“Kristologi Dalam Injil Yohanes”
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Penulis Kitab Injil Yohanes mengatakan bahwa ia adalah “seorang
murid yang dikasihi” hal ini disebutkan sebagai identitas dalam penulisan Injil
Yohanes. Penulis Injil Yohanes adalah seorang Yahudi karena dapat dikenal dari
tulisan-tulisannya bahwa Ia sangat mengetahui kebiasaan-kebiasaan Yahudi. Penulis
Kitab Injil Yohanes adalah saksi mata dari pekerjaan Yesus di bumi. Kitab Yohanes
muncul di Efesus. Penerima Injil Yohanes adalah gereja-gereja abad kedua yang
dimana pada waktu itu mempunyai dua masalah utama yaitu yang pertama Injil
Yohanes sering dikutip oleh para guru Gnostik pada awal abad ke-2. Guru-guru
itu menyalahgunakan pernyataan kristologis tinggi guna mendukung ajaran meraka
yang menyangkal kemanusiaan Yesus. Yang kedua gaya dan isi Injil Yohanes berbeda
dibandingkan ketiga Injil lainnya. Tetapi cukup banyak bukti yang menyatakan
bahwa Yohanes, anak Zebedeus, adalah penulis Injil Yohanes.[1]
Tujuan penulisan Yohanes adalah tentang kehidupan kekal sebagai
tema sentral dalam Injil Yohanes. Setiap orang yang percaya kepada Yesus,
Firman Yang Kekal, yang mengambil rupa manusia sejati itu, akan menerima hidup
kekal.[2]
Dalam Kitab Injil Yohanes menyatakan tentang Kristologi yaitu kemanusiaan Yesus
sekalipun dalam Kitab Injil Yohanes lebih menekankan tentang keilahian Yesus. Kitab
Injil Yohanes tidak tergabung dalam Kitab Injil Sinoptik, sebab itu Injil
Yohanes berdiri sendiri dengan bahasa yang sederhana naumun sulit untuk
mendalami pernyataan-pernyataan yang terdapat dalam Kitab Injil Yohanes.
1.2 Rumusan
Masalah
Denganmengetahuilatarbelakangdarimasalahmakatersusunlahrumusanmasalah
sebagaiberikut:
1.2.1 Bagaimana Kitab Injil Yohanes menyatakan tentang Kemanusiaan
Yesus?
1.2.2 Apakah hubungan Yesus sebagai manusia dengan inkarnasi
dalam Kitab Injil Yohanes?
1.2.3 Bagaimana menyatakan tentang keilahian Yesus dalam Kitab
Injil Yohanes?
1.2.4 Apakah arti dari pernyataan Yesus tentang Ego Eimi?
1.2.5 Bagaimana dalam Kitab injil Yohanes Yesus dinyatakan
sebagai Anak Domba Allah?
1.2.6 Apakah hubungan Yesus dengan Mesias dalam Kitab Injil
Yohanes?
1.2.7 Bagaimana hubungan antara Anak dan Bapa dalam Kitab Injil
Yohanes dan peristiwa-peristiwa kristologi yang terjadi?
1.3 Maksud
dan Tujuan Penulisan
Maksud dan tujuan penulis adalah supaya dapat mengatahui
bahwa Yesus adalah benar-benar manusia yang pernah menjadi fakta sejarah di
bumi yang berinkarnasi dan juga benar-benar Allah. Dan juga untuk dapat
memahami banyak pernyataan dengan penggambaran Allah dalam diri Yesus atau
sebutan “Akulah” dan hubungan antara Anak dan Bapa yang merupakan satu kesatuan
di dalam satu oknum sekalipun berbeda pribadi. Selain itu juga untuk dapat
menyatakan banyak hal yang tersembunyi yang telah dinyatakan oleh Kitab Injil
Yohanes mengenai Kristologi.
BAB
II
KRISTOLOGI
DALAM INJIL YOHANES
2.1 Kemanusiaan Yesus
Dalam kitab Injil
Yohanes Yesus sebagai manusia dinyatakan benar-benar dengan wujud manusia
daging. Dalam hal ini Injil Yohanes menyatakannya sebagai berikut: Firman itu
telah menjadi manusia, dan diam diantara kita,
dan kita telah melihat kemuliaanNya” (Yoh 1:14), hal ini menekankan
bahwa Allah menyatakan dirinya melalui inkarnasi tetapi dalam hal yang lain dinyatakan
juga bahwa Yesus memiliki kemanusiaan yang sama dengan manusia yang lainnya.
Injil Yohanes menyatakan bahwa Logos
yang adalah Firman manjadi manusia yang nyata dalam wujud daging (Yoh 1:1).
2.1.1 Antropopatisme
Dalam bahasa
Yunani anthropopatisme adalahperasaan manusia, dimana ada dua kata
didalamnyayaitu berasal dari kata “anthropos” yang artinya manusia, dan “phathein”
yang artinya perasaan. Menurut Henk Ten Napel anthropopatisme adalah
paham bahwa Allah menderita dan mengenal perasaan sama seperti manusia. Jadi
anthropopatisme adalah Allah menyatakan diri pribadinya kepada manusia dimana
Allah dapat turut merasakan apa yang dirasakan oleh manusia, saat diri-Nya
turun ke dalam bumi, yaitu Allah mempunyai perasaan yang sama seperti manusia.
Dalam hal ini
Yesus dinyatakan sebagai manusia yang mempunyai perasaan yang sama dengan
manusia biasa, dimana Kitab Injil Yohanes menyatakan bahwa Ia merasa lelah
dalam perjalananNya ke Sikhar (Yoh 4:6), dan juga mengalami kehausan (Yoh 4:7;
19:28), Ia juga merasa terharu dan menangis ketika Lazarus mati dan dikubur
(Yoh 11:33-35), kemudian Ia merasa susah hati setelah ia masuk ke Yerusalem
(Yoh 12:27), Ia membasuh kaki murid-murid-Nya (Yoh 13:1) yang mempunyai arti bahwa
Ia bersentuhan dengan tubuh daging dengan murid-muridNya, ketika Ia menampakan
diri setelah dari kebangkitan Ia menyediakan makanan diatas arang api.[3]
Dinyatakan juga bahwa Yesus tidak berbuat dosa hanya suatu saat Ia memperlihatkan
emosionalnya (Yoh 8:48). Yesus memiliki moral dengan tingkat moral yang tinggi
dengan kesucianNya dan dalam Kitab Injil Yohanes Yesus tidak berdosa kecuali
tuduhan-tuduhan palsu yang diberikan kepadaNya ( Yoh18:30).[4]
Dalam Kitab
Injil Yohanes dengan peristiwa-peristiwa yang dinyatakan dalam kisah Yesus
merupakan hal-hal yang benar-benar menyatakan bahwa Yesus adalah memiliki wujud
dan rupa manusia daging. Ia dapat merasakan haus, dapat menyentuh sesama
manusia dan juga banyak hal yang menggambarkan sisi manusia Yesus dalam Kitab
Injil Yohanes termasuk penggambaran perasaan Yesus didalamnya. Yaitu bagaimana
Ia menangisi kota Yerusalem dengan perasaan manusianya (Yoh 12:27) dan juga
bagimana Ia menangisi Lazarus ketika mati dan dikuburkan (Yoh 11:33-35). Tentang
kemanusiaan Yesus tidak ada yang dapat menentangnya karena Yesus juga memiliki
hal yang serupa dengan apa yang dimiliki oleh manusia.
2.1.2 Inkarnasi
Yesus adalah
Allah yang berinkarnasi menjadi manusia daging yang bukan hanya sekedar wujud
menjadi manusia tetapi benar-benar merupakan daging yang dapat disentuh dan
juga merasakan apa yang dirasakan manusia. Awal mula ayat dalam Kitab Yohanes
menyatakan bahwa Yesus adalah Logos artinya yaitu bahwa Firman Allah atau suatu
bagian dari tatanan Ilahi, karena fakta tersebut maka Injil Yohanes menyatakan
bahwa Logos”menjadi daging” atau
“menjadi manusia”. Dinyatakan dalam Kitab Injil Yohanes bahwa Yesus “ada pada
mulanya” hal ini memberikan pengertian bahwa Yesus telah ada dan hidup sebelum
semua yang ada. Oleh sebab itu Yesus ada dalam kekekalan Allah dan menjadi satu
dengan Allah.[5]
Kata inkarnasi
melekat dalam diri Yesus karena Ia adalah Allah yang turun kedalam dunia dan
menjadi sama dengan manusia. Ia memiliki tujuan dengan kedatangannya ke dalam
dunia yaitu untuk penyelamatan umat manusia dari dosa yaitu dari hukuman Allah.
Yesus dengan inkarnasi dimana Ia yang adalah Allah menjadi manusia daging yang
turut merasakan apa yang dirasakan oleh manusia sehingga Ia adalah manusia
sejati yang sama-sama merasakan yang dirasakan oleh manusia. Dengan Yesus yang
berinkarnasi maka manusia memperoleh keselamatan dari Allah.
2.2 Keilahian Yesus
Dalam Kitab Injil
Yohanes keilahian Yesus lebih ditekankan oleh sebab itu ketika kitab ini muncul
maka banyak penentang-penentang dari banyak orang yang meragukan kemanusiaan
Yesus salah satunya yaitu aliran Gnostik yang menyatakan bahwa Yesus adalah
Allah bukan manusiakarena penekanan tentang keilahian Yesus dalam Kitab Injil
Yohanes. Namun demikian Kitab Injil Yohanes dinyatakan bukan untuk setiap orang
menjadi ragu akan kemanusiaan Yesus tetapi untuk menyatakan tentang keilahian
Yesus dan hubungan yang erat antara Yesus dengan Allah. Dalam keilahian Yesus
terdapat pernyataan yang membuat Yesus memiliki sebutan-sebutan bahkan Ia
sendiri yang menyatakan diriNya.
2.2.1 Pernyataan Yesus tentang “Akulah” (Ego Eimi)
Yesus sebagai
gambaran Allah dinyatakan bahwa Ia adalah Ego
Eimi dalam bahasa Yunani. Hal ini dinyatakan Yesus kepada umat manusia
tentang dirinya sebagai penggambaran Allah, dimana Ia menyatakan diriNya
sebagai “Akulah”. Terdapat dalam Kitab Injil Yohanes dimana Yesus menyatakan
tujuh kalimat tentang “Akulah” yaitu Akulah Roti Hidup, Akulah Kebangkitan dan
Hidup, Akulah Pokok Anggur yang Benar, Akulah Gembala yang baik, Akulah Pintu,
Akulah Terang dunia, Akulah Jalan Kebenaran dan Hidup. Hal ini merupakan
penggambaran wujud Allah dalam diri Yesus yang dapat dengan mudah dimengerti
manusia.
Dalam Kitab
Injil Yohanes Ego Eimi dinyatakan
bahwa Ia memiliki hakekat yang sama dengan Bapa. Hal ini dinyatakan sebagai
tujuan bahwa Yesus dapat membuktikan kepada ahli Taurat yang berusaha keras
menolak kelilahian dan misiNya. Hal ini juga dinyatakan Yesus untuk semua orang
dapat menyambut diriNya dengan menyatakan mengenai diriNya, identitasNya,
statusNya, dan juga supaya manusia takluk dan kagum terhadap standar hidupNya
yang mengedepankan kebenaran Allah. Dalam menggambarkan keselamatan Yesus
menggambarkannya sebagai Gembala karena budaya Yahudi lebih mengutamakan
pekerjaan bapa leluhur yang adalah gembala. Penggambaran Yesus sebagai gembala
yang baik dimengerti oleh Bangsa Yahudi sebagai yang memelihara, bertanggung
jawab, mengenal dombanya, menuntun domba-dombanya dijalan kebenaran dan
melindungi domba-dombanya dari bahaya dan maut. Injil Yohanes, Yesus memiliki
gelar sebagai Gembala Agung (Yoh 10:1-18). Dimana digambarkan bahwa Ia mengenal
domba-dombanya dan dombaNya mengenal suaraNya. Gembala digambarkan sebagai
Allah yang memberikian hidup kekal dan domba-dombanya sebagai umatNya (Yoh
10:25-30), sekalipun dalam Injil Yohanes Yesus juga digambarkan Anak Domba
Allah yang menderita sebagai tebusan bagi manusia dan disebutkan sebagai “Hamba
Tuhan”. Dalam hal ini Gembala merupakan penggambaran bagaimana Yesus memberikan
mencari dan menyelamatkan manusia yang terhilang dan memberikan kepada mereka
hidup kekal.[6]
Mengenai kata
“Akulah” orang-orang Farisi mengetahui bahwa yang dapat mengatakan hal itu
hanyalah Allah dan dapat ditemukan dalam Perjanjian Lama dimana Allah Israel
menyatakan “Aku adalah Aku” dan hal tersebut dinyatakan juga oleh Yesus dengan
banyak penggambaran dalam Kitab Injil Yohanes. Dalam hal ini Yesus juga
menyatakan kesetaraan yang sama dengan Allah dimana Ia adalah Gembala yang
baik, Pintu, dan terdapat tujuh pernyataan Yesus yang lain tentang Ego eimi yang menyatakan tentang diri
Yesus pada waktu pelayananNya.
2.2.2Yesus Sebagai Mesias
Dalam
menyatakan bahwa Yesus adalah Mesias merupakan tujuan Injil Sinoptik. Dalam
Injil Yohanes Mesias dikenal oleh orang-orang yang menyatakannya yaitu Yohanes
pembaptis yang menyatakan bahwa Yesus adalah Mesias (Yoh 1:32-34). Dan beberapa
lagi diantaranya mengenal Yesus sebagai Mesias
Yohanes yang bersama Andreas, Petrus, Filipus dan Natanael. Mereka dapat
mengenal Yesus melalui pengantara. Peristiwa yang menyatakan bahwa Yesus adalah
Mesias yaitu pada waktu Yesus mengubah air menjadi anggur (Yoh 2:11), ketika
Yesus menyucikan Bait Allah (Yoh 2:13-25), percakapan Yesus dengan wanita
Samaria (Yoh 4:26;42), ketika Yesus memberikan makan kepada 5000 orang, pengajaran-pengajarannya
menunjukkan bahwa Ia adalah Mesias, ketika peristiwa Ia mencelikan mata orang
buta, kepercayaan Maria Yesus sebagai Mesias.[7]
Dalam Injil
Yohanes Mesias dikenal oleh seorang perempuan Samaria (Yoh 4:25). Istilah
Mesias juga dipakai oleh Petrus (Yoh 1:41), Nathanael (Yoh 1:45). Mesias yang
dimengerti oleh murid-murid adalah Mesias yang terdapat dalam Perjanjian Lama. Dalam
hal ini Yesus juga menyatakan bahwa Ia adalah Mesias dengan pernyatanNya bahwa
“Aku kenal Dia, sebab Aku datang dari Dia, dan Dialah yang mengutus Aku” (Yoh
7:29).[8]
Dalam Kitab
Injil Yohanes, Yesus hanya sekali mengakui diriNya sebagai Mesias yaitu didepan
seorang perempuan Samaria dan selebihnya pernyataan Yesus sebagai Mesias
dinyatakan oleh setiap orang yang percaya Yesus adalah Mesias yang datang dan
diutus oleh Allah ke dalam dunia. Sekalipun terdapat beberapa pernyataan Yesus
yang menyatakan tentang diriNya adalah Mesias dimana Ia menyebutkan bahwa Ia
diutus oleh “Dia” yaitu Allah namun tentang Mesias Yesus tidak banyak
terang-terangan menyatakan diriNya sebab orang-orang Farisi terus menentang
Yesus bahkan disebutkan bahwa Yesus menghujat Allah.
2.2.3 Yesus Anak Domba Allah
Yesus
dinyatakan dalam Kitab Injil Yohanes 1:29 dan ayat 36 tentang Anak Domba Allah
dan hal ini dikatakan oleh Yohanes pembatis pada waktu Ia melihat Yesus mau
dibaptis. Dalam Yesaya 53 dinyatakan tentang Anak Domba yaitu bahwa Ia akan
menjadi korban memikul hukuman akibat dosa-dosa umat Allah dan orang-orang
Yahudi mengenalnya sebagai Anak Domba Paskah dalam Keluaran 12.Arti Anak Domba
yaitu memiliki kiasan tentang “kambing hitam” dimana sang imam meletakan
tangannya dikepala ternak yang tidak bersalah dengan mengalihkan dan menimpakan
kesalahan umatnya pada ternak korban. Kemudian ternak tersebut dibawa ke padang
gurun dilepaskan sebagai tanda penghapusan dosa umat. Dan pada akhirnya Anak
Domba Allah menjadi penghapus dosa umat manusia di dunia.[9]
Mengenai Anak
Domba Allah yaitu bahwa Yesus akan menajdi tebusan bagi umatNya dimana Ia akan
menajdi korban untu penebusan dan penyelamatan umat manusia. Hal ini merupakan
misi Allah bagi dunia untuk menyebutkan dalam Kitab Injil Yohanes bahwa Yesus adalah
Anak Domba Allah dimana Ia akan disalibkan untuk menebus dosa umat manusia.
2.2.4 Yesus Anak Allah
Injil Yohanes
menggambarkan Yesus sebagai Anak Allah dengan kata “monogenes”. Kata “monogenes”berasal
dari kata “monos” yang artinya “tunggal” atau “sendirian” dan “genos”
yang artinya “jenis” atau “keturunan”. Jadi “monogenes”
adalah menekankan satu-satunya dan kata ini dalam PL dipakai kepada Ishak
sebagai anak satu-satunya. Injil Yohanes
mengatakan bahwa “Anak Allah” membawa keselamatan bagi dunia (Yoh 3:16; 17;
5:21). Anak juga dinyatakan sebagai suatu wewenang untuk penghakiman dimana
Bapa memberikan hakNya kepada Anak.[10] Dalam
Injil Yohanes Yesus dinyatakan sebagai “Anak Tunggal” sebanyak empat kali (Yoh
1:14,18; 3:16,18). Dalam hal Anak Yesus merupakan satu-satunya yang hakiki. Sifat
khusus Yesus sebagai Anak yaitu bahwa “Ia
diutus oleh Bapa” (Yoh 3:34; 5:36.38). gelar ini menunjukkan bahwa Yesus
sudah ada sebelum segala sesuatu ada. Sifat lainnya yaitu kasih Bapa kepada Anakdimana Bapa menyerahkan segala sesuatunya
kepada Anak (Yoh 10:17). Kasih Bapa kepada Anak merupakan contoh kasih Bapa
kepada orang-orang yang percaya kepada Yesus (Yoh 17:23). Dalam hal lain
digambarkan tentang ketergantungan Anak
kepada Bapa dalam Yohanes 5:19 dinyatakan bahwa Anak tidak dapat
mengerjakan segala sesuatunya kalau tidak melihat Bapa yang mengerjakannya. Dalam
Injil Yohanes juga terdapat Anak berdoa
kepada Bapa(Yoh 11:41;17). Yesus juga sebagai Anak menyatakan Bapadimana Yesus adalah pengantara satu-satunya
manusia untuk mengenal Bapa (Yoh 14:8-9). Dalam kitab Injil Yohanes menyatakan
bahwa Anak menyampaikan kata-kata Bapa dalam
hal ini bukan hanya pekerjaan tapi juga tugas dari Bapa (Yoh. 10:15) Yesus
berjanji untuk memberitakan Bapa tidak dengan kiasan tapi secara jelas (Yoh.
16:25). Dinyatakan juga bahwa Bapa telah
menyerahkan segala sesuatu kepada Anak artinya yaitu bahwa Yesus menunjukan
sikap yang merendahkan diri yang merupakan pendahuluan dari pembahsuan kaki
murid-murid (Yoh. 13:3). Selain itu juga beberapa kali Yesus berkata tentang kembali kepada Bapa Ia memandang
melampaui kayu salib menuju kenaikan-Nya yang penuh kemenangan (Yoh. 16:16).
Dalam Injil Yohanes Anak disebut tidak kurang dari 21 kali hal ini merupakan
penegasan yang palingkuat tentang Kristologi. [11]
Dalam Kitab
Injil Yohanes Yesus sebagai Anak Allah berhubungan erat dengan Bapa dimana
Yesus menyatakan bahwa Allah adalah BapaNya dan Yesus adalah Anak yang telah
diutus oleh Bapa kedalam Dunia. Yesus memiliki keterkaitan dengan Bapa dan
menyatakan semua hal yang dinyatakan Bapa kepada manusia. Dalam hal ini Yesus
sebagai Anak menjadi pengantara bagi manusia kepada Bapa.
2.2.2.1 Hubungan Antara Anak dan Bapa
Dalam Injil
Yohanes, Allah di sebut sebagai “Bapa” sebanyak 122 kali dengan penekanan Allah
sebagai Bapa yang tersirat dalam : “tidak seorang pun yang melihat Allah;
tetapi Anak Tunggal Allah, yang ada dipangkuan Bapa Dialah yang menyatakan-Nya”
(Yoh. 1:18; 1:14) dalam percakapannya dengan perempuan Samaria, Yesus berulang
kali menyatakan bahwa kita harus menyembah Allah sebagai Bapa (Yoh. 4:21, 23).
Yesus menyatakan bahwa “Bapa Ku bekerja sampai sekarang, maka Aku pun bekerja
juga” (Yoh. 5:17 ;15:1). Ini melihat bahwa ajaran “Allah sebagai Bapa” dalam
agama Kristen sangat ditonjolkan. Dari hal ini pula Gereja memanggil dan
mengenal Allah sebagai Bapa, dan kita
adalah anak-anak-Nya. Dalam pernyataan-Nya Yesus selalu menyatakan Allah
sebagai Bapa, yang berhubungan dengan-Nya atau Yesus sendiri di mana
pernyataan-Nya adalah “Tidak ada seorang pun yang datang kepada Bapa kalau
tidak melalui Aku” (Yoh. 14:6). Hubungan antara Anak dan Bapa adalah kasih,
yaitu karena Bapa mengasihi Anak. Terdapat banyak ayat-ayat dalam Injil Yohanes
tentang kasih Bapa kepada Anak-Nya (Yoh. 3:35; 5:20; 10:17; 14:31).[12]
2.2.2.2 Tujuh Makna Penting Yesus Sebagai Anak Allah
Pertama Yohanes
menekankan Yesus sebagai Anak Allah yang diutus Allah Bapa ke dalam dunia
dinyatakan dalam Yohanes 3:17 yang menyatakan bahwa Allah mengutus Anak-Nya ke
dalam dunia. Dalam hal ini dapat dimengerti bahwa “Anak Manusia datang” atau
“Aku datang” dinyatakan sebagai utusan Allah Bapa ke dalam dunia untuk
menunaikan tugas yang mulia menjadi utusan Allah untuk melanjutkan misi-Nya.
Dari hal inilah Bapa mengutus Anak-Nya yaitu Yesus dan Yesus mengutus gereja. Kedua Yesus sebagai Anak Allah
digambarkan oleh Yohanes sebagai Anak yang tergantung dan bersandar kepada Bapa
(Subordination of the Son). Dalam Injil Yohanes Yesus memanggil Allah dengan
sebutan Bapa sebanyak 100 kali lebih (Yoh 5:19; 5:30; 7:16;8:28-29;
14:31;15:10. Kemanusiaan Yesus dapat terlihat bagimana Ia bersandar kepada
Allah yang adalah BapaNya. Ketiga Yesus
sebagai Anak dinyatakan sebagai satu kesatuan dengan Allah. “Aku dan Bapa
adalah satu” (Yoh 10:30). Arti kata satu disini yaitu hen menunjuk pada satu kesatuan, bukan satu person yang sama. Pada
akhirnya pernyataan Yesus yang merupakan satu kesatuan dengan Allah membuat
orang Farisi marah dan hendak membunuh Yesus (Yoh. 10:31) karena Yesus menyatakan
kesetaraan diri-Nya dengan Allah (Yoh. 14:10-11). Keempat Yesus sebagai Anak Allah untuk menyatakan Allah Bapa kepada
dunia. Dalam Yohanes 1:18 dinyatakan bahwa “Tidak seoarang pun yang pernah
melihat Allah, tetapi Anak Tunggal Allah, yang ada di pangkuan Bapa, Dialah
yang menyatakan”. Kata “menyatakan” dari kata exegesatoakar kata yaitu exegeomai
artinya yaitu bagaimana Yesus menyatakan dirinya adalah utusan Bapa yang
seharusnya dikenal oleh orang Farisi (Yoh 8:19). Kelima Yesus yang adalah Anak Allah merupakan objek kasih Allah,
yang dinyatakan dalam Yohanes 3:35. Keenam
ketika Anak Allah yaitu Yesus menunaikan tugasnya maka Ia akan kembali
kepada Bapa dan hal ini dinyatakannya kepada murid-muridNya ketika Ia membasuh
kaki dari murid-muridNya itu (Yoh 14:16; 16:5, 28). Ketujuh Yesus akan kembali dan Ia pergi untuk menyediakan tempat
bagi orang percaya kepadaNya dan Ia juga menyatakan “ikutlah Aku” (Yoh 21:22)
dimana Ia mau supaya orang percaya menantikan kedatanganNya dan berjaga-jaga
dengan setia mengikut Tuhan.[13]
Terdapat
banyak pernyataan Yesus yang memperkenalkan Allah sebagai Bapa kepada manusia.
Allah sebagai Bapa yang dinyatakan oleh Yesus dalam Kitab injil Yohanes
menekankan kedekatan yang sangat erat dalam hubungan Anak dan Bapa. Sehingga
pada akhirnya orang percaya menyebut Allah sebagai Bapa.
2.2.5 Peristiwa-Peristiwa Kristologi
Dalam kitab
Injil Yohanes dikisahkan tentang kelahiran Yesus di mana pendahuluan kitab ini
berpusat pada inkarnasi Logos, yang
sudah ada sebelum dunia diciptakan bahkan menjadi pelaku penciptaan dunia (Yoh.
1:14), hal ini merupakan mahkluk ilahi yang sudah ada sebelum segala sesuatu
dan menjadi manusia. Sangat besar kemungkinan bahwa Yohanes sungguh-sungguh
mengetahui adanya kepercayaan mengenai kelahiran dari Anak dara. Terdapat
kesamaan antara Kristus yang menjadi manusia dan Kristus yang tinggal dalam lingkungan
orang-orang yang dilahirkan dari roh di mana orang Kristen disebut “lahir dari
Allah” (Yoh. 3). Terdapat juga tentang kenaikan Yesus dalam Injil Yohanes
sekalipun tidak melaporkan secara detail tentang kenaikan Yesus tersebut
terdapat petunjuk penting tentang kenaikan Yesus di mana peristiwa penampakan
Yesus kepada Maria (Yoh. 20:17). Sebelum Ia naik ke surga Ia mempersiapkan
murid-murid-Nya untuk kejadian penting. Dalam Yohanes 20:22 pemberian Roh Kudus
melalui pencurahan yang terjadi pada hari pentakosta dan undangan kepada Tomas
“sentuhlah Aku” (Yoh. 20:20, 27), merupakan suatu hal yang dinyatakan sebelum
kenaikan Yesus. [14]
Dalam
peristiwa-peristiwa kristologi Yesus telah lahir dari anak dara oleh Maria yang
masih perawan dan selama hidupnya Ia melayani dan kemudian disalibkan dan mati
sebagai tebusan bagi manusia dan juga bangkit. Dalam Injil Yohanes kebangkitan
Yesus dinyatakan sebagai penampakan Yesus baik kepada Maria Magdalena maupun
kepada murid-muridNya. Dan pada akhirnya Ia memberikan pesan kepada muridNya
untuk menjadi gembala bagi domba-dombaNya (Yoh 21:15-19).
BAB
III
KESIMPULAN
3.1
Aplikasi Praktis
Dalam Injil Yohanes
menyatakan lebih banyak tentang keilahian Yesus oleh sebab itu aliran Gnostik
menentang kemanusiaan Yesus namun dalam Kitab injil Yohanes menyatakan Yesus
memiliki hal yang sama dengan manusia yaitu dapat merasakan kesedihan waktu
Lazarus dikuburkan dan juga waktu melihat kota Yerusalem dan juga Yesus dapat
menyentuh kaki muurid-muridNya ketika membasuh kaki mereka dan dapat
bercakap-cakap baik dengan Nikodemus maupun seorang perempuan Samaria.
Dalam Kitab Injil
Yohanes dinyatakan banyak hal tentang keilahian Yesus dimana Yesus menyatakan
dirinya sebagai “Akulah” dengan bahasa Yunani yaitu ego eimi dan Ia menyatakan diriNya dengan kesetaraan dengan Allah
dan juga Ia menyatakan bahwa Ia adalah Mesias yang diurapi dan diutus oleh
Allah.Selain itu Ia juga menyatakan bahwa Ia adalah Anak Domba Allah yang akan
menjadi tebusan bagi umat manusia yaitu Anak domba Allah yang menjadi
pengantara manusia kepada Allah. Yesus juga disebutkan dalam injil Yohanes
sebagai Anak Allah dimana Ia memanggil Allah sebagai Bapa dan memberikan
pernyataan bahwa Ia dan Bapa adalah satu.
Dalam Kitab Injil
Yohanes pribadi Roh Kudus dikenalkan Yohanes Pembaptis pada waktu membaptis
banyak orang untuk bertobat dan juga dinyatakan oleh Yesus melalui percakapan
dengan Nikodemus dengan Baptisan. Pribadi Roh Kudus juga terdapat dalam doa
Yesus (Yoh 17) dinyatakan tentang pribadi Roh Kudus yang adalah penolong yang
dipersiapkan oleh Yesus untuk dapat menolong murid-muridNya dan juga setiap
orang percaya kepada Yesus.
Dalam Kitab injil
Yohanes tidak dengan jelas disebutkan tentang kelahiran Yesus namun kelahiran
pertama yang dinyatakan tentang kelahiran Roh (Yoh 1:13). Dan terdapat juga
pelayanan Yesus pada masa hidupNya dan juga ketika Yesus disalib dan mati yang
pada akhirnya bangkit dan menyatakan dirinya pertama kepada Maria Magdalena dan
selanjutnya kepada murid-muridNya bahkan dapat makan bersama dengan mereka.
DAFTAR
PUSTAKA
Milne Bruce. 1993. Yohanes (Jakarta: Yayasan Komunikasi Bina Kasih/OMF)
Nggebu Sostenis,
M.A.
2004. Napak Tilas Jejak-Jejak Yesus
(Bandung:
Yayasan Kalam Hidup
Santoso David Iman. 2014. Theologi Yohanes (Malang: Literatur Saat)
Guthrie Donald. 2013. Teologi Perjanjian Baru I (Jakarta: BPK Gunung Mulia)
[2]Sostenis
Nggebu, M.A. 2004. Napak Tilas
Jejak-Jejak Yesus (Bandung: Yayasan
Kalam Hidup), hlm. 205-206
Tidak ada komentar:
Posting Komentar