Bukti kemanusiaan Yesus dalam Injil Matius
Bab
I
Pendahuluan
1.1.
Latar belakang
Injil
Matius dapat dikenal sebagai Injil yang paling terkenal dan paling banyak dikutip dari keempat Injil
di dalam sejarah gereja. Gereja mula-mula telah mufakat dengan pendapat bahwa
Injil Matius ditulis oleh rasul Matius, dan menurut Papias ia berkata bahwa
Matius menulis kitab Injil ini tentang kehidupan atau ucpan-ucapan Yesus ketika
berada di dunia ini. Menurut urutan Injil Matius terletak sebagai Injil yang
pertama dalam kanon PB. Dan selama ini ada banyak orang yang beranggapan bahwa
Injil Matius adalah Injil yang pertama ditulis, padahal dalam 150 tahun
terakhir ini prasejarah PB umumnya setuju bahwa Injil Markuslah yang pertama
ditulis. Oleh karena itu Injil Matius ini yang paling banyak dibaca dan
dipelajari oleh orang-orang Kristen
mula-mula.[1]
Teologis
Injil Matius ini dapat mencerminkan dari keempat Injil Sinoptik yang sangat
penting dalam Peranjian Baru mengenai kemanusiaan Yesus, kehidupan Yesus, dan
pekerjaan atau pelayanan yang dilakukan oleh Yesus. Matius mencatat tentang
peristiwa-peristiwa yang berkaitan dengan kelahiran Yesus, Aspek-aspek dari
kehidupan-Nya dalam melayani orang banyak, dan kematian-Nya. Matius tidak hanya
mencatat tentang ucapan-ucapan bahagai tetapi juga mencatat mengenai bagian
kehidupan Yesus, Ia memilih untuk dilahirkan ke dunia, maka Putera Tunggal
Allah yang tak terbatas, masuk ke dalam sejarah manusia. Hakekat ke-Allahan dan
ke-manusiaan Kristus ini adalah ciri khas Yesus, yang membuat-Nya berbeda dari
para nabi ataupun orang kudus manapun.
Di
dalam Teologi Matius menjelaskan kehidupan dan pelayanan Yesus yang akan dilakukan dan apa yang dikatakan sampai
pada Dia disalib, itu semua karena rencana Allah. Dan dalam penulisan Matius ia
menggambarkan kehidupan dan pelayanan Yesus sebagai penggenapan nubuatan yang
ada di Perjanjian Lama. Yaitu penggenapan dari apa yang difirmankan oleh Tuhan
(Matius 1:22). Dan hal ini dapat dikaitan dengan kelahiran Yesus. Matius
menggambarkan silsilah Yesus dalam pasal peratama, dan ia mengatakan bahwa
Yesus adalah Anak Daud dan Abraham. Murid-murid Yesus bertanya-tanya mengenai
keberadaan Anak manusia itu yaitu Yesus
(Matius 16:13), namun Petrus menjawab mereka (ay 16).[2]
1.2.
Rumusan Masalah
Berdasarkan
latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut:
1.2.1. Apakah
yang dimaksud dengan kemanusiaan Yesus?
1.2.2. Bagaimanakah
kemanusiaan Yesus?
1.2.3. Mengapa
Yesus mengatakan diriNya melalui manusia?
1.3.
Tujuan
Masalah
1.3.1. Untuk
menjelaskan kemanusiaan Yesus
1.3.2. Untuk
menjelaskan kehidupan kemanusiaan Yesus
1.3.3. Untuk
menjelaskan tujuan dan sifat-sifat kemanusiaan Yesus
Bab II
Pembahasan
2.1.
Inkarnasi Kristus
2.1.1. Arti
Inkarnasi
Kata
inkarnasi bebrati “di dalam daging” dan menunjukkan pada tindakan putra Allah
yang kekal mengambil diri-Nya natur tambahan, manusia, melalui kelahiran dari
seorang anak dara. Akibatnya adalah bahwa Krsitus selamanya Allah yang tidak
bercacat-cela, dan demikian keadaan-Nya sejak kekekalan, Ia juga memiliki
kebenaran, dan Ia adalah manusia yang tidak berdosa dalam satu Pribadi untuk
selamanya
2.1.2. Silsilah
Yesus Kristus
Untuk
silsilah yang menjabarkan tentang inkarnasi Kristus ada dua bagian yaitu,
Matius 1:1-16. Dan ada beberapa diskusi yang memperdebatkan mengenai kedua
silsilah itu adalah dari kedua silsilah itu dapat dikaitkan dengan Yesus dan
Daud (Matius 1:1). Yesus mempunyai keluarga, silsilah, dan gelar sebagai Anak
Manusia Maitus 1:1-17. Di dalam keempat kitab Injil, tidak kurang 80 kali Yesus
menyebut diri-Nya sebagai Anak Manusia. Dengan menggunakan gelar ini secara
pasti Yesus mengidentifikasikan diri-Nya sebagai manusia biasa. Selain itu,
Yesus juga dipanggil dengan nama anak tukang kayu atau keturunan Daud. Yesus
juga memiliki keluarga. Hal ini membuktikan bahwa Yesus memang pernah ada di
dalam sejarah manusia.[3]
2.2.
Kemanusiaan Yesus
2.2.1. Arti
kemanusiaan Yesus
Yesus
harus menjadi seorang manusia agar dapat mewakili umat manusia yang berdosa.
Surat pertama Yohanes ditulis untuk membenarkan pengajaran yang salah, yaitu
penyangkalan akan kemanusiaan Kristus yang sejati. Apabila Yesus bukan manusia
yang sejati, maka kematian-Nya di atas kayu salib merupakan ilusi, Ia harus
menjadi manusia sejati untuk mati mewakili umat manusia. Karena kitab suci
mengajarkan kemanusiaan sejati dari Yesus. Namun demikian, mereka juga
memperlihatkan bahwa Ia tidak memiliki dosa manusia, natur kejatuhan.
Alasan
mengapa Allah menjadi manusia ialah untuk menyatakan Bapa; dalam Perjanjian
Lama, Allah dinyatakan sebagai pencipta dan penguasa. Perjanjian Lama
menunjukkan kesatuan, kekudusan, keperkasaan, serta kemurahan Allah. Dan
Kristus melengkapi penyataan tersebut dengan menambahkan gagasan Allah sebagai
Bapa (Mat 6:9). Karena Bapa tidak akan menahan sesuatu yang akan menguntungkan
makhluk-makhluk ciptaan-Nya (Mat 5:45). Dan juga untuk memberikan teladan hidup
kepada yang kudus (Mat 11:29).[4]
Ada
berbagai bukti dan fakta yang dikemukakan dalam Alkitab tentang kemanusiaan
Yesus. Allah mengambil rupa menjadi manusia dengan tujuan. Segala hal yang
dikerjakan Allah dalam Yesus sudah direncanakan oleh Bapa yang di Surga. Yesus
melakukan apa yang dikehendaki Bapa-Nya,
Bapa-Nya mengehandaki supaya manusia memperoleh hidup sehingga Dia mengutus
Yesus ke dalam dunia dalam rupa manusia. Ada yang menganggap bahwa Yesus hanya Yesus seorang anak tukang
kayu, yaitu Yusuf. Sedangkan murid-murid-Nya juga bertanya tentang pribadi Yesus;
siapakah Dia sebenarnya. Murid-Nya hanya menduga menurut kata orang (Mat
16:14). Hanya Petrus yang mengenal-Nya secara pribadi, melalui pernyataan Allah
Bapa kepada-Nya (Mat 16:17). Petrus menyebut Yesus adalah Mesias, Anak Allah
yang hidup (Mat 16:16).
2.2.2. Kelahiran
Yesus dari seorang Anak dara
Kelahiran
Yesus diperkirakan sekitar tahun 4 SM, Allah mengirim malaikat Gabriel datang
kepada Maria yang bertunangan dengan Yusuf keturunan Daud. Matius mengutip
Yesaya sebagai bukti bahwa nubuat ini sudah digenapi dalam diri Maria, yang
adalah seorang perempuan muda. Namun,
Matius menyebutnya anak dara.
‘sesungguhnya anak dara itu akan mengandung dan melahirkan seorang anak
laki-laki dan akan dinamai Imanuel yang berarti Allah menyertai kita”. Perempuan muda, dalam bahasa Ibraninya
adalah almah. Dalam septuaginta
(LXX), yaitu Alkitab Perjanjian Lama yang diterjemahkan ke dalam bahasa Yunani,
kata perempuan muda diterejemahkan
menjadi “Parthenos” Yunaninya. Kata
yang sama yang dituliskan oleh Matius 1:23 untuk menyebut “anak dara”. Kata “almah” secara singkat dapat diartikan
orang muda, baik pria maupun wanita. Variasi bentuk almah meliputi: elemen
(berjenis maskulin), almah (berjenis feminim), alumim (berjenis abstrak). Jadi,
almah merupakan istilah khusus yang mengacu kapada gadis, wanita yang belum
menikah, lebih sempit lagi perawan (anak dara).[5]
Kelahiran Yesus diperkirakan sekitar tahun 4 SM.
Kelahiran
dari anak dara adalah doktrin yang esensial (alkitabiah); hal itu merupakan
keharusan untuk menyatakan bahwa Kristus tidak berdosa. Apabila Ia lahir
sebagai anak Yusuf, maka Ia memiliki natur dosa. Sangat jelas dalam Matius 1:16
di sana menyatakan bahwa kelahiran Yesus berbeda dengan manusia biasa Ia
memiliki bentuk kata yang bersifat pasif yang menjelaskan tentang kelahiran
Yesus, Yusuf tidak melahirkan Yesus.[6]
Bukti
kelahiran Yesus adalah sama dengan manusia lainnya. Dalam Injil Matius sangat
jelas untuk diketahui tentang kelahiran Yesus melalui seorang dara perawan
dalam Matius 1:18; 2:11. Sedangkan di dalam Matius pasal yang pertama
menjelaskan tentang silsila Yesus.[7]
Matius mencatat mengenai waktu kelahiran Yesus dengan mencatat bukti-bukti
historis yang dapat menolong kita untuk memahami tentang kebenaran kelahiran
Yesus. Sedangkan dibandingan dengan Lukas hanya mencatat sedikit saja kelahiran
Yesus dan Matius hanya menyinggung sedikit mengenai waktu kelahiran Yesus
terjadi pada waktu Herodes menjadi raja Yerusalem.[8]
Dan Matius menyatakan bahwa yang menjadi saksi atas kelahiran Yesus adalah
orang Majus dari Timur (Matius 2:1-12). Matius juga mencatat hal ini untuk
memperkenalkan siapakah Yesus yang lahir sebagai seorang manusia, yang lahir
bukan karena hasil hubungan seksual tetapi oleh karena Roh Kudus (Mat 1:18).[9]
2.2.3. Sebutan-sebutan
Yesus
2.2.3.1 Yesus
Sebagai Anak Manusia
Di dalam
Kristologi Injil Matius dapat ditemukan bahwa Yesus itu menyebut diri-Nya
sebagai Anak Manusia dan dalam Injil Matius dipakai istilah Anak Manusia
sebanyak 30-31 kali. Untuk istilah “Anak Manusia” hanya dipakai oleh Yesus
sendiri ketika Yesus menyebut diri-Nya sebagai Anak Manusia untuk menunjukkan
kemanusiaan-Nya. Dia juga adalah Allah yang menjelma menjadi manusia, ikut
merasakan kelemahan manusia dan menanggung dosa manusia, di dalam Matius pasal
8 di sana telah dejelaskan pertama kali muncul dan dalam Matius 9:3-6 juga
menjelaskan bahwa Anak Manusia itu yang ada di dunia berkuasa untuk mengampuni
dosa manusia.
Injil Matius
mempunyai persamaan hampir semua pemakaian istilah “Anak Manusia” dalam Injil
markus, karena dibadingkan dengan Markus, Matius agak labih bayak memuat apa
yang bisa kita sebut sebagai acuan misi Yesus. Dan misalnya Ia mengatakan bahwa
Anak Manusia tidak mempunyai tempat untuk meletakkan kepala-Nya (Mat 8:20) dan
bahwa Ia datang untuk “ makan dan minum” (Mat 11:19), sebab Anak Manusia
mempunyai kuasa atas dunia ini untuk mengampuni dosa (Mat 9:6) yang menanggung
banyak penderitaan (Mat 16:12), Ia juga akan diserahkan kepada imam-imam kepada
ahli Taurat (Mat 20:18), Ia datang bukan dilayani melainkan Melayani banyak
orang (Mat 20:28).[10]
Yesus
memakai tiga istilah dengan cara yang berbeda dalam penggunaan “Anak Manusia”
yaitu pertama sering Ia menggunakan istilah “Anak Manusia” dan bukan kata ganti
“Aku”, sebagai cara untuk menggambarkan keberadaan-Nya sebagai manusia biasa.
Di tempat-tempat di mana masing-masing kitab Injil mempunyai ucapan-ucapan yang
sama, untuk penulis Injil sering memakai “Anak Manusia” sedangkan untuk penulis
kitab lain menggunakan kata “Aku, kita dapat melihat dalam Matius 16:13; 19:28.
Kedua di kesempatan yang lain Yesus menggunakan sebutan “Anak Manusia” untuk
menunjuk kepada kedatangan-Nya di masa depan di atas awan surgawi dan kepada
kemuliaan-Nya di sisi kanan Allah yang tedapat dalam Matius 24:27. Ketiga
paling sering istilah ini dipakai dengan cara yang berbeda, yang mengacu pada
penderitaan dan kematiaan yang diketahui Yesus akan menjadi bagian dari
pengalaman-Nya (Mat 26:2). ).[11]
2.2.3.2 Yesus
Sebagai Mesias
Matius mengulang hampir semua sebutan
Kristus (Masias) dalam Injil Markus. Dan Maria yang melahirkan Yesus disebut
sebagai Kristus (Mat 1:16). Matius juga mencatat pertanyaan Yesus kepada orang
Farisi, “Apakah pendatmu tentang Mesias? Anak siapakah Dia?” (Mat 22:42) dan
kita juga mengatahui bahwa para murid-Nya hanya mempnyai satau Guru, yaitu
Mesias (Mat 23:10), maka waktunya akan ada banyak orang mengaku diri-Nya adalah
Mesias (Mat 24:5, 23).[12] Pernyataan
menganai Yesus adalah Mesias adalah Petrus yang menyadari kebenaran tentang
Yesus dan berkata kepada-Nya bahwa, “Engkau adalah Mesias” (Mat 16:16-17).[13]
2.2.3.3 Yesus
Anak Daud
Dia
dipanggil “putra Daud,” mengindikasikan Ia adalah keterunan dari Raja Daud
(Matius 1:1). Ia juga dipanggil Yesus (Matius 1:21), serta dengan nama di PL,
yaitu Yosua (artinya Yahweh menyelamatkan). Ia dipanggil sebagai “Manusia.”
Paulus mengindikasikan masa dunia yang akan dihakimi oleh “manusia”. Sebagai
manusia, Yesus juga adalah pengantara antara Allah dan manusia. [14]
Ia juga disebut sebagai Anak tukang kayu (Mat 13:55-56). Ketika Yesus
dilahirkan oleh Maria ibu-Nya Ia dinamai oleh ayah-Nya Yusuf di berikan nama
Yesus (Mat 1:25)
2.2.4. Bukti-bukti
Kemanusiaan Yesus
2.2.4.1 Yesus
memiliki tubuh, daging dan darah yang sesungguhnya
Tubuh Yesus
“sama dengan tubuh manusia lain kecuali untuk kualitas-kaulitas tertentu yang
merupakan akibat dari dosa manusia. Di dalam Matius 1:18; 2:1, menjelaskan
tentang kehamilan Maria dan waktu ia
melahirkan Yesus. Yesus memiliki darah dan daging, oleh sebab itu yang dapat
melihat adalah orang-orang majus dan mereka memberikan peresembahan karena
mereka melihat Ia dilahirkan sama dengan manusia yang memiliki daging dan darah
(Mat 2:1-12). Kemudian dalam kehidupan-Nya, Ia dikenal sebagai raja orang
Yahudi (Matius 2:2) dan dikenal sebagai tukang kayu yang memiliki saudara
laki-laki dan perempuan (Matius 13:55).
2.2.4.2
Yesus bertumbuh dan berkembang
secara normal
Yesus berkembang secara normal sebagaimana halnya
manusia. Dalam pertumbuhan
Yesus, Ia memiliki empat area yang sama dengan manusia seperti mental, fisik,
spiritual, dan sosial. Ia terus berkembang dalam pengetahuan-Nya akan sesuatu,
Ia bertumbuh secara fisik, Ia berkembang dalam kesadaran Spirirtual-Nya (tentu
Ia tidak ada interkasi dengan dosa, karena Ia lahir tanpa dosa sampai
kematian-Nya) Ia berkembang dalam hubungan sosial-Nya contoh Ia memanggil
murid-murid-Nya yang pertama (Matius 4:18-22)
2.2.4.3
Yesus memiliki jiwa dan roh manusia
Yesus adalah
manusia yang utuh, yang memiliki tubuh, jiwa dan roh. Sebelum penyaliban,
jiwa-Nya gundah dalam mengantisipasi salib. Ada suatu kesadaran diri di mana Ia
harus menanggung dosa seluruh dunia, dan Yesus sangat terpengaruh akan prospek
itu. Menjabarkan dalam istilah yang paling kuat tentang emosi yang dirasakan oleh
Yesus dalam roh manusia-Nya (Mat 4:1-11; 26:24).
2.2.4.4
Ia memiliki karakteristik keberadaan
manusia
Pada saat Yesus
puasa dipadang gurun, Ia merasa lapar (Matius 4:2), pada waktu Ia dan
murid-murid berjalan melalui Samaria, Ia menjadi lapar lelah dan berhenti di
dekat sumur untuk beristirahat, Ia haus dalam perjalanan hari itu di bawah
terik matahari. Yesus juga mengalami emosi manusia: Ia menangis atas kematian
teman-Nya Lazarus, Ia menaruh belas kasihan pada orang-orang karena mereka
tanpa pemimpin yang mampu (Matius 9:36), Ia berduka dan menangis atas Yerusalem
(Matius 23:37).
2.2.5. Sifat
Yesus Sebagai Manusia sejati
2.2.5.1 Yesus
dibaptis Matius 3:13-17
Yesus
dibaptis di sungai Yordan dan baptisan Yesus sebagai pola baptisan bagi gereja
Tuhan. Baptisan yang dilakukan dengan diselamkan atau ditenggelamkan, begitu
juga manusia sendiri. Makna dari pabtisan tersebut adalah tanda pertobatan
seseorang yang berdosa, tetapi Yesus tidak berdosa karena Dia adalah Allah. Hal
ini bukanlah sebagai baptisan pertobatan, namun paksaan daripada Yohanes (Mat
3:14). Ini menandakan bahwa Yesus juga
adalah seorang manusia yang sempurna. Hal mengapa Yesus dibaptis menandakan
ketaatan Yesus kepada Bapa di surga yang mengutus-Nya (Mat 3:15) dan sebagai
pertandaan bagi banyak orang bahwa Yesus diutus oleh Allah (Mat 3:17) dan Yesus
pun mengakui Yohanes Pembaptis sebagai polopor-Nya (Mat 11:1-11)
2.2.5.2 Yesus
dicobai oleh Iblis di padang gurun Matius 4:1-11
Sesudah
Yesus dibaptis Yesus diperhadapkan dengan pencobaan yaitu Yesus mengalami
pencobaan di padang Gurun ketika Ia berdoa, dan Yesus dibawa oleh Roh ke padang
gurun untuk dicobai iblis (ayat 1).
2.2.5.3 Yesus merasa
lapar dan haus Matius 4:2; 21:18
Yesus juga
sama dengan manusia bisa merasa lapar, pada saat Ia melakukan puasa, sekalipun
Ia adalah Allah. Namun Yesus manusia sejati yang bisa merasakan lapar dan haus sama seperti
manusia merasakan hal ini, pada saat manusia tidak makan dan minum
2.2.5.4 Yesus
memulai dengan Khotbah di bukit Matius 5-7
Yesus
memulai berkhotbah dengan mengingatkan kepada murid-murid-Nya atau mengajar
mereka, supaya mereka hidup berhati-hati dengan tujuan bahwa Yesus mengingatkan
mereka bagaimana mereka harus memberi sedekah, hal berdoa, hal berpuasa dan
sebagainya itu semua tercatat dalam Injil Matius (ps 6-7).
Yesus
mengajar para murid-murid-Nya, ini menandakan Ia adalah seorang manusia yang
mengajarkan hal-hal yang harus dilakukan oleh murid-murid Yesus dan sekaligus
sebagai seorang guru. Maka Yesus memulai
mengajar mereka (Mat 5:2). Pengajaran Yesus merupakan khotbah dibukit yang
dikenal sebagai makna kerjaan Allah
dan kebahagiaan (ay 5-13). Ketika
Yesus berkhotbah kepada orang banyak itu dan sudara-Nya mencari Dia (Matius
12:46-50) Yesus ingin mengoreksi kesalahan mereka (ay 49-50)
2.2.5.5
Yesus tidur ketika ada angin ribut
Matius 8:24-26
Yesus tidur
pada saat angin ribut, di sini sangat jelas bagi kita bahwa Yesus juga
merasakan hal yang sama dengan manusia dan ini menunjukkan dengan jelas, kalau
Yesus terbukti bahwa Ia adalah manusia sejati yang bisa tidur. Dan Yesus juga
mengalami kegelisahan dalam hati-Nya (Mat 26:37-38)
2.2.5.6
Yesus makan di rumah
Matius pemungut cukai Matius 9:9-13
Yesus
makan bersama dengan Matius pemungut cukai di rumahnya, ini sebagai bukti nyata
bahwa Yesus adalah manusia yang sejati. Yang bisa makan bersama dengan manusia
biasa seperti Matius pemungut cukai yang tidak memiliki pangkat tinggi atau
kekududukan, tetapi Yesus mau makan bersama dengan Matius inilah salah satu
bukti yang riil untuk diketahui oleh siapa saja.
2.2.5.7
Yesus berdoa seorang diri Matius
14:23; 26:39-45
Yesus melakukan doa seorang diri pada saat
murid-murid-Nya tidur dan Ia juga berdoa kepada Bapa-Nya pada saat Ia akan
diserahkan kepada Pontius Pilatus
2.2.5.8
Yesus makan paskah
bersama dengan murid-murid-Nya 26:17-25
Yesus makan pasakah
bersama dengan para murid-murid-Nya ialah menandakan bahwa Yesus adalah manusia
sejati yang biasa makan bersama dengan murid-Nya. sama halnya dengan manusia
baisa juga makan bersmaa dengan orang lain inilah yang menjadi suatu pembuktian
bahwa Yesus adalah manusia yang sempurna.
2.2.5.9 Yesus
mengadakan paskah dan makan bersama dengan para murid-murid-Nya, ini hal
menandakan bahwa bukti kemanusiaan-Nya nyata bagi manusia atau murid-murid-Nya,
bahwa Ia bisa makan bersama dengan para muri-murid-Nya pada waktu paskah. Yesus
mersa gelisah dan sedih dalam hati-Nya, lalu Ia meminta kepada murid-murid-Nya
untuk tinggal bersama dengan Dia (Mat 26:37-38). Yesus ditangkap Matius 26:47-56,
oleh orang-orang Farasi atau ahli Taurat yang telah diberitahukan oleh Yudas di
mana tempat Yesus berada. Sampai pada Yesus dihadapan mahkamah Agama Matius
26:57-68.Yesus dihadapan Pilatus Matius 27:11-30, untuk dihukum
oleh karena perintah dari pada ahli-ahli Taurat. Yesus disalibkan Matius
27:32-44, ini menadakan bahwa Yesus adalah manusia yang sejati yang tidak
memberontak ketika ia dihukum, sebab Ia menjadi manusia karena untuk
menggantikan manusia yang berdosa.
2.2.5.10 Yesus
mati Matius 27:45-56, Bukti bahwa Yesus adalah manusia, yaitu dengan
kematian-Nya dan mati alami yang dimaksudkan adalah kemanusiaan-Nya, tetapi
tidak keilahian-Nya. Karena dalam kemanusiaan-Nya Yesus memiliki
keterbatasan-keterbatasan yang dimiliki oleh manusia seperti kita, hanya saja
Dia tidak berdosa. Dalam kemanusiaan-Nya, Dia tidaklah mahatahu,
pengetahuan-Nya melebihi manusia, dan meskipun benar dan akurat, tetap
terbatas. Setelah itu Yesus dikuburkan, dan menjadi sama dengan manusia ketika
mati dikubur Yesus dikuburkan terdapat dalam Matius 27:57-61.[15]
hal ini merupakan hal yang nyata untuk diketahui bahwa Yesus adalah benar-benar
manusia
Yesus
memiliki sifat sejati insani. Hal ini mengungkapkan bahwa Yesus memiliki segala
unsur manusiawi, baik tubuh jasmani yang dapat dilihat dan dijamah maupun jiwa
dengan segala dimensinya, seperti: pengetahuan, akal budi, emosi, dan kehendak.
Yesus, sebagaimana manusia pada umumnya, juga mengalami fase-fase pertumbuhan
fisik, mental, intelek, kesadaran sosial, dan sebagainya sejak bayi, masa
kanak-kanak, remaja, pemuda hingga dewasa. Jadi kewajaran perkembangan ini
adalah lumrah dan secara normal juga berlaku bagi sifat dasar insani Kristus.
Oleh karena itu, dalam berbagai kondisi Yesus pun dapat merasakan keletihan
fisik, mengantuk lalu tertidur, haus, jengkel, bahkan marah, gelisah, gentar
dan takut, sedih, dan menangis. Ia juga pernah merasa sangat lapar sewaktu
berpuasa di padang gurun.
2.2.6. Tujuan
Yesus Menjadi Manusia
Untuk
menggantikan manusia, Dialah yang akan
menyelamatkan umat-Nya dari dosa mereka." (Mat
1:21). Sebab Dia datang bukan untuk memanggil orang benar, melainkan bagi orang
berdosa (Mat 9:13), oleh karena itu Dia
di kirim Allah untuk datang ke kedunia ini sebagai pengganti manusia,
sekaligus menyatakan kasih Allah kepada manusia, menjadi teladan dan
menggantikan manusia dalam menebus dosa manusia
2.2.6.1 Menyatakan Bapa
Yesus diutus
oleh Allah untuk datang kedunia ini
mengambil rupa manusia dan menunjukkan Bapa melalui hidup-Nya, dengan
bentuk seorang manusia yang sempurna, agar dari setiap ciptaan-Nya dapat
melihat-Nya melalui Yesus yang harus mati bagi semua manusia yang berdosa. Dan
tujuan untuk menyatakan Bapa itu sangat penting agar setiap orang dapat melihat
dan percaya kepada Allah dan juga masuk ke dalam kerjaan sorga (Mat 4:17).
2.2.6.2 Perantara
bagi manusia
Yesus
menggantikan manusia dalam penebusan dosa dan mati dikayu salib, karena Ia
diutus oleh Allah untuk datang ke dunia ini menggantikan manusia. Dan Yesus
menyelamatkan manusia yang hidup dalam belenggu dosa. Penebusan Yesus adalah
sebagai perantara antara manusia untuk datang kepada Allah. dan menjadi
penebusana manusia dalam Matius 20:28, dan juga memanggil orang berdosa yang
terdapat dalam Matius 9:13
Bab III
Penutup
3.1.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan yang
telah dibahas diatas, penulis dapat
menyimpulkan bahwa bukti kemanusiaan Yesus dalam Injil Matius adalah Ia
mengambil rupa seorang manusia (inkarnasi), berdasarkan teologi Matius ia
mengatakan bahwa Yesus harus mengambil rupa manusia untuk menyatakan kehendak
Allah bagi manusia dan melaksanakannya.
Dengan kita melihat mengenai kemanusiaan Yesus, kehidupan Yesus, dan pekerjaan
atau pelayanan yang dilakukan oleh Yesus. Matius mencatat tentang
peristiwa-peristiwa yang berkaitan dengan kelahiran Yesus, Aspek-aspek dari
kehidupan-Nya dalam melayani orang
banyak, dan kematian-Nya. Arti Yesus menjadi manusia untuk menggantikan manusia
dalam kematian penebusan dosa atau mewakili dan alasanya ialah untuk menyatakan
Bapa kepada manusiadan sekaligus menjadi teladan bagi manusia. Dan untuk
mengetahui bukti kemanusiaan Yesus ialah dapat dilihat dari hal-hal seperti berikut ini:
1. Yesus
mempunya silsilah keturunan (Mat 1:1-17)
2. Yesus
harus dilahirkan melalui seorang Anak dara. Dengan tujuan untuk menyatakan
kehendak Bapa dan menggenapi nabuat yang telah dinyatakan dalam Perjanjian
Lama.
3. Yesus
memiliki tubuh, daging dan darah yang sesungguhnya. Karena tubuh Yesus “sama
dengan tubuh manusia lain kecuali untuk kualitas-kaulitas tertentu yang
merupakan akibat dari dosa manusia. Di dalam Matius 1:18; 2:1-12
4. Yesus
memiliki perkembangan yang normal, Ia tumbuh sama dengan manusia yang memiliki
sifat kemanusiaan seperti mental, fisik, spiritual, dan sosial.
5. Yesus
memiliki jiwa dan roh manusia sebab Yesus adalah manusia yang utuh, yang
memiliki tubuh, jiwa dan roh.
6. Yesus
memiliki karakteristik keberadaan manusia, Pada saat Yesus berpuasa dan berdoa dipadang gurun, Ia menjadi lapar
(Matius 4:2).
Sifat-sifat
yang menekankan mengenai kemanusiaan Yesus adalah Ia dibaptis sama dengan
manusia juga dibaptis, Yesus mengalami lapar, berdoa, berpuasa, dan merasa
sedih, tidur, dan mati sama seperti apa yang dirasakan oleh manusia. Ini sebagai
buktinya kemanusiaan Yesus sesunggunya ketika Ia menjadi manusia dan ini jelas
untuk menusia mengetahuinya bahwa Yesus adalah manusia yang sejati. Dengan
memiliki sifat-sifat kemanusiaan ialah Yesus dibaptis
Matius 3:13-17, Yesus dicobai oleh Iblis di padang gurun Matius
4:1-11, Yesus merasa lapar dan haus Matius 4:2;
21:18, Yesus memulai dengan Khotbah di bukit
Matius 5-7, Yesus tidur ketika ada angin ribut Matius 8:2, Yesus
makan di rumah Matius pemungut cukai Matius 9:9-13, Yesus berdoa
seorang diri Matius 14:23; 26:39-45, Yesus makan paskah
bersama dengan murid-murid-Nya 26:17-25, Yesus
dihadapan Pilatus Matius 27:11-30, Yesus disalibkan Matius 27:32-44, Yesus mati
Matius 27:45-56, dan Yesus dikuburkan Matius 27:57-61. Ini sifat-sifat yang
menandakan bukti kemanusiaan Yesus yang ada dalam Injil Matius itu sendiri dan
sekaligus menunjukkan bukti kemanusiaan Yesus. karena Yesus bisa
meresakan hal yang sama seperti manusia rasakan di dunia ini.
Tujuan Yesus
menjadi manusia ialah untuk menyatakan Bapa kepada manusia dan menggantikan
manusia mati di atas kayu salib untuk menebus dosa manusia yang telah
dilakukan. Dan Dia memang harus menjadi manusia untuk menyatakan kebenaran yang
sebenarnya bagi manusia.
[1] DR. David Iman Santoso.
2009. Theologi Matius. (Malang :
Literatur Saat), hlm 3-4.
[2] Roy B. Zuck, Darrel L. Bock. 2011. A Biblical Theology Of The New Tstament. (Malang: Gandum Mas), hlm
17-19.
[3] Paul Enns. 2014. The Moody Handbook Of Theology (1).
(Malang : Literatur Saat) hlm 249-250
[4] Ibid 42,45
[6] Ibid, 251
[7] Pdt. Dr. Marulak
Pasaribu. 2005. Eksposisi Injil Sinoptik.
(Malang: Gandum Mas) hlm. 180
[8] Bukti yang dinyatakan
oleh Matius Tentang kelahiran Yesus hanya sebagian, sebab dikarenakan bahwa
Lukas juga membahas tentang kelahiran Yesus. Untuk melihat kehidupan Yesus yang
berinkaranasi sebagai manusia terdapat di dalam ketiga Injil sinoptik yaitu
Matius, Markus, dan Lukas.
[9] Matius 1:20, Yusuf
mendapat suatu pernyataan dari malaikat Tuhan tentang kelahiran Yesus melalui
Maria Isrinya, karena Maris mengandung dari Roh Kudus
[10] Leon Morris. 2006. Teologi Perjanjian Baru. (Gandum Mas),
hlm 169-170
[11] John Drane. 2013. Memahami Perjanjian Baru: Pengantar
Historis-Teologis (Jakarta: Bpk Gunung Mulia), hlm 74-76.
[12] Ibid. hlm 171
[13] Ibid. hlm 77
[14] Ibid. hlm 251-253
Tidak ada komentar:
Posting Komentar