Jumat, 01 Maret 2019

Bukti kemanusiaan Yesus dalam Injil Matius



Bukti kemanusiaan Yesus dalam Injil Matius
Bab I
Pendahuluan
1.1.   Latar belakang
Injil Matius dapat dikenal sebagai Injil yang paling terkenal  dan paling banyak dikutip dari keempat Injil di dalam sejarah gereja. Gereja mula-mula telah mufakat dengan pendapat bahwa Injil Matius ditulis oleh rasul Matius, dan menurut Papias ia berkata bahwa Matius menulis kitab Injil ini tentang kehidupan atau ucpan-ucapan Yesus ketika berada di dunia ini. Menurut urutan Injil Matius terletak sebagai Injil yang pertama dalam kanon PB. Dan selama ini ada banyak orang yang beranggapan bahwa Injil Matius adalah Injil yang pertama ditulis, padahal dalam 150 tahun terakhir ini prasejarah PB umumnya setuju bahwa Injil Markuslah yang pertama ditulis. Oleh karena itu Injil Matius ini yang paling banyak dibaca dan dipelajari  oleh orang-orang Kristen mula-mula.[1]
Teologis Injil Matius ini dapat mencerminkan dari keempat Injil Sinoptik yang sangat penting dalam Peranjian Baru mengenai kemanusiaan Yesus, kehidupan Yesus, dan pekerjaan atau pelayanan yang dilakukan oleh Yesus. Matius mencatat tentang peristiwa-peristiwa yang berkaitan dengan kelahiran Yesus, Aspek-aspek dari kehidupan-Nya dalam melayani orang banyak, dan kematian-Nya. Matius tidak hanya mencatat tentang ucapan-ucapan bahagai tetapi juga mencatat mengenai bagian kehidupan Yesus, Ia memilih untuk dilahirkan ke dunia, maka Putera Tunggal Allah yang tak terbatas, masuk ke dalam sejarah manusia. Hakekat ke-Allahan dan ke-manusiaan Kristus ini adalah ciri khas Yesus, yang membuat-Nya berbeda dari para nabi ataupun orang kudus manapun.
Di dalam Teologi Matius menjelaskan kehidupan dan pelayanan Yesus yang  akan dilakukan dan apa yang dikatakan sampai pada Dia disalib, itu semua karena rencana Allah. Dan dalam penulisan Matius ia menggambarkan kehidupan dan pelayanan Yesus sebagai penggenapan nubuatan yang ada di Perjanjian Lama. Yaitu penggenapan dari apa yang difirmankan oleh Tuhan (Matius 1:22). Dan hal ini dapat dikaitan dengan kelahiran Yesus. Matius menggambarkan silsilah Yesus dalam pasal peratama, dan ia mengatakan bahwa Yesus adalah Anak Daud dan Abraham. Murid-murid Yesus bertanya-tanya mengenai keberadaan Anak manusia itu yaitu Yesus  (Matius 16:13), namun Petrus menjawab mereka (ay 16).[2]

1.2.   Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1.2.1. Apakah yang dimaksud dengan kemanusiaan Yesus?
1.2.2. Bagaimanakah kemanusiaan Yesus?
1.2.3. Mengapa Yesus mengatakan diriNya melalui manusia?

1.3.   Tujuan Masalah
1.3.1. Untuk menjelaskan kemanusiaan Yesus
1.3.2. Untuk menjelaskan kehidupan kemanusiaan Yesus
1.3.3. Untuk menjelaskan tujuan dan sifat-sifat kemanusiaan Yesus


Bab II
Pembahasan

2.1. Inkarnasi Kristus
2.1.1. Arti Inkarnasi
Kata inkarnasi bebrati “di dalam daging” dan menunjukkan pada tindakan putra Allah yang kekal mengambil diri-Nya natur tambahan, manusia, melalui kelahiran dari seorang anak dara. Akibatnya adalah bahwa Krsitus selamanya Allah yang tidak bercacat-cela, dan demikian keadaan-Nya sejak kekekalan, Ia juga memiliki kebenaran, dan Ia adalah manusia yang tidak berdosa dalam satu Pribadi untuk selamanya
2.1.2. Silsilah Yesus Kristus
Untuk silsilah yang menjabarkan tentang inkarnasi Kristus ada dua bagian yaitu, Matius 1:1-16. Dan ada beberapa diskusi yang memperdebatkan mengenai kedua silsilah itu adalah dari kedua silsilah itu dapat dikaitkan dengan Yesus dan Daud (Matius 1:1). Yesus mempunyai keluarga, silsilah, dan gelar sebagai Anak Manusia Maitus 1:1-17. Di dalam keempat kitab Injil, tidak kurang 80 kali Yesus menyebut diri-Nya sebagai Anak Manusia. Dengan menggunakan gelar ini secara pasti Yesus mengidentifikasikan diri-Nya sebagai manusia biasa. Selain itu, Yesus juga dipanggil dengan nama anak tukang kayu atau keturunan Daud. Yesus juga memiliki keluarga. Hal ini membuktikan bahwa Yesus memang pernah ada di dalam sejarah manusia.[3]
2.2. Kemanusiaan Yesus  
2.2.1. Arti kemanusiaan Yesus
Yesus harus menjadi seorang manusia agar dapat mewakili umat manusia yang berdosa. Surat pertama Yohanes ditulis untuk membenarkan pengajaran yang salah, yaitu penyangkalan akan kemanusiaan Kristus yang sejati. Apabila Yesus bukan manusia yang sejati, maka kematian-Nya di atas kayu salib merupakan ilusi, Ia harus menjadi manusia sejati untuk mati mewakili umat manusia. Karena kitab suci mengajarkan kemanusiaan sejati dari Yesus. Namun demikian, mereka juga memperlihatkan bahwa Ia tidak memiliki dosa manusia, natur kejatuhan.
Alasan mengapa Allah menjadi manusia ialah untuk menyatakan Bapa; dalam Perjanjian Lama, Allah dinyatakan sebagai pencipta dan penguasa. Perjanjian Lama menunjukkan kesatuan, kekudusan, keperkasaan, serta kemurahan Allah. Dan Kristus melengkapi penyataan tersebut dengan menambahkan gagasan Allah sebagai Bapa (Mat 6:9). Karena Bapa tidak akan menahan sesuatu yang akan menguntungkan makhluk-makhluk ciptaan-Nya (Mat 5:45). Dan juga untuk memberikan teladan hidup kepada yang kudus (Mat 11:29).[4]
Ada berbagai bukti dan fakta yang dikemukakan dalam Alkitab tentang kemanusiaan Yesus. Allah mengambil rupa menjadi manusia dengan tujuan. Segala hal yang dikerjakan Allah dalam Yesus sudah direncanakan oleh Bapa yang di Surga. Yesus melakukan apa yang dikehendaki  Bapa-Nya, Bapa-Nya mengehandaki supaya manusia memperoleh hidup sehingga Dia mengutus Yesus ke dalam dunia dalam rupa manusia. Ada yang menganggap  bahwa Yesus hanya Yesus seorang anak tukang kayu, yaitu Yusuf. Sedangkan murid-murid-Nya juga bertanya tentang pribadi Yesus; siapakah Dia sebenarnya. Murid-Nya hanya menduga menurut kata orang (Mat 16:14). Hanya Petrus yang mengenal-Nya secara pribadi, melalui pernyataan Allah Bapa kepada-Nya (Mat 16:17). Petrus menyebut Yesus adalah Mesias, Anak Allah yang hidup (Mat 16:16).
2.2.2. Kelahiran Yesus dari seorang Anak dara
Kelahiran Yesus diperkirakan sekitar tahun 4 SM, Allah mengirim malaikat Gabriel datang kepada Maria yang bertunangan dengan Yusuf keturunan Daud. Matius mengutip Yesaya sebagai bukti bahwa nubuat ini sudah digenapi dalam diri Maria, yang adalah seorang perempuan muda. Namun, Matius menyebutnya anak dara. ‘sesungguhnya anak dara itu akan mengandung dan melahirkan seorang anak laki-laki dan akan dinamai Imanuel yang berarti Allah menyertai kita”. Perempuan muda, dalam bahasa Ibraninya adalah almah. Dalam septuaginta (LXX), yaitu Alkitab Perjanjian Lama yang diterjemahkan ke dalam bahasa Yunani, kata perempuan muda diterejemahkan menjadi “Parthenos” Yunaninya. Kata yang sama yang dituliskan oleh Matius 1:23 untuk menyebut “anak dara”. Kata “almah” secara singkat dapat diartikan orang muda, baik pria maupun wanita. Variasi bentuk almah meliputi: elemen (berjenis maskulin), almah (berjenis feminim), alumim (berjenis abstrak). Jadi, almah merupakan istilah khusus yang mengacu kapada gadis, wanita yang belum menikah, lebih sempit lagi perawan (anak dara).[5] Kelahiran Yesus diperkirakan sekitar tahun 4 SM.
Kelahiran dari anak dara adalah doktrin yang esensial (alkitabiah); hal itu merupakan keharusan untuk menyatakan bahwa Kristus tidak berdosa. Apabila Ia lahir sebagai anak Yusuf, maka Ia memiliki natur dosa. Sangat jelas dalam Matius 1:16 di sana menyatakan bahwa kelahiran Yesus berbeda dengan manusia biasa Ia memiliki bentuk kata yang bersifat pasif yang menjelaskan tentang kelahiran Yesus,  Yusuf tidak melahirkan Yesus.[6]
Bukti kelahiran Yesus adalah sama dengan manusia lainnya. Dalam Injil Matius sangat jelas untuk diketahui tentang kelahiran Yesus melalui seorang dara perawan dalam Matius 1:18; 2:11. Sedangkan di dalam Matius pasal yang pertama menjelaskan tentang silsila Yesus.[7] Matius mencatat mengenai waktu kelahiran Yesus dengan mencatat bukti-bukti historis yang dapat menolong kita untuk memahami tentang kebenaran kelahiran Yesus. Sedangkan dibandingan dengan Lukas hanya mencatat sedikit saja kelahiran Yesus dan Matius hanya menyinggung sedikit mengenai waktu kelahiran Yesus terjadi pada waktu Herodes menjadi raja Yerusalem.[8] Dan Matius menyatakan bahwa yang menjadi saksi atas kelahiran Yesus adalah orang Majus dari Timur (Matius 2:1-12). Matius juga mencatat hal ini untuk memperkenalkan siapakah Yesus yang lahir sebagai seorang manusia, yang lahir bukan karena hasil hubungan seksual tetapi oleh karena Roh Kudus (Mat 1:18).[9]
2.2.3. Sebutan-sebutan Yesus
2.2.3.1  Yesus Sebagai Anak Manusia
Di dalam Kristologi Injil Matius dapat ditemukan bahwa Yesus itu menyebut diri-Nya sebagai Anak Manusia dan dalam Injil Matius dipakai istilah Anak Manusia sebanyak 30-31 kali. Untuk istilah “Anak Manusia” hanya dipakai oleh Yesus sendiri ketika Yesus menyebut diri-Nya sebagai Anak Manusia untuk menunjukkan kemanusiaan-Nya. Dia juga adalah Allah yang menjelma menjadi manusia, ikut merasakan kelemahan manusia dan menanggung dosa manusia, di dalam Matius pasal 8 di sana telah dejelaskan pertama kali muncul dan dalam Matius 9:3-6 juga menjelaskan bahwa Anak Manusia itu yang ada di dunia berkuasa untuk mengampuni dosa manusia.
Injil Matius mempunyai persamaan hampir semua pemakaian istilah “Anak Manusia” dalam Injil markus, karena dibadingkan dengan Markus, Matius agak labih bayak memuat apa yang bisa kita sebut sebagai acuan misi Yesus. Dan misalnya Ia mengatakan bahwa Anak Manusia tidak mempunyai tempat untuk meletakkan kepala-Nya (Mat 8:20) dan bahwa Ia datang untuk “ makan dan minum” (Mat 11:19), sebab Anak Manusia mempunyai kuasa atas dunia ini untuk mengampuni dosa (Mat 9:6) yang menanggung banyak penderitaan (Mat 16:12), Ia juga akan diserahkan kepada imam-imam kepada ahli Taurat (Mat 20:18), Ia datang bukan dilayani melainkan Melayani banyak orang (Mat 20:28).[10]
Yesus memakai tiga istilah dengan cara yang berbeda dalam penggunaan “Anak Manusia” yaitu pertama sering Ia menggunakan istilah “Anak Manusia” dan bukan kata ganti “Aku”, sebagai cara untuk menggambarkan keberadaan-Nya sebagai manusia biasa. Di tempat-tempat di mana masing-masing kitab Injil mempunyai ucapan-ucapan yang sama, untuk penulis Injil sering memakai “Anak Manusia” sedangkan untuk penulis kitab lain menggunakan kata “Aku, kita dapat melihat dalam Matius 16:13; 19:28. Kedua di kesempatan yang lain Yesus menggunakan sebutan “Anak Manusia” untuk menunjuk kepada kedatangan-Nya di masa depan di atas awan surgawi dan kepada kemuliaan-Nya di sisi kanan Allah yang tedapat dalam Matius 24:27. Ketiga paling sering istilah ini dipakai dengan cara yang berbeda, yang mengacu pada penderitaan dan kematiaan yang diketahui Yesus akan menjadi bagian dari pengalaman-Nya (Mat 26:2). ).[11]
2.2.3.2  Yesus Sebagai Mesias
Matius mengulang hampir semua sebutan Kristus (Masias) dalam Injil Markus. Dan Maria yang melahirkan Yesus disebut sebagai Kristus (Mat 1:16). Matius juga mencatat pertanyaan Yesus kepada orang Farisi, “Apakah pendatmu tentang Mesias? Anak siapakah Dia?” (Mat 22:42) dan kita juga mengatahui bahwa para murid-Nya hanya mempnyai satau Guru, yaitu Mesias (Mat 23:10), maka waktunya akan ada banyak orang mengaku diri-Nya adalah Mesias (Mat 24:5, 23).[12] Pernyataan menganai Yesus adalah Mesias adalah Petrus yang menyadari kebenaran tentang Yesus dan berkata kepada-Nya bahwa, “Engkau adalah Mesias” (Mat 16:16-17).[13]
2.2.3.3  Yesus Anak Daud
Dia dipanggil “putra Daud,” mengindikasikan Ia adalah keterunan dari Raja Daud (Matius 1:1). Ia juga dipanggil Yesus (Matius 1:21), serta dengan nama di PL, yaitu Yosua (artinya Yahweh menyelamatkan). Ia dipanggil sebagai “Manusia.” Paulus mengindikasikan masa dunia yang akan dihakimi oleh “manusia”. Sebagai manusia, Yesus juga adalah pengantara antara Allah dan manusia. [14] Ia juga disebut sebagai Anak tukang kayu (Mat 13:55-56). Ketika Yesus dilahirkan oleh Maria ibu-Nya Ia dinamai oleh ayah-Nya Yusuf di berikan nama Yesus (Mat 1:25)
2.2.4. Bukti-bukti Kemanusiaan Yesus
2.2.4.1  Yesus memiliki tubuh, daging dan darah yang sesungguhnya
Tubuh Yesus “sama dengan tubuh manusia lain kecuali untuk kualitas-kaulitas tertentu yang merupakan akibat dari dosa manusia. Di dalam Matius 1:18; 2:1, menjelaskan tentang  kehamilan Maria dan waktu ia melahirkan Yesus. Yesus memiliki darah dan daging, oleh sebab itu yang dapat melihat adalah orang-orang majus dan mereka memberikan peresembahan karena mereka melihat Ia dilahirkan sama dengan manusia yang memiliki daging dan darah (Mat 2:1-12). Kemudian dalam kehidupan-Nya, Ia dikenal sebagai raja orang Yahudi (Matius 2:2) dan dikenal sebagai tukang kayu yang memiliki saudara laki-laki dan perempuan (Matius 13:55).
2.2.4.2  Yesus bertumbuh dan berkembang secara normal
Yesus berkembang secara normal sebagaimana halnya manusia. Dalam pertumbuhan Yesus, Ia memiliki empat area yang sama dengan manusia seperti mental, fisik, spiritual, dan sosial. Ia terus berkembang dalam pengetahuan-Nya akan sesuatu, Ia bertumbuh secara fisik, Ia berkembang dalam kesadaran Spirirtual-Nya (tentu Ia tidak ada interkasi dengan dosa, karena Ia lahir tanpa dosa sampai kematian-Nya) Ia berkembang dalam hubungan sosial-Nya contoh Ia memanggil murid-murid-Nya yang pertama (Matius 4:18-22)
2.2.4.3  Yesus  memiliki jiwa dan roh manusia
Yesus adalah manusia yang utuh, yang memiliki tubuh, jiwa dan roh. Sebelum penyaliban, jiwa-Nya gundah dalam mengantisipasi salib. Ada suatu kesadaran diri di mana Ia harus menanggung dosa seluruh dunia, dan Yesus sangat terpengaruh akan prospek itu. Menjabarkan dalam istilah yang paling kuat tentang emosi yang dirasakan oleh Yesus dalam roh manusia-Nya (Mat 4:1-11; 26:24).
2.2.4.4  Ia memiliki karakteristik keberadaan manusia
Pada saat Yesus puasa dipadang gurun, Ia merasa lapar (Matius 4:2), pada waktu Ia dan murid-murid berjalan melalui Samaria, Ia menjadi lapar lelah dan berhenti di dekat sumur untuk beristirahat, Ia haus dalam perjalanan hari itu di bawah terik matahari. Yesus juga mengalami emosi manusia: Ia menangis atas kematian teman-Nya Lazarus, Ia menaruh belas kasihan pada orang-orang karena mereka tanpa pemimpin yang mampu (Matius 9:36), Ia berduka dan menangis atas Yerusalem (Matius 23:37).
2.2.5. Sifat Yesus Sebagai Manusia sejati
2.2.5.1  Yesus dibaptis Matius 3:13-17
Yesus dibaptis di sungai Yordan dan baptisan Yesus sebagai pola baptisan bagi gereja Tuhan. Baptisan yang dilakukan dengan diselamkan atau ditenggelamkan, begitu juga manusia sendiri. Makna dari pabtisan tersebut adalah tanda pertobatan seseorang yang berdosa, tetapi Yesus tidak berdosa karena Dia adalah Allah. Hal ini bukanlah sebagai baptisan pertobatan, namun paksaan daripada Yohanes (Mat 3:14).  Ini menandakan bahwa Yesus juga adalah seorang manusia yang sempurna. Hal mengapa Yesus dibaptis menandakan ketaatan Yesus kepada Bapa di surga yang mengutus-Nya (Mat 3:15) dan sebagai pertandaan bagi banyak orang bahwa Yesus diutus oleh Allah (Mat 3:17) dan Yesus pun mengakui Yohanes Pembaptis sebagai polopor-Nya (Mat 11:1-11)
2.2.5.2  Yesus dicobai oleh Iblis di padang gurun Matius 4:1-11
Sesudah Yesus dibaptis Yesus diperhadapkan dengan pencobaan yaitu Yesus mengalami pencobaan di padang Gurun ketika Ia berdoa, dan Yesus dibawa oleh Roh ke padang gurun untuk dicobai iblis (ayat 1).
2.2.5.3  Yesus merasa lapar dan haus Matius 4:2;  21:18
Yesus juga sama dengan manusia bisa merasa lapar, pada saat Ia melakukan puasa, sekalipun Ia adalah Allah. Namun Yesus manusia sejati yang  bisa merasakan lapar dan haus sama seperti manusia merasakan hal ini, pada saat manusia tidak makan dan minum
2.2.5.4  Yesus memulai dengan Khotbah di bukit Matius 5-7
Yesus memulai berkhotbah dengan mengingatkan kepada murid-murid-Nya atau mengajar mereka, supaya mereka hidup berhati-hati dengan tujuan bahwa Yesus mengingatkan mereka bagaimana mereka harus memberi sedekah, hal berdoa, hal berpuasa dan sebagainya itu semua tercatat dalam Injil Matius (ps 6-7).
Yesus mengajar para murid-murid-Nya, ini menandakan Ia adalah seorang manusia yang mengajarkan hal-hal yang harus dilakukan oleh murid-murid Yesus dan sekaligus sebagai seorang guru.  Maka Yesus memulai mengajar mereka (Mat 5:2). Pengajaran Yesus merupakan khotbah dibukit yang dikenal sebagai makna kerjaan Allah dan kebahagiaan (ay 5-13). Ketika Yesus berkhotbah kepada orang banyak itu dan sudara-Nya mencari Dia (Matius 12:46-50) Yesus ingin mengoreksi kesalahan mereka (ay 49-50)
2.2.5.5  Yesus tidur ketika ada angin ribut Matius 8:24-26
Yesus tidur pada saat angin ribut, di sini sangat jelas bagi kita bahwa Yesus juga merasakan hal yang sama dengan manusia dan ini menunjukkan dengan jelas, kalau Yesus terbukti bahwa Ia adalah manusia sejati yang bisa tidur. Dan Yesus juga mengalami kegelisahan dalam hati-Nya (Mat 26:37-38)
2.2.5.6  Yesus makan di rumah Matius pemungut cukai Matius 9:9-13
Yesus makan bersama dengan Matius pemungut cukai di rumahnya, ini sebagai bukti nyata bahwa Yesus adalah manusia yang sejati. Yang bisa makan bersama dengan manusia biasa seperti Matius pemungut cukai yang tidak memiliki pangkat tinggi atau kekududukan, tetapi Yesus mau makan bersama dengan Matius inilah salah satu bukti yang riil untuk diketahui oleh siapa saja.
2.2.5.7  Yesus berdoa seorang diri Matius 14:23; 26:39-45
Yesus melakukan doa seorang diri pada saat murid-murid-Nya tidur dan Ia juga berdoa kepada Bapa-Nya pada saat Ia akan diserahkan kepada Pontius Pilatus
2.2.5.8  Yesus makan paskah bersama dengan murid-murid-Nya 26:17-25
Yesus makan pasakah bersama dengan para murid-murid-Nya ialah menandakan bahwa Yesus adalah manusia sejati yang biasa makan bersama dengan murid-Nya. sama halnya dengan manusia baisa juga makan bersmaa dengan orang lain inilah yang menjadi suatu pembuktian bahwa Yesus adalah manusia yang sempurna.
2.2.5.9  Yesus mengadakan paskah dan makan bersama dengan para murid-murid-Nya, ini hal menandakan bahwa bukti kemanusiaan-Nya nyata bagi manusia atau murid-murid-Nya, bahwa Ia bisa makan bersama dengan para muri-murid-Nya pada waktu paskah. Yesus mersa gelisah dan sedih dalam hati-Nya, lalu Ia meminta kepada murid-murid-Nya untuk tinggal bersama dengan Dia (Mat 26:37-38). Yesus ditangkap Matius 26:47-56, oleh orang-orang Farasi atau ahli Taurat yang telah diberitahukan oleh Yudas di mana tempat Yesus berada. Sampai pada Yesus dihadapan mahkamah Agama Matius 26:57-68.Yesus dihadapan Pilatus Matius 27:11-30, untuk  dihukum  oleh karena perintah dari pada ahli-ahli Taurat. Yesus disalibkan Matius 27:32-44, ini menadakan bahwa Yesus adalah manusia yang sejati yang tidak memberontak ketika ia dihukum, sebab Ia menjadi manusia karena untuk menggantikan manusia yang berdosa.
2.2.5.10   Yesus mati Matius 27:45-56, Bukti bahwa Yesus adalah manusia, yaitu dengan kematian-Nya dan mati alami yang dimaksudkan adalah kemanusiaan-Nya, tetapi tidak keilahian-Nya. Karena dalam kemanusiaan-Nya Yesus memiliki keterbatasan-keterbatasan yang dimiliki oleh manusia seperti kita, hanya saja Dia tidak berdosa. Dalam kemanusiaan-Nya, Dia tidaklah mahatahu, pengetahuan-Nya melebihi manusia, dan meskipun benar dan akurat, tetap terbatas. Setelah itu Yesus dikuburkan, dan menjadi sama dengan manusia ketika mati dikubur Yesus dikuburkan terdapat dalam Matius  27:57-61.[15] hal ini merupakan hal yang nyata untuk diketahui bahwa Yesus adalah benar-benar manusia
Yesus memiliki sifat sejati insani. Hal ini mengungkapkan bahwa Yesus memiliki segala unsur manusiawi, baik tubuh jasmani yang dapat dilihat dan dijamah maupun jiwa dengan segala dimensinya, seperti: pengetahuan, akal budi, emosi, dan kehendak. Yesus, sebagaimana manusia pada umumnya, juga mengalami fase-fase pertumbuhan fisik, mental, intelek, kesadaran sosial, dan sebagainya sejak bayi, masa kanak-kanak, remaja, pemuda hingga dewasa. Jadi kewajaran perkembangan ini adalah lumrah dan secara normal juga berlaku bagi sifat dasar insani Kristus. Oleh karena itu, dalam berbagai kondisi Yesus pun dapat merasakan keletihan fisik, mengantuk lalu tertidur, haus, jengkel, bahkan marah, gelisah, gentar dan takut, sedih, dan menangis. Ia juga pernah merasa sangat lapar sewaktu berpuasa di padang gurun.
2.2.6. Tujuan Yesus Menjadi Manusia
Untuk menggantikan manusia, Dialah yang akan menyelamatkan umat-Nya dari dosa mereka." (Mat 1:21). Sebab Dia datang bukan untuk memanggil orang benar, melainkan bagi orang berdosa (Mat 9:13), oleh karena itu Dia  di kirim Allah untuk datang ke kedunia ini sebagai pengganti manusia, sekaligus menyatakan kasih Allah kepada manusia, menjadi teladan dan menggantikan manusia dalam menebus dosa manusia
2.2.6.1 Menyatakan Bapa
Yesus diutus oleh Allah untuk datang kedunia ini  mengambil rupa manusia dan menunjukkan Bapa melalui hidup-Nya, dengan bentuk seorang manusia yang sempurna, agar dari setiap ciptaan-Nya dapat melihat-Nya melalui Yesus yang harus mati bagi semua manusia yang berdosa. Dan tujuan untuk menyatakan Bapa itu sangat penting agar setiap orang dapat melihat dan percaya kepada Allah dan juga masuk ke dalam kerjaan sorga (Mat 4:17).
2.2.6.2 Perantara bagi manusia
Yesus menggantikan manusia dalam penebusan dosa dan mati dikayu salib, karena Ia diutus oleh Allah untuk datang ke dunia ini menggantikan manusia. Dan Yesus menyelamatkan manusia yang hidup dalam belenggu dosa. Penebusan Yesus adalah sebagai perantara antara manusia untuk datang kepada Allah. dan menjadi penebusana manusia dalam Matius 20:28, dan juga memanggil orang berdosa yang terdapat dalam Matius 9:13
Bab III
Penutup 
3.1. Kesimpulan
            Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dibahas diatas,  penulis dapat menyimpulkan bahwa bukti kemanusiaan Yesus dalam Injil Matius adalah Ia mengambil rupa seorang manusia (inkarnasi), berdasarkan teologi Matius ia mengatakan bahwa Yesus harus mengambil rupa manusia untuk menyatakan kehendak Allah bagi  manusia dan melaksanakannya. Dengan kita melihat mengenai kemanusiaan Yesus, kehidupan Yesus, dan pekerjaan atau pelayanan yang dilakukan oleh Yesus. Matius mencatat tentang peristiwa-peristiwa yang berkaitan dengan kelahiran Yesus, Aspek-aspek dari kehidupan-Nya  dalam melayani orang banyak, dan kematian-Nya. Arti Yesus menjadi manusia untuk menggantikan manusia dalam kematian penebusan dosa atau mewakili dan alasanya ialah untuk menyatakan Bapa kepada manusiadan sekaligus menjadi teladan bagi manusia. Dan untuk mengetahui bukti kemanusiaan Yesus ialah dapat dilihat dari  hal-hal seperti berikut ini:
1.      Yesus mempunya silsilah keturunan (Mat 1:1-17)
2.      Yesus harus dilahirkan melalui seorang Anak dara. Dengan tujuan untuk menyatakan kehendak Bapa dan menggenapi nabuat yang telah dinyatakan dalam Perjanjian Lama.
3.      Yesus memiliki tubuh, daging dan darah yang sesungguhnya. Karena tubuh Yesus “sama dengan tubuh manusia lain kecuali untuk kualitas-kaulitas tertentu yang merupakan akibat dari dosa manusia. Di dalam Matius 1:18; 2:1-12
4.      Yesus memiliki perkembangan yang normal, Ia tumbuh sama dengan manusia yang memiliki sifat kemanusiaan seperti mental, fisik, spiritual, dan sosial.
5.      Yesus memiliki jiwa dan roh manusia sebab Yesus adalah manusia yang utuh, yang memiliki tubuh, jiwa dan roh.
6.      Yesus memiliki karakteristik keberadaan manusia, Pada saat Yesus berpuasa  dan berdoa dipadang gurun, Ia menjadi lapar (Matius 4:2).
Sifat-sifat yang menekankan mengenai kemanusiaan Yesus adalah Ia dibaptis sama dengan manusia juga dibaptis, Yesus mengalami lapar, berdoa, berpuasa, dan merasa sedih, tidur, dan mati sama seperti apa yang dirasakan oleh manusia. Ini sebagai buktinya kemanusiaan Yesus sesunggunya ketika Ia menjadi manusia dan ini jelas untuk menusia mengetahuinya bahwa Yesus adalah manusia yang sejati. Dengan memiliki sifat-sifat kemanusiaan ialah Yesus dibaptis Matius 3:13-17, Yesus dicobai oleh Iblis di padang gurun Matius 4:1-11, Yesus merasa lapar dan haus Matius 4:2;  21:18, Yesus memulai dengan Khotbah di bukit Matius 5-7, Yesus tidur ketika ada angin ribut Matius 8:2, Yesus makan di rumah Matius pemungut cukai Matius 9:9-13, Yesus berdoa seorang diri Matius 14:23; 26:39-45, Yesus makan paskah bersama dengan murid-murid-Nya 26:17-25, Yesus dihadapan Pilatus Matius 27:11-30, Yesus disalibkan Matius 27:32-44, Yesus mati Matius 27:45-56, dan Yesus dikuburkan Matius 27:57-61. Ini sifat-sifat yang menandakan bukti kemanusiaan Yesus yang ada dalam Injil Matius itu sendiri dan sekaligus menunjukkan bukti kemanusiaan Yesus. karena Yesus bisa meresakan hal yang sama seperti manusia rasakan di dunia ini.
Tujuan Yesus menjadi manusia ialah untuk menyatakan Bapa kepada manusia dan menggantikan manusia mati di atas kayu salib untuk menebus dosa manusia yang telah dilakukan. Dan Dia memang harus menjadi manusia untuk menyatakan kebenaran yang sebenarnya bagi manusia.




[1] DR. David Iman Santoso. 2009. Theologi Matius. (Malang : Literatur Saat), hlm 3-4.
[2] Roy B. Zuck, Darrel  L. Bock. 2011. A Biblical Theology Of The New Tstament. (Malang: Gandum Mas), hlm 17-19.
[3] Paul Enns. 2014. The Moody Handbook Of Theology (1). (Malang : Literatur Saat)  hlm 249-250
[4] Ibid 42,45
[5] Jonar  S. 2013. Kristologi. (Andi : Yogyakarta) , hlm 34-35.
[6] Ibid, 251
[7] Pdt. Dr. Marulak Pasaribu. 2005. Eksposisi Injil Sinoptik. (Malang: Gandum Mas) hlm. 180
[8] Bukti yang dinyatakan oleh Matius Tentang kelahiran Yesus hanya sebagian, sebab dikarenakan bahwa Lukas juga membahas tentang kelahiran Yesus. Untuk melihat kehidupan Yesus yang berinkaranasi sebagai manusia terdapat di dalam ketiga Injil sinoptik yaitu Matius, Markus, dan Lukas.
[9] Matius 1:20, Yusuf mendapat suatu pernyataan dari malaikat Tuhan tentang kelahiran Yesus melalui Maria Isrinya, karena Maris mengandung dari Roh Kudus 
[10] Leon Morris. 2006. Teologi Perjanjian Baru. (Gandum Mas), hlm 169-170
[11] John Drane. 2013. Memahami Perjanjian Baru: Pengantar Historis-Teologis (Jakarta: Bpk Gunung Mulia), hlm 74-76.
[12] Ibid. hlm 171
[13] Ibid. hlm 77
[14] Ibid. hlm 251-253
[15] Alkitab

Tidak ada komentar:

Posting Komentar