai keselamatan, diantaranya adalah teologi Pembebasan yang dimana yang menekankan dimana penindasan terhadap orang-orang yang tidak berkusa oleh orang-orang yang berkuasa. Dengan menggunakan cara yang berbeda-beda sesuai dengan situasi yang khusus itu. Selanjutnya adalah Teologi Eksitensial. Dimana pandangan ini mementingkan sebuah pengetahuab yang obyektif dan subjektif dengan mengunakan teori demitologis.

Yang mendahului Keselamatan: Predestinasi
99-125             Perkembangan Historis Doktrin Ini  sangat baragam, do mulai dari seorang okoh yang bernama Pelagimus,, di susul oleh tokoh yang bernama Agustinus dengn teorinya. Johanes kelvin dengan teori yang terkenalnya dan di lanjutkan oleh anak didiknya Beza dan di tentang oleh Armenius dan Jhon Wesley.  
                        Berbagai Pandangan tentang Predestinasi. Di sini ada beberapa teori yang di kemukakan. Teori Yang  pertama Bernama Calvinisme.yang terkenal dari tokoh ini adalah teori TULIP. Yaitu : Total Depravity (kerusakan moral secara total) Unconditional Presdestinasi (presdestinasi tanpa syarat), Limited Atonement (penebusan yang terbatas), Irresistible Grace (Anugerah yang tak tertahan), dan Perseverance (kegigihan). Yang kedua adalah armenianisme. Di dalam teori ini Allah mengiginkan semua manusia d selamatkan. Dalam teori yang Barth sampaikan adalah golongan yang terpilih dengan golongan yang di tolak, diantara orang percaya dan orang yang tidak percaya, karena semua telah dipilih.


Awal Keselamatan: Aspek-aspek Subyektif
133-160           Panggilan yang Menginsafkan dalam arti adalah Panggilan khusus artinya bahwa Allah bekerja secara khusus dan efektif di dalam diri mereka yang terpilih, memampukan mereka untuk menanggapi dalam pertobatan. Panggilan khusus ini dalam banyak hal sama dengan yang dinamakan anugerah. Dikaruniakan pada mereka yang terpilih.  
                        Urutan Logis: Panggilan yang menginsafkan, masalah ini yang secara tradisional yang telah memisahkan golongan Armenian dan golongan kalvinis. Dengan demikian panggilan khusus itu karya Roh Kudus yang menginsafkan. Karya ini bukan karena perubahan yang keseluruhan dan merupakan kelahiran baru.
                        Pertobatan, pertobatan adalah gambaran mengenai berbalik dari dosa di dalam PL dan PB. Pertobatan merupakan sebuah kesatuan yang terdiri dari dua aspek yang dapat dibedakan, tetapi tidak dapat dipisahkan yaitu penyesalan dan iman. Penyesalan adalah tindakan orang yang tidak percaya yang meninggalkan dosa sedangkan iman aalah orang yang berpaling kepada Kristus.
                        Kelahiran Kembali, yang mendasari doktrin kelahiran kembali ialah suatuanggapan tentang sifat manusia. Sifat manusia perlu diubah. Manusia itu mati secara rohani sehingga memerlukan kelahiran yang baru, atau kelahiran rohani. Sekalipun kelahiran kembali merupakan kejadian dalam seketika, peristiwa itu sendiri bukan akhir.
                        Implikasi dari Panggilan yang Menginsafkan, Pertobatan, dan Kelahiran Kembali. Awal kehidupan Kristen menuntut kesadaran terhadap keadaan berdosa seseorang serta suatu tekad untuk meninggalkan kehidupan yang mementingkan diri sendiri atau bertobat sehingga orang tersebut dapat mengalami kelahiran baru.  

Awal Keselamatan: Aspek-aspek yang Obyektif
161189            Persatuan dengan Kristus. Sisi lain dari hubungan ini ialah bahwa Kristus dikatakan berada di dalam diri orang percaya. Pengalaman yang dinyatakan sebagai dialami orang-orang percaya bersama Kristus. Dan biasanya memiliki sebuah ciri yaitu persatuan dengan Kristus yang berkenan dengan hukum.
                         Pembenaran adalah sebuah peristiwa dimana kita di ampuni dan dinyatakan telah berhasil memenuhi hukum Allah. Dan ini adalah sebuah hal yang berkenan dengan ketentuan hukum. Yang dimana Allah adalah sebagai pembela dengan kita.


Lanjutan Keselamatan
 191-216          Penyucian merupakan tindakan lanjutan Allah di dalam kehidupan orang percaya yang menjadikanya benar-benar kudus. Pengertian yang lainya adalah kebaikan moral atau kelayakan rohani. Perilaku mereka harus sesuai dengan dengan kedudukan mereka. Kehidupan mereka harus murni dan penuh dengan kebajikan. 
                        Kehidupan Kristen harus memiliki sebuah hubungan yang dimana kita menyatu dengan Kristus. Dengan demikian kita akan memiliki kehidupan yang berbuah banyak di dalam kehidupan ini. Gambaranya adalah seperti sebuah persahabatan.

Penyelesaian Keselamatan
218-243      Ketekunan adalah doktrin tidaklah berdiri sendiri, melainkan merupakan bagian yang penting dari system teologi Calvinis. Doktrin pemilihan dan angerah yang manjur secara logis mengandung arti kepastian keseamatan dari orang-orang yang menerima berkat ini.

245-273           Pemuliaan bersifat multidimensi. Pokok ini meliputi  eskatologi individual maupun eskatologi kolektif. Pokok ini meliputi penyempurnaan sifat rohani orang percaya yang terjadi pada saat kematianya ketika Kristen berpindah langsung kehadiratNya.


Bagian Sebelas: Gereja
Sifat Gereja
277-289           Memahami Arti Gereja tentunya akan mengalami kesulitan. Karena banyaknya definisi-definisi yang ada tentang gereja. Istilah gereja jika dalam bahasa yunani biasa “Kuriakos ” yang memiliki arti “menjadi milik Tuhan” dan jika dalam perjanjian baru biasa di gunakan kata “Eklesia.” Dimna perkumpulan-perkumpulan melakukan sebuah perkumpulan di suatu tempat tertentu dan pada saat tertentu pula. Dan jika gereja itu bersifat universal tentunya akan memungkinkan kita untuk lebih memahami dengan mudah di dalam Perjanjian Baru.
290-300           Gambaran-gambaran Alkitab tentang Gereja ada beberapa macam. Gereja dapat di gambarakan dengan menggunakan kata Umat Allah. Di sini menakankan inisiatif Allah dalam memilih gereja tersebut. Disini Allah menciptakan sebuah umat bagi diriNya bukan memilih sebuah bangsa dan menjadikan umat. Gereja juga sering di artikan dengan menggunakan istilah “Tubuh Kristus”. Di sini menekankan jika gereja merupakan tempat kegiatan Kristus pada saat ini. Dan adanya sebuah pengertian adanya sebuah ketergantungan. Gereja sebagai Bait Roh Kudus. Gereja pada saat ini di diami oleh Roh Kudu
                        Persoalan-persoalan Khusus yang harus dihadapi terdapat 4 persoalan. Yang pertama adalah gereja bukan berbicara mengenai kerajaan Allah, tetapi lebih kepada sebuah manifestasi dari kerajaan Allah atau pemerintahan Allah.yang kedua adalah gereja sebagai pengganti Israel atau Israel rohani. Kerena Israel jasmani telah gagal dalam melaksanakan tugasnya. Dan dalam keseharianya gereja ada yang kelihatan dan ada yang tidak kelihatan.

Peranan Gereja
313-340           Penginjilan adalah untuk mengabarkan Injil dan itu adalah sebuah perintah. Setiap orang atau lebih spesifiknya seorang murid pergi untuk memberitakan Injil tidaklah sendirian tetapi dengan penyertaan Yesus. Dan Yesuslah yang menugaskanya. Tugas ini di berikan sampai ke ujung bumi. Atau lebih jelasnya sampai semua manusia mendengar kabar keselamatan tersebut.
                        Pembinaan adalah hal yang di tekankan oleh Tuhan. Pembinaan dapat dilakukan dengan melakukan persekutuan, pendidikan atau pengajaran. Gereja harus memiliki inovasi-inovasi dalam melakukan pembinaan jemaat. Sesuai dengan kemajuan zaman pada saat ini.
                        Penyembahan adalah kegiatan menyembah, memuji, dan memuliakan Tuhan, dan itu adalah hal yang di lakukan dalam perjajian lama dan perjanjian Baru. Dalam hal ini harus memfokuskan pada siapa Allah itu dan bukan berfokus pada diri sendiri.
                        Keprihatinan Sosial yang ada di sekitar gereja. Gereja harus menjadi pribadi yang memperhatikan setiap orang yang ada di sekitar lingkunganya. Dengan memancarkan kasih Tuhan kepada setiap orang yang ada. Dengan demikian nama Tuhan akan di muliakan.
                        Inti Pelayanan Gereja: Injil di beritakan kepada semua orang yang belum percaya kepada Tuhan. Tuhan mempercayakan hal itu kepada semua orang percaya dan itu menjadi sebuah hal yang membuat ciri dari kekristenan tersebut sendirinya. Kegiatan Yesus setelah di babtis dan melakuakn puasa dia langsung memberitakan Injil.
                        Sifat Gereja juga sangat penting untuk di bahas. Kerena sifat Gereja adalah hal yang penting untuk di pelajari bagi setiap kita. Gereja harus mempuyai kesedian untuk melayani setiap masyarakat yang ada. Tidak memandang siapa orang itu. Dengan memiliki kemampuan menyesuaikan diri dengan lingkungan yang ada.
Pemerintahan Gereja
342-362           Bentuk-bentuk Pemerintahan Gereja ada beberapa macam bentuk, pemerintahan gereja ada yang berbentuk Episkopal. Episkopal, Pimpinan tertinggi yang mengambil keputusan yang mutlak. Segala keputusan yang ada di ambil oleh pemimpin yang ada di dalam gereja. Ada yang berbentuk Presbiterian. Presbiterian, kepemimpinan ditentukan oleh para pemimpin di tingkat Sinode. Ada yang berbentuk Konggresional yang dimana Kongregasional Sinodal, kepemimpinan dipimpin dan ditentukan oleh Jemaat lokal, tetapi tetap ada konsultasi dengan pihak sinode. Bahkan ada gereja yang tidak mempuyai system kepemimpinan.
362-367           Menyusun Sistem Pemerintahan Gereja Masa Kini. Setelah mempelajari beberapa sistem pemerintahan gereja, timbul pertanyaan yang harus dijawab, “Sistem pemerintahan gereja manakah yang memenuhi kebutuhan dan tuntutan gereja pada masa kini?”. Yang dimaksud dengan gereja masa kini ialah gereja yang berlandaskan dan Perjanjian Baru. Untuk menjawab pertanyaan tersebut diatas, perlu diadakan penelitian dan penyelidikan tentang nilai-nilai dan pola-pola kepemimpinan gereja yang berdasarkan Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru
Upacara Penerimaan sebagai Anggota Gereja: Baptisan
369-394           Ada beberapa Pemahaman Dasar tentang Makna Baptisan yang ada di dalam gereja-gereja. Memang babtisan bukanlah suatu hal yang akan menyelamatkan. Tetapi seseorang akan di babtis karena Babtisn merupakan sarana penyaluran anugarah keselamatan yang telah Tuhan berikan kepada setiap kita. Babtisan sebagai tanda dan meterai perjanjian jika kita telah di selamatkan oleh Tuhan Kita Yesus Kristus.seorang percayadi Babtis karena babtisan itu merupakan tanda perjanjian keselamatan kita.memang tindakan Babtisan tidak menyampaikan manfaat rohani atau berkat yang secara langsung dapat kita terima. Karena Babtisan menyakini sebelumnya adanya iman dan keselamatan yang dihasilkan oleh iman.
                        Penyelesaian Masalah-Masalah yang ada di dalam babtisan. Babtisan mempuyai sebuah makna adalah sebuah pengganti upacara sunat sebagai suatu tanda bahwa orang telah diterima ke dalam perjanjian. Tetapi pandangan ini merupakan suatu hal yang sebenarnya di tolak di dalam Perjanjian baru. Karena pernjajian baru sendiri dengan tegas mengatakan jika sunat harus di ganti dengan suatu hal yang batiniah. Dengan demikian tindakan babtisan merupakan tindakan iman serta kesaksian bahwa seorang telah dipersatukan dengan Kristus dalam kematian dan kebangkitanya. Babtisan juga merupakan suatu pernyataan umum yang sangat jelas.  
                        Seorang yang dapat menerima sebuah babtisan memang sulit untuk di katakana. Karena ada di beberapa gereja seorang bayi sudah dapat menerima sebuah babtisan, ada juga pandangan jika seorang dapat di babtis jika telah memiliki iman. Untuk hal itu harus sesuai dengan Firman Tuhan. Firman Tuhan tidak pernah berkata jika seorang bayi dapat di babtis. Tetapi hanya seorang yang telah memiliki iman dapat di babtis.
                        Cara melaksanakan sebuah babtisan dalam beberapa gereja beraneka ragam, ada yang menggunakan babtis percik, babtis bendera da nada yang membabtis dengan cara selam. Di sini kita mengetahui jika babtisan memiliki cara yang berbeda-beda. Tetapi perlu di ingat jika babtisan adalah hal yang sanat penting. Karena babtisan merupakan sebuah tanda dari persekutuan orang percaya dengan Tuhan Yesus Kristus.

Ritus Lanjutan Dari gereja: Perjamuan Kudus
395-400           Pokok-Pokok Persetujuan bersifat luas dan sangat penting. Setelah kita meneliti pokok-pokok tersebut, kita akan mudah mengenali bidang-bidang dimana terdapat ketidakcocokan. Perjamuan adalah hal yang penting dan tentunya dapat diterima oleh semua denominasi gereja. Karena ini Ditetapkan oleh Kristus sendiri. Dan ini harus di lakukan oleh gereja-gereja Tuhan. Tentunya Perjamuan ini mengalami Perlunya pengulangan. Dan tentunya bersumber pada Yesus sendiri. Dan ini merupakan suatu bentuk pernyataan yang langsung dari Yesus sendiri. Suatu bentuk pernyataan yang langsung di katakana oleh Tuhan Yesus Kristus kepada murid-muridNya.
401-424           Keuntungan rohani bagi peserta terbatas pada pengikut kristus, karena hanya pengikut Kristus yang hanya boleh mengikuti perjamuan kudus. Orang-orang yang belum mengenal Tuhan di larang mengikuti perjamuan Kudus. Dimensi horizontal dimana orang-orang yang mengikuti perjamuan adalah orang-orang percaya. Dan menjadi suatu cara mempersatukan tubuh Kristus.
                        Meskipun Perjamuan ini di lakukan oleh semua orang percaya atau lebih rincinya oleh setiap gereja, perjamuan ini banyak Pokok-Pokok Ketidakcocokanya. Misalnya saja kehadiran Kristus secara langsung atau sebagai lambing, kemanjuran upacara agama, pelaksanaan yang tepat, penerimaan yang tepat, dan unsur-unsur yang di gunakan selama perjamuan Kudus.
Kesatuan Gereja
425-450           Alasan-alasan Bagi Kesatuan Gereja Tuhan, Gereja Tuhan harus bersatu, karena gereja Tuhan di lambangkan sebagai Tubuh Kristus, sebagai Tubuh Kristus Gereja Tuhan harus bersatu. Ayat-ayat di Alkitab berkata jika Gereja Tuhan seharusnya sudah bersatu. Ajaran alkitabiah mengenai kesatuan orang percaya terdapat di (Yoh. 17:20-23) dan nasehat Paulus kepada jemaat di Efesus. Sama dengan Kristus yang mengosongkan dirinya untuk bersatu dengan kita. Kita harus meneladani Tuhan kita Yesus Kristus.
                        Beberapa pertimbangan teologis yang umum mengenai perlunya kesatuan di antara orang percaya. Gambaran gereja sebagai tubuh Kristus merupakan suatu bukti Teologis lainya yang memperkuat bahwa gereja harus bersatu. Dan perkataan Paulus kepada jamaat di Efesus semakin memperkuat bukti jika gereja harus bersatu.

Bagian Duabelas: Hal-hal Terakhir
Pengantar Eskatologi
453-462          Status Eskatologi adalah ilmu yang mempelajari hal-hal akhir. Dengn demikian eskatologi adalah ilmu yang mempelajri hal-hak yang berkaitan dengan sejarah. Ada yang berpendapat jika eskatologi adalah yang lengkap dan yang jelas atau yang lebih jelas. Klasifikasi Berbagai Eskatologi adalah pandangan yang futurik, pandangan yang presteris, pandangan yang historical, dan yang terakhir adalah pandangan yang simbolis atau idealis. Beberapa pandangan eskatologi mengantisipasi perbaikan dalam situasi dunia ini.   

Pembahasan Eskatologi Modern
463-465           Pendekatan liberal : eskatologi dijadikan modern, pandangan ini menolak mengenai kedatangan Tuhan Yesus yang kedua kalinya. Dengan demikian kita dapat mengetahui jika golongan liberal ini menghargai kesimpulan dari pengetahuan yang modern.
465-467           Albert Schweitzer : eskatologi dijadikan kuno pandangan Albert ini adalah suatu dukungan terhadap pandangan yang berasal dari Johanes Weiss. Yang dimana melawan ajaran yang di ajarkan oleh golongan liberal. Albert mempuyai pandangan jika factor kunci dalam amanat Yesus adalah kedatanganNya yang di masa depan.
467-468           C.H Dodd : Eskatologi yang terwujud pandangan yang di sampaikan oleh Dood hamper sama dengan pandangan yang di miliki oleh Albert.tetapi di lain hal Dodd memiliki sebuah hal yang bertolak belakang dengan Albert. Dimana Dood mempuyai pendapat jika Yesus mengajarkan jika Kerajaan Allah itu sudah ada ketika kedatangan Yesus pertama kali di dunia.
468-470           Rudolf Bultmann : eskatologi eksistensial lain halnya dengan pendekatan yang di pakai oleh Bultman. Ia mempuyai pandangan jika sebaagian besar yang ada di dalam Perjanjian Baru adalah sebuah mitologis. Karena Perjanjian baru adalah sebuah kesaksian eksistensial dan bukan sebuah laporan historis.
470-472      Jurgen Moltmann : eskatologi yang bersifat politik adalah sebuah pandagan yang dikemukakan oleh Moltmann. Dimana mempuyai sebuah tujuan untuk mengubah dunia ini. Iman menjadi tindakan yang pada giliranya akan membantu untuk menghasilkan tujuan yang pada awalnya berasal dari iman tersebut.
472-475      Dispensasionalisme : eskatologi yang tersusun dimana jika melakukan sebuah penafsirn harus di lakukan dengan cara harafiah. Tetapi tidak berarti jika sebuah makna kiasan harus di tafsirkan dengan harafiah juga. Pendekatan ini menolak tafsir alegoris serta golongan liberal untuk mengurangi unsur adikodrati sebuah Alkitab.
475-477           Berbagai Kesimpulan Mengenai Eskatologi adalah: Eskatlogi merupakan pokok utama dalam teologi sistematika. Kebenaran-kebenaran eskatologi patut di perhatikan dan diteliti dengan cermat dan mendalam. Eskatologi tidak hanya berhubungan dengan masa depan saja. Mengantisipasi masa depan yang ada. Gambaran-gambaran yang ada dalam pandagan eskatologi bukan hanya sebuah pandangan yang eksistensial. Sebagai manusia kita harus ikut memiliki tanggung jawab dalam mewujudkan peristiwa-peristiwa eskatologis. Kebenaran yang terdapat dalam esktologis harus mempuyai sebuah kewaspadaan. Pokok-pokok eskatlogis mempuyai makna yang berbeda-beda.  
Eskatologi Individual
479-480           pada saat membahas pokok-pokok esktologis kita harus membedakan eskatologis individual dengan eskatologis yang akan dialami oleh semua alam selaku ciptaan Allah.  Kematian adalah sebuah hal yang pasti akan terjadi pada semua orang. Dan tidak ada petunjuk bahwa kita akan mati.
480-481           Realitas kematian adalah sebuah hal yang di akui oleh semua umat manusia. Kematian termasuk salah satu realitas yang pahit dalam hidup ini. Semua manusia akan mengalami sebuah pertumbuhan dan pada saat tertentu akan mencapai puncak perkembangan jasmani kita dan kemudian mulailah proses memburuk sampai pada akhirnya mengalami kematian.
482-484           Sifat kematian terdapat dua hal. Yang pertama adalah kematian secara jasmaniah, dan yang kedua adalah kematian kekal. Ketika manusia hidup di dunia ini manusia akan mengalami kematian secara jasmani. Ketika setelah mengalami kematian secara jasmani manusia akan mengalami kematian secara kekal. Dimana kematian kekal akan dialami oleh orang yang tidak percaya pada Tuhan.
484-486           Kematian jasmaniah : alami atau tidak itu adalah sebuah pertanyaan yang sulit untuk di jawab. Tetapi semua orang yang berdosa dan tidak melakukan pertobatan tentunya akan mengalami kematian ini. Karena kematian jasmani adalah sebuah hal yang dialami oleh dampak dari dosa.
486-489           Dampak-dampak kamatian bagi orang yang tidak percaya merupakan kutukan, hukuman, dan musuh. Karena sekalipun kematian bukan meniadakan keberadaan atau sebuah akhir eksistensi. Namun kematian akan memutuskan hubungan seseorang dengan Allah  dan menutup semua kesempatan untuk memperoleh sebuah hidup yang kekal.
                        Tetapi bagi orang percaya kematian adalah sebuah hal yang telah dikalahkan, sekalipun penghakiman masih terdapat di depan dan merupakan sebuah hal yang pasti terjadi.
Keadaan Manusia Di antara Kematian dan Kebangkitan
490-496           Doktrin mengenai keadaan manusia diantara kematian dan kebangkitan merupakan pokok persoalan yang penting dan juga penuh dengan persoalan karena di dalam doktrin ini terdapat beberapa pandangan. Antara lain adalah pandangan Jiwa yang tertidur, dalam pandangan ini di antara saat kematian dan kebangkitan yang terjadi di dalam jiwa kita adalah tertidur semntara, atau jiwa kita sedang tidak sadarkan diri. Tetapi konsep ini mengalami sebuah persoalan, persoalanya adalah terdapat di dalam Alkitab yang berbicara jika jiwa kita mengalami kesadaran pada saat kematian dan kesulitan dalam konseptual bahwa sifat manusia adalah manunggal.

496-501           Doktrin Api penyucian merupakan ajaran yang di ajarkan oleh katolik Roma. Konsep ini merupakan sebuah hal yang aneh dan menarik dari ajaran tradisional katolik Roma. Gereja Katolik Roma melandaskan kepercayaan tentang api penyucian ini berdasarkan tradisi yang ada di dalam Alkitab. Nas Alkitab utama yang di pakai adalah dalam Kitab 2 Makabe 12:43-45. Dan matius 12:32
Kedatangan Kristus Kali yang Kedua dan Akibat-akibatnya
507-520           Kedatangan Kristus Kali yang Kedua adalah sebuah hal yang pasti dan di setujui oleh semua pakar teologi ortodoks. Dan pokok ini adalah pokok yang penting dan tidak dapat diabaikan dalam semua pembahasan eskatologis. Banyak ayat di Alkitab yang menjelaskan dengan jelas bahwa Kristus akan datang kembali. Dan Yesus sendiri telah menjanjikan hal tersebut. Selain pernyataan Yesus secara langsung, ayat dalam Perjanjian Baru menjelaskan hal yang sama. Kedatangan Yesus kedua kali adalah merupakan butir dalam perwataan rasuli.Sekalipun peristiwanya akan pasti terjadi, tetapi waktunya tidak ada yang tau jelas kapanya.
                        Sifat kedatangan Yesus kedua kali merupakan kedatangan secara pribadi, Yesus ketika datang kali kedua datang sendiri ke bumi ini. Ayat-ayat dalam Alkitab menjelaskan jika Yesus akan datang sendiri ketika datang kali kedua. Jasmani, Kelihatan, tidak terduka, penuh kemulian dan kemenangan,
521-523           Kebangkitan Kristus merupakan sebuah harapan yang pasti bagi orang percaya ketika menghadapi kematian jasmani. Alkitab dengan jelas sekali menjanjikan kebangkitan orang percaya. Dalam Perjanjian lama juga orang percaya dapat mengharapkan pembebasan dari kamtian. Dalam surat-surat dalam Perjanjian Baru juga memberikan kesaksian tentang kebangkitan. Paulus dengan jelas dan percaya mengajarkan akan adanya suatu kebangkitan tubuh di masa depan.
523-535           seluruh anggota Tritunggal Ilahi terlibat dalam kebangkitan orang-orang percaya. Oleh sebab itu di sebut dengan karya Allah Tritunggal. Dalam Perjanjian Baru terdapat ayat yang menegaskan jika tubuh akan dihidupkan kembali. Di samping itu, terdapat bukti-bukti yang dapat di tarik kesimpulanya atau tidak langsung mengenai sifat jasmani kebangkitan yang akan terjadi. 
Berbagai Pandangan tentang Masa Seribu Tahun dan Masa Kesengsaraan Besar
Berbagai Pandangan tentang Masa Seribu Tahun (Milenialisme)
538-42             Pasca mileanilisme pandangan berkeyakinan jika perkabaran injil akan berhasil dan selruh bumi akan bertobat. Pemerinthan Kristus terjadi di dalam hati manusia secara lengkap dan menyeluruh.
542-547           Pramilianilisme Pandangan Premillennialisme Premillenialisme adalah suatu pandangan yang menyatakan bahwa kedatangan Kristus  yang kedua kali akan terjadi  sebelum seribu tahun dan ia akan mendirikan kerajaan Kristus di bumi ini selama seribu tahun. Juga harus dimengerti bahwa ada beberapa kebangkitan  dan penghakiman yang terjadi. Kekekalan akan dimulai  sesudah kerajaan seribu tahun diakhiri
547-553           Amilinialisme Istilah ini diawali dengan preposisi a sehingga mengesankan pendukung pandangan ini sama sekali tidak tertarik dengan masa seribu tahun. Namun hal ini tidak ada indikasi bahwa tidak meyakini milenium, hanya saja tidak dalam pengertian harfiah tetapi simbolis. Istilah ini adalah suatu masa yang jangka waktunya tidak bisa ditentukan. Houkema, seorang amilenialis berkata “melenium yang disebutkan dalam Wahyu 20 tidak secara eksklusif menunjuk kepada masa yang akan datang, melainkan sekarang ini dalam proses untuk digenapi. Amilenialis menekankan doktrin kerajaan Kristus yang Yohanes pembabtis dan Yesus serukan (Mat. 3:2; 4:23; Mar. 1:14-15). Yesus adalah Raja dalam kerajaan ini: “Kepada-Ku telah diberikan segala kuasa di surga dan di bumi” (Mat. 28:18).
Berbagai Pandangan tentang Masa Kesengsaraan Besar
556-559           Pra kesengsaraan Yang pertama adalah pandangan yang mengatakan bahwa gereja akan diangkat sebelum masa Tribulasi, dan ini disebut Pre-Tribulasi Rapture, yang mana pengajaran ini mengatakan bahwa Tuhan akan datang secara imminent. Setelah kedatangan Tuhan bagi jemaat-Nya, dan setelah kita diangkat ke awan berjumpa dengan Tuhan di angkasa, dan kemudian kita akan berdiri di hadapan Kristus di bema, tahta pengadilan Kristus, dan kita diberi hadiah oleh Dia dari kasih dan pekerjaan kita bagi Dia. Kemudian kita masuk dalam Pesta Perjamuan Kawin Anak Domba. Dan setelah itu kita akan bersama dengan Dia turun lagi ke bumi. Dan setelah kembali ke bumi lagi ini, dan setelah terjadinya perang Harmagedon, kemudian kita masuk memerintah bersama Kristus dalam kerajaan seribu tahun atau millennium. Di akhir masa millennium akan terjadi pemberontakan Setan, dan setelah itu kita masuk ke dalam sorga yang kekal. Inilah pandangan yang pertama tentang doktrin ini, yaitu Pre-Tribulasi rapture gereja.
556-566           Pasca kesengsaraan Interpretasi teologis ketiga adalah Post-Tribulasii raptur – yaitu bahwa gereja akan ikut mengalami masa kesusahan besar yang sangat mengerikan itu; dan setelah masa Tribulasi, gereja akan diangkat. Ini pada umumnya didasarkan pada satu ayat yang agung dalam Alkitab; yaitu, Matius 24:29. Tuhan kita berkata di dalam pengajaran apokaluptik-Nya di dalam Injil Matius, “Segera sesudah siksaan pada masa itu…Pada waktu itu akan tampak tanda Anak Manusia di langit…. Dan Ia akan menyuruh keluar malaikat-malaikat-Nya… dan mereka akan mengumpulkan orang-orang pilihan-Nya dari keempat penjuru bumi”  (Matius 24:29-31). Jadi, para sarja Post-Tribulasi ini berkata bahwa di sini sangatlah jelas. Tuhan berfirman, “Segera sesudah siksaan pada masa itu, Allah akan menyuruh keluar malaikat-malaikat-Nya dan mereka akan mengumpulkan orang-orang pilihan-Nya dari keempat penjuru bumi.”
Keadaan Terakhir
567-570           Keadaan Terakhir Orang Benar pada umumnya di jelaskan dengan menggunakan dengan istilah surga. Dimana tempat orang-orang percaya aka nada. Karena dari sergalah Kristus akan dinyatakan. Sebagai kediaman Allah, tentunya surge akan menjadi tempat tinggal selamanya bagi orang percaya.
571-573           Sifat surga yang paling utama adalah kehadiran Allah. Hadirat allah berarti kita akan mengenal dia secara sempurna. Di dalam surga segala kejahatan telah dimusnakan. Karena kemulian  merupakan sifat dari Allah sendiri. Oleh sebab itu surga merupakan tempat yang penuh dengan kemuliaan.
Keadaan Terakhir Orang Fasik  
581-590           Seperti halnya di masa lampau, persoalan keadaan terakhir orang fasik merupakan pokok perdebatan yang seru. Doktrin penghukuman abadi memberikan kesan pandangan kadaluarasa atau kurang bersifat Kristen. Alkitab mengunakan beberapa gambaran untuk melukiskan keadaan yang telah dialami orang fasik.
                        Kepastian penghakiman di masa depan terhadap orang pasti adalah hal yang banar, dalam Alkitab tidak terdapat sebuah ayat yang dimana menjelaskan adanya kesempatan kedua bagi orang-orang fasik.
                        Orang fasik tidak hanya akan mendapat penghukuman, tetapi Keabadian penghakiman di masa depan yang akan dialami oleh satiap orang fasik. Karena kematian adalah akhir dari segalanya. Disamping itu, terdapat beberapa contoh dimana istilah-istilah seperti abadi dan kekal dan  selama-lamanya di pakai untuk menggambarkan keadaan yang akan dialami oleh orang fasik.


Jumat, 23 Maret 2018

garis besar buku: KINGDOM MORALITY



Data Buku       : Mary Fosket, KINGDOM MORALITY, Yogyakarta: Andi, 2013, ISBN: 9789792936018



Kotbah di bukit dan pengajaran moral dari Yesus
1-5               Meneladani kristus merupakan teladan kuno yang berakar pada tradisi kristen mula – mula dan seruan tanpa batas waktu yang melibatkan urusan setiap generasi iman, Millard fuller menempatkan etika Yesus sebagai pusat pelayanan kristen internasional yang ia lakukan. Untuk memulainya kita akan memprtimbangkan kotbah di atas bukit dengan menyeluruh apakah kotnah itu berbicara moralitas dan beberapa alasan dasar yang di bangun dan bagaimana ajaran moral spesifik dari Yesus untuk saat ini.
6-12         Kotbah di bukit bisa di bagi ke dalam beberapa sub bab dan persoalan yang penting adalah etik dan moral, dan beberapa ahli menyimpulkan kotbah di bukit di tulis oleh matius dengan hati – hati untuk mengubah dan menggerakan kita.dan menekankan untuk menyediakan prinsip serta sikap yang menggambarkan perspektif untuk di hidupi dan memberikan para pembaca untuk menafsirkan bagaimana hidup oleh pelajaran kotbah itu. dengan menampilkan cara berpikir yang pertama menampikan moralitas sebagai suatu yang aktif, dan yang kedua adalah moralitas berakar pada kotbah di bukit, moralitas bukanlah moralisme tetapi hikmat, dan kotbah di bukit bukanlah perintah khusus tetapi memberikan paradigma yang menolong kita membayangkan kerajaan surga terlebih dahulu. Dan dengan demikian kotbah di bukit memberikan kita dua dimensi sekaligus tentang moralitas yaitu praktik dan hikmat. Patte memberikan dua aspek kotbah di bukit yaitu : kitab suci sebagai album keluarga dan alkitab sebagai cermin koreksi. Kotbah di bukit tidak di bangun atas dasar pengharapan dalam kerajaan Allah tetapi pelayanan Yesus juga di bangun di atas dasar kerajaan itu nyata. Oleh karena itu pengajaran Yesus di fokuskan pada kedekatan kerajaan Allah.
13                    pemuridan adalah bagaimana meneladani Yesus dan jalan Tuhan, atau mengenali dan mengikuti jalan kerajaan surga.kotbah di bukit bertujuan untuk membantu kita membedakan jalan kerajaan dan menjadikanya senyata mungkin.
14-16   dalam injil bukan hanya menyatakan kerajaan Allah pada masa yang akan datang tetapi menyatakan kerajaan Allah yang sebagian sudah hadir. Dalam hal ini surga  akan sepenuhnya hadir dan di akui semua orang dan kerajaan itu sekilas hadir dan di ketahui oleh beberapa orang. Ini nampaknya bertolak belakang dan cara memahami kerajaan Allah tidak masuk akal, berbagai pengalaman di perhadapkan dengan keadaan yang sakral dan memberikan kita pandangan sekilas tentang kerajaan Allah. Dalam matius Yesus memberikan gambaran bagaimana kehidupan dalam pemerintahan Allah.
17-22   perintah Yesus tidak terpisah menujukan masa depan, kata “makarios ” yang sering di terjemahkan dengan menggunakan kata di berkati tetapi aslinya  adalah bahagia, yang awalnya muncul di gunakan untuk pengajaran hikmat kuno dengan kemampuan membedakan yang bijak. Dan fokusnya di sini bukan hanya upahnya yang akan di terima  dan Yesus membedakan jenis – jenis orang yang akan di beri upah. Dalam arti orang yang di berikan upah pada masa yang akan datang adalah orang yang terlibat pada kerjaan yang sekarang, dan orang yang di bicarakan oleh Yesus adalah contoh bagi kita tentang moralitas yang di ungkapkan sebagai praktik dan hikmat.antitesis di awali denggan pernyataan “hukum dan para nabi” jauh dari penghapusan hukum taurat. Dan tujuanya adalah menggenapi hukum taurat.dan ajaran ini di tujukan pada mereka yang berusaha menjadi anak Allah. Dan para murid berusaha menjadi anak Allah, dan harus mencerminkan diri Allah. Ini bukanlah pemikiran baru tetapi sudah ada sejak jaman Israel yang harus mencerminkan Allah dan mengenapi setiap tujuan Allah. Di sini bukan kesempurnaan yang di paksakan
 Injil Matius dan Kotbah di Bukit
 23-29 jika kita membaca injil, masing – masing injil akan menyampaikanya dengan berbeda – beda. Ini sama halnya jika kita menyuruh membagikan cerita di dalam kelompok kita, masing – masing anggota kelompok akan memberikan kesaksian yang berbeda- beda. Dalam matius dan lukas dalam hal ucapan bahagia memiliki banyak kesamaan, yaitu menggambarkan orang miskin dan teraniaya adalah orang yang bahagia. Sebagian ahli beranggapan jika matius dan lukas dalam hal bahagia adalah kumpulan hipotesis. Dan oleh karena itu matius dan lukas memiliki banyak kesamaan tentang Yesus yang tidak di ketahui oleh markus. Ucapan bahagia dalam matius dan lukas walaupun serupa tetapi di sini ucapan bahagia memiliki keperbedaan satu sama lain. matius mengembangkan perkataan yang di bagikan dengan lukas untuk menyatakan berbahagialah mereka yang lemah lembut murah hati, suci hati dan membawa damai dan lukas tidak menambahkan berkat tetapi serangkain kata celaka. Di sini sangat jelas matius dan lukas bergerak pada dua arah yang berbeda. Perbedaab bahasa merupakan karakteristik tujuan yang melingkupi kotbah, oleh karena itu matius memasukan ucapan bahagia yang tidak di masukan lukas. Dan lukas menempatkan Doa Bapa Kami di tengah rangkaian kotbah di bukit, di sini kita bisa melihat ajaran moral Yesus bertumbuh dari pesanNya tentang kerajaan Surga. Injil matius merupak tempat yang baik bagi sejumlah gereja yang di seimbangkan pada abad ke 21. Pada era informasi kita hidup dalam masa yang bergerak cepat, dan berubah cepatbukan hanya tentang kita tetapi juga tentang satu sama lain berhubungan satu sama lain dengan komunitas lain. tema dan bahasa yang di gunakan menujukan dinamika sosial, politik dan agama yang sesuai dengan sekarang. Injil matius keluar dalam ragam realitas dan budaya.
 30-32  meskipun tidak tahu tentang masyarakat yang ada di injil matius tetapi kita mengetahui bagaimana mereka mengalami dampak dari perang. Dan mereka sangat di bebani oleh penjajah yang ada.
33-42   dalam injil matius ada keramgka yaitu adanya kehadiran Allah dalam Yesus. Dan kedaulatan Allah atas seluruh ciptaanya. Termasuk bangsa romawi, meskipun kerajaan Allah bukanlah sistem politik. Sedangkan berharap pada pemerintahan Allah yang akan datang kapanpun secara politik sangatlah penting. Mempertimbangkan secara hati – hati kemungkinan keliru dari semua kelompok. Perspektif matius mengingatkan pada pandangan yang lebih hati – hati pada cara matius menceritakan pengajaran moral Yesus. Perang dengan Romawi mengubah garis dan bentuk Yudaisme kuno. Perubahan yang mengadang Yudaisme merupakan kuncu untuk memahami hubungan Yesus dengan kepemimpinan Yahudi. Karena Matius tampaknya memiliki banyak kesamaan dengan Yudaisme awal dan yang membuat perbedaan antara mereka itu penting. Seperti ahli taurat dan orang farisi matius berkomitmen untuk memperbaharuiserta mempertahankan tradisi Yahudi dan Yudaisme. Oleh karena itu, kita perlu mempertimbangkan secara hati – hati persoalan interprestasi anti Yahudi terhadap matius. Dengan demikian, beberapa ahli kitab suci, baik orang kristen maupun orang Yahudi, menyimpulkan injil matius adalah injil anti Yahudi. Dan beberap ahli mendefinisikan sebagai orang Yahudi
43-45   berbeda dengan yahudi dan matius. Perkataan Yesus menekankan identitas dan kepentingan Yahudin-Nya. Yesus meniadakan hukum taurat sangatlah keliru. Bagi matius Yesus menunukan pemerintahan Allah serta peneguhan dan penggenapan Taurat atas pembnerian Allah. oleh keran itu ketika kita berhadapan dengan pengajaran moral Yesus dalam kotbah di bukit dan visinya atas kehidupan yang di hidupi menurut pemerintahan Allah. menggap serius perintah moral Yesus berarti mengaplikasikanya pengajaraNya dengan serius. Dan sekarang orang melihat ajaran Yesus lalu langsung berubah ketika mempertimbangkan pengajaran moral Yesus.
Mengasihi Musuh
47-49   setiap orang yang hidup pasti memiliki musuh dalam hidupnya, entah itu di sadari atau tidak di sadari. Musuh kita pasti akan berusa untuk menjatuhkan kita. Musuh kita terkadang adalah orang yang melakukan kejahatan yang besar atas kita. Komunitas matius tahu tentang musuh. Matius dan orang sekitarnya tidak perlu melihat jauh untuk mengatahui musuhnya.
50-55   sebagian orang pasti akan di resahkan untuk mengasihi musuh. Apakah itu adil atau tidak. Seturut untuk visi kerjaan Allah, yesus mengutip PL tentang hukum pembalasan. Dengan demikian murud di harapkan untuk menahan terhadap pembalasan yang berlebihan. Keadilan yang menurut Yesus tidak dengan ukuran skala keadilan. Dan Yesus memberuikan petunjuk untuk merespon dalam keadaan yang berbeda yaitu: menjauh ketika orang menghina, dan pada akhitnya Yesus mengatakan kepada pengikutnya untuk memebrikan kepada mereka yang meminta kepada mereka. dan orang – orang yang mngikuti memberi kepada orang yang meminta kepada mereka. respon seseorang tidak begitu mereflesikan keadaan seseorang kepada dunia. Tetapi pribadi yang cenderung menujuk hal itu. hidup berlimpahan merupakan disiplin rohani dan alat bersama yang praktis bagi perubahan. 
58-60   Alasan Yesus untuk memanggil murudnya dan mengasihi musuhnya  adalah karena Allah mengasihi semua ciptaanNya. Dengan itu perintah Yesus untuk mengasihi musuih kita dan berdoa bagi mereka yang menganiaya kita adalah panggilan untuk kembali kepada panggilan kita
56-57   Perintah Yesus mengungkapkan kebenaran kerajaan Allah ingatlah panggilan Yesus bukan untuk kehancuran diri
63        Salah satu penekanan yang berbeda adalah perumpamaan ilalang dan gandum, menjukan pada kejahatan dan kebenaran yang tumbuh bersama.
65        Panggilan untuk membalas dengan kebenaran dan mengasihi musuh serta berdoa untuk para penindas kita adalah panggilan untuk hidup secara berkelimpahan melalui cara yang membawa kita kembali kepada diri kita.
Kemarahan dan perdamaian
67-72   Perintah moral Yesus bergantung pada visi-nya terhadap kemanusiaan dalam semua kepenuhan yang dimaksudkan atau kesempurnaan. Kebenaran yang Yesus dorong supaya di gunakan pendengarnya adalah kebenaran yang meluap dengan kemurahan dan kasih untuk seluruh “sesama manusia” Yesus menyerukan perintah moral yang sudah sering di dengar oleh pendengar matius. Dan syukurlah kita terbuka tidak hanya untuk penghakimanya tetapi juga untuk pengajaran kerajaanNya. Yesus mengingatkan kita bahwa di samping usaha kita untuk menempatkan diri kita di atas orang lain khusunya tentang moralitas. Pengajaran Yesus menghubungkan kemarahan dan banyak bicara. Dengan demikian akibat kemarahan dan ejekan verbal, jika tidak menyerang, dianggap mengerikan. 
75-77   Kita dapat melihat bagaimana pentingnya hubungan manusia dengan sesama, dan juga sikap kita terhadap dunia, Allah dan seseorang terhadap yang lain itu dapat kita lihat di kotbah di bukit. Kita harus mempuyai hikmat yang cukup untuk melepaskan perasaan yang tidak enak dengan orang lain dengan memuali berdamai. Hal itu aneh dan menyakitkan bagi orang yang terlibat, tetapi tidak lagi menjadi masalah siapa yang benar dan yang salah karena kebenaran untuk di sampaikan.
81-83   Seperti halnya orang yang tertuduh pada ilustrasi itu di paksa untuk mencapai mufakat dengan penud uhnya. Seseorang tidak dapat memikirkan pengajaran moral Yesus dengan serius tanpa di hadapkan muka dengan kepedulian sosial politik pada zaman ini.
Pernikahan
86-87   fokus Yesus pada persoalan ini memberi kesan bahwa baik praktik perzinahan maupun akibatnya telah menjadi perihatin matius. Dengan perkataan itu. pantas untuk menyebutkan bahwa perzinahan secara jelas di pandang dalam penjelasan negatif oleh tulisan perjanjian baru yang mengulas hal itu. dan cukup wajar mengatakan jiika perceraian sebagai hal yang kurang ideal. Jika hawa nafsu mulai dan berawal dari mata lebih baik seseorang kehilangan mata dan perzinahan tidak terjadi.
88-92   Yesus secara efektif menghapuskan surat cerai, dan suami di larang melakukan percerain, dan jika cerai dilarang untuk menikah lagi. Yesus tidak membantah legalitas surat cerai  tetapi dia menegur persoalan etika yang dipertaruhkan. Pengajaran Yesus di bangun di atas premis bahwa pernikahan pada kenyataanya tidak mudah di batalkan. Dan dalam pernikahan perceraian tidak hanya bertentangan dengan kehendak Allah untuk pernikahan, tetapi dalam pernikahan kehidupan yang dipersatukan bersama jugab terjalin dengan sangat erat.

94-95   Dari pengajaran Yesus, kita dapat menyimpulkan bahwa di dalam dan dari dirinya, bukanlah menikah atau tetap tidak menikah yang sangat berarti ketika ikut serta dalam cara kerajaan. Dan pengajaran Yesus tentang pernikahan dan perceraian sangat perlu kita pertimbangkan. Dan pada saat ini perceraian sudah sangat marak dan sudah menjadi hal yang biasa. Gereja sebagai lembaga rohani harus bisa menekan jumlah pernikahan yang ada.dan pengajaran Yesus tidak mudah di terjemahkan ke dalam serangkaian peraturan.

98-103 Visi Yesus bagi pernikahan berakar pada VisiNya tentang kemanusian yang mana kita di ciptakan untuk mewujudkan sejak awal penciptaan, perceraian adalah kelonggaran ilahi bukan sesuatu yang baik, pernikahan tidak dapat dipisahkan dengan mudah. Tradisi Alkitab mengingatkan berulang kali jika kita di ciptakan untuk memeperdengarkan panggilan untuk kembali ke tujuan mula – mula kita. Yaitu manusia yang mencerminkan kekudusan, keberadaan, keadilan Allah. di lihat pernikahan memulai peraturan moral dan norma etik yang di tekankan secara umum dalam kotbah di bukit. Yesus tidak sedang mengajarkan bahwa pernikahan bukanlah kebaikan mutlak. Pengajaran Yesus di sini tidak mendukung atau mempertahankan hubungan yang rusak. Untuk menegakan pernikahan sebagai nilai yang mutlak di depan kekerasan.