Rabu, 15 Mei 2019

bahan sekolah minggu (Kesabaran Yusuf menantikan Janji Tuhan)


MOVERS AND SHAKERS - KARAKTER YANG KUAT
“Sabar Bro”
Tgl: 12 Mei 2019
Bahan: Yusuf bermimpi sampai jadi orang ke2 di mesir
Tujuan: Anak-anak mempuyai karakter yang sabar dalam  menghadapi segala sesuatu
Nilai: orang yang sabar  melebihi seorang  pahlawan
Ayat Hafalan: Amsal 16:32
Alat Peraga:   - yusuf di benci oleh saudara-saudaranya
-  Yusuf di jadi budak
-  Yusuf di penjara
-  Yusuf menjadi pemimpin mesir
Aktivitas: kreativitas kelas masing-masing
Pendahuluan: shalom  adik2.. siapa yang tau arti dari antri? ... bahkan siapa yang pernah antri? Bagaimana rasanya antri ya? Tentunya gk enak ya. Apalagi  kalau antrinya panjang dan waktunya lama banget. Tentunya ada rasa bosen ya waktu nunggu antrianya. Tapi dari antri ini ada suatu pembelajaran lho... yakni kita belajar sabar. Nich kakak ada cerita tentang seorang anak yang sabar.
Isi : Yusuf lahir ketika Yakub ayahnya sudah tua. Jadi, Yusuf menjadi anak kesayangan Yakub,Yakub lebih mengasihi Yusuf dari semua anaknya yang lain. Sikap Yakub ini menimbulkan iri hati dalam hati saudara-saudara Yusuf. Yusuf pun kemudian mendapat dua mimpi, yang di dalamnya ia digambarkan akan berkuasa atas keluarganya, dan tentu saja ini hanya menambah kebencian mereka terhadap Yusuf. Iri hati dan kebencian mereka akhirnya mengakibatkan Yusuf mendapat banyak masalah.
Iri hati membuat saudara-saudara Yusuf tega memasukan Yusuf ke sumur tentunyua sumur ini dalam banget dan akan sakit banget katika di buang ke dalam sumur. Bahkan  saudaranya menjual Yusuf ke Mesir sebagai budak. Hanya dalam beberapa saat, hidupnya berubah drastis. Beberapa hari sebelumnya ia berada di rumah bersama dengan ayah yang sangat mengasihinya, dan sekarang ia akan dijual ke Mesir sebagai budak oleh saudara-saudaranya sendiri! Bahkan ketika di Mesir saat menjadi budak ia di Fitnah dan di masukan ke dalam penjara. Dari seorang yang di sayang di rumah harus jadi budak dan di penjara. Tentunya hal yang sangat gk enak ya adik-adik.
Yusuf sabar dan tekun menjalani semuanya. Yusuf percaya bahwa Tuhan akan memberkatinya melalui mimpi-mimpinya. Maka dari itu, dia melewati pencobaan tersebut dengan kesabaran, sebab dia percaya berkat yang akan terjadi. Bersamaan dengan kesabarannya itu pula Yusuf mencari solusi. Setelah menafsirkan mimpi juru minum, dia meminta pelayan memberitahukan kesusahannya itu. Setelah itu, dia terus bekerja di penjara sembari mempercayai waktu Tuhan akan tiba. Dan ketika raja bermimpi diingatlah Yusuf oleh pelayan yang telah diartikan mimpinya oleh Yusuf. Mulai dari itu kehidupan Yusuf berubah. Mimpi Yusuf benar-benar terjadi.
Penerapan dalam Hidup: Yusuf dengan sabar menghadapi masalah-masalah yang ada dalam kehidupanya. Mari kita mempuyai karakter yang sabar dalam  menghadapi segala sesuatu. Ketika di rumah, ketika sekolah dan saat main, gunakan kesabaran dalam semuanya itu. Jadikan kesabaran senbuah karakter yang ada dalam diri kalian.

bahan sekolah MInggu (Ketegasan Sadrak, mesakh dan Abednego)


MOVERS AND SHAKERS - KARAKTER YANG KUAT
“Tegas”
Tgl: 19 Mei 2019
Bahan: Sadrak, mesakh dan Abednego
Tujuan: anak-anak mempuyai ketegasan dalam menolak hal-hal yang tidak benar / dosa
Nilai: dosa adalah dosa, tidak ada dosa kecil atau dosa besar
Ayat Hafalan: Efesus 5:8
Alat Peraga:   - patung raja Nebukadnezar
-          Sadrah, Mesakh dan Abednego tidak menyembah
-          Sadrah, Mesakh dan Abednego + Tuhan di dalam perapian
-          Sadrah, Mesakh dan Abednego keluar dari perapian
Aktivitas: kreativitas kelas masing-masing
Pendahuluan: shalom adik-adik ... kakak mau tanya nich... siapa di sini yang mempuyai sahabat disekolah? Apa aja sich yang sering kalian lakukan dengan sahabat kamu? Ke kantin bareng, main bareng dll. Nah sekarang kakak mau tanya. Pengaruh apa yang diberikan sahabat sama kalian? Semoga pengaruh yang baik ya. Dan Kalau sahabat kalian melakukan yang tidak benar kalian harus tegas menolak ya adik-adik... ini kakak ada cerita 3 orang sahabat yang berani dengan tegas menolak dosa.
Isi :  pada zaman bangsa Israel dalam perbudakan bangsa Babel, Sadrah, Mesakh dan Abednego bekerja pada raja Nebukadnezar di kerajaan Babel. Raja Nebukadnezar membuat sebuah patung emas yang sangat besar. Kira-kira kalau di indonesia kayak patung apa ya besarnya? Pada waktu itu banyak orang yang diundang untuk menghadiri peresmian patung tersebut. Setelah semua orang berkumpul, ada seorang pelayan  kerajaan yang memberikan pengumuman, ”hai orang-orang dari segala bangsa, suku bangsa dan bahasa, kalau kalian mendengar suara bunyi sangkakala, seruling, kecapi, rebab, gambus, serdam dan berbagai bunyi-bunyian, maka haruslah kamu sujud menyembah patung yang telah didirikan oleh raja Nebukadnezar. Jika ada yang tidak mau menyembah akan dimasukkan kedalam perapian”. 

 Lalu sangkakala, seruling, kecapi, rebab, gambus, serdam dan berbagai alat musik dibunyikan (jika tersedia beberapa alat music bisa dibunyikan/dimainkan oleh anak-anak). Karena tadi sudah diumumkan jika terdengar suara alat-alat music dibunyikan, semua orang harus menyembah patung itu, maka semua orang menyembah patung itu. Apakah semua orang sudah menyembah patung itu? Ternyata ada yang tidak ikut menyembah patung itu. Ada tiga orang yang tidak ikut menyembah patung itu. Siapa mereka? Ya, mereka adalah Sadrakh, Mesakh dan Abednego. Ayo diulangi lagi nama-nama yang tidak mau menyembah patung Nebukadnezar (Biarkan anak-anak mengulang nama Sadrakh, Mesakh dan Abednego). Kalian tahu mengapa mereka ttidak mau menyembah? Alasannya karena mereka hanya patuh pada perintah Tuhan. Tuhan menginginkan mereka hanya menyembah pada Allah saja. Bukan menyembah patung.
Jawaban tegas untuk menolak perintah raja Nebukadnezar untuk menyembah patung/berhala emas tersebut membuktikan bahwa tiga orang sahabat  ini tidak takut akan hukuman mati yang mereka harus hadapi. Kepercayaan dan iman yang begitu besar kepada Allah yang mereka sembah memberikan kekuatan dalam menghadapi tantangan besar yang mereka hadapi apapun resiko yang harus mereka tanggung. 
Raja Nebukadnezar menjadi marah karena mereka tidak mau menyembah patung itu. Lalu raja Nebukadnezar memerintahkan tentaranya untuk mengikat Sadrakh, Mesakh dan Abednego dan memasukkannya ke dalam api yang menyala-nyala. Wah….Pasti panas ya di dalam perapian itu. Pasti juga akan terbakar. Apakah Sadrakh, Mesakh dan Abednego terbakar? Sungguh ajaib. Ketiga pemuda itu tidak berbakar. Yang lebih ajaib lagi di dalam perapian itu ada 4 orang Ternyata ada malaikat utusan Tuhan yang melindungi Sadrakh, Mesakh dan Abednego.
Sekarang raja Nebukadnezar tahu kalau Tuhan yang disembah oleh Sadrakh,  Mesakh dan Abednego adalah Tuhan yang hebat. Akhirnya Raja Nebukadnezar memerintahkan pada semua orang untuk menyembah Tuhan.
Penerapan dalam Hidup :  pada hari ini kita akan belajar ketegasan tiga orang sahabat  untuk hidup benar dengan tidak menyembah patung raja Nebukadnezar walaupun dengan resiko yang sangat besar. Tapi kita lihat semuanya. Tuhan tidak membiarkan anaknya, Tuhan menolong mereka bahkan bukan itu saja tetapi raja memerintahkan segenap rakyat Babel untuk menyembah Alllah dari Sadrakh,  Mesakh dan Abednego.
Pada saat godaan datang dan cobaan menyerang kehidupan kita, contohnya ada teman yang ngajak buat jahilin temen, nyontek, atau bohong harus tegas menolak ya. Karena Dosa ya dosa. Gk ada dosa kecil atau besar. Karena orang yang hidup dalam dosa hukumanya adalah Neraka. Tuhan Yesus tidak akan mengecewakan mereka yang bergantung padaNya, tidak akan menelantarkan mereka yang  menaruh kepercayaan padaNya dan tidak akan meninggalkan mereka yang mendekatkan diri padaNya. Amin...

Rabu, 13 Maret 2019

KASIH DAN KEADILAN KASIH


KASIH DAN KEADILAN
KASIH
Kata Ibrani untuk kasih adalah ahav. Pemakaian kata ini amat luas dan merupakan kata umum dengan beragam makna sesuai dengan kadarnya. Kata Ibrani yang lainya ialah dot dan ra’yah, artinya kasih asmara dan objeknya adalah wanita. Ini khas dalam Kidung Agung. Kasih dalam PL. baik yang insani  maupun yang ilah, adalah ungkapan paling dalam dari kepribadian, sekaligus hubunan pribadi yang paling akrab dan dekat. [1]
Jika dilihat dari pengertian semantiknya, kata kasih dalam bahasa aslinya memiliki pengertian-pengertian sebagai berikut: Mengacu pada kata ibrani Ahe´v untuk kata kasih (mengasihi) yang umum dipakai dalam Perjanjian Lama (PL), kita dapat menemukan ungkapan kasih dalam berbagai bentuk hubungan, mis: Kasih Allah kepada manusia yang digambarkan sebagai hubungan Bapa dan Anak (Maz 6:7); atau sebagai hubungan suami isteri (Hosea 1-3). Akan tetapi, bersamaan dengan itu muncul dan berkembang  pula gambaran-gambaran tentang Allah yang berbeda, yang bahkan tidak sesuai dengan perhitungan manusia. Dalam PL hal tersebut tampak dalam misi atau peristiwa Yunus, misalnya yang menekankan bahwa Allah mengasihi semua umat manusia dan tidak menghendaki kehancuran atau kematian  mereka.[2]
Demikian juga hubungan kasih persahabatan, mis: antara Daud dan Yonatan (I.Sam. 18) dan juga hubungan kasih antara orang tua dan anak  mis: Hubungan antara Abraham dan Ishak (Kej.22 :2), Antara Ishak dan Esau (25: 28a). Kata Ahe´v yang terungkap dalam berbagai bentuk hubungan kasih tersebut mengkonotasikan  adanya kemesraan emosional, tanggung jawab dan keterlibatan etis dalam ruang lingkup kerohanian, dan merupakan ungkapan yang paling dalam dari kepribadian sekaligus hubungan pribadi yang paling akrab dan dekat yang disertai dorongan untuk melakukan suatu tindakan yang mendatangkan kegembiraan serta pengorbanan diri demi kebaikan untuk orang yang dikasihi.[3] Rakhamim: artinya kasih sayang / belas kasih Para nabi mengajarkan setiap orang yang telah mengalami kasih Allah dalam hidupnya wajib menunjukan belas kasihannya  kepada orang yang membutuhkan : anak yatim, janda dan orang asing, orang miskin dan malang  :  UL 10 :10, 14 :9, 16 :11,24 :19, Yer 22 :3, Mz 146 : 9, ayb 6 :14, Ams 19 :17, Za 7 :9, Mik 6 :8 ). Khen:  berarti  perbuatan atasan yang menunjukan kepada bawahannya kasih karunia padahal sebenarnya bawahan itu tidak layak menerimanya, atau bisa disebut kasih yang bebas nilai. Misalnya ( Kej 6 :7, Kel 33:17, Bil 6 :25), menunjukan pada arti pengampunan. “Khen adalah kasih sepihak, karena itu cenderung  mengandung gagasan tetntang kemurahan  semata-mata atau tentang anugerah luhur dan sikap merendahkan diri  dari pihak si pemberi yang kedudukannya lebih tinggi”.[4]
PEMBAGIAN KASIH DALAM PL
1.   Kasih Allah kepada Manusia
a.       objeknya : objek kasih terutama adalah kelompok kolektif ( Ul 4 : 37,) nenek moyangmu.  (Amsal 8:17) orang yang mengasihi aku. (Yes 43 : 4). Walaupun implikasinya jelas yaitu bahwa pribadi-pribadi terhisa dalam berbagai perhatian Allah yang di berikan kepad kelompok tertentu. Dan hanya 3 orang saja dimana Allah menujukan kasih kepada pribadi-pribadi dan semuanya adalah raja.  
b.      Bersifat pribadi : kasih berakar kuat pada sifat Allah sendiri, kasih itu lebih dalam dari kasih seorang ibu kepada anak-anaknya (Yes 49 : 15,16:13) digambarkan dalam Hos 1-3 hubungan nabi dan istrinya yang tidak setia adalah gambaran mengenai dasar paling asasi dari perjanjian Ilahi dalam hubungan yang lebih dalam yaitu kasih disertai kerelaan menanggung derita. Kasih Allah adalah bagian dari kepribadiannya yang tak dapat diguncangkan oleh murkanya atau dialihkan karena ketidaktaatan objeknya.( Hos 11:1-4,7-9 bagian ini adalah acuan terdekat PL pada deklarasi Allah adalah kasih) sebab kasih Allah adalah kekal ( Yer 31: 3) tetapi dalam hosea ini terdapat kata yang dimana Allah berkata aku tidak akan mengasihi mereka lagi tetapi alangkah baiknya jika di tafsirakn tidak akan menjadi Allah mereka lagi.
c.       Bersifat selektif : Kitab Ulangan khususnya mendasari hubungan perjanjian antara Israel dan Allah pada kasih Allah yang terdahulu. Berbeda dengan ilah-ilah bangsa lain yang menjadi milik mereka karena alasan kodrati dan geogarafis. Yahwe mengambil prakarsa memilih Israel karena ia mengasihi mereka ( Ul 4 :37. 10:15, Yes 43 : 4) kasih ini spontan tidak timbul oleh suatu nilai dari obyeknya tetapi bahkan mencipta nilai itu.(Ul 7 :7). Namun dalam PL ajaran tentang kasih yang universal nampak tersirat, seperti dalam kitab Yunus dan nyanyian Hamba Tuhan dalam Yesaya.[5]
KEADILAN
Dalam hukum-hukum Israel dinyatakan suatu kebenaran theologis dan etis yang fundamental tentang sifat Allah, yaitu bahwa Dia adil. Dalam PL gagasan paling hakiki adalah keyakinan akan Allah yang benar dan adil. Hanya saja sering kali istilah ini salah dimengerti. Untuk ini perlu di perhatikan kosa-kata yang di pakai dalam PL.[6]
Keadilan  berasal  dari beberapa kata Ibrani antara lain: tsedeq dan  mishpat. Secara etimologis, tsedeq  berarti pembenaran atau kebenaran. Berasal dari kata tsedakah yang berarti keadilan, pembenaran dalam struktur pemerintahan seperti pembenaran raja, benar secara hukum, peraturan, dll. Akar kata dari kedua kata ini adalah tsadaq, artinya menjadi adil, menjadi benar. Kata kedua yang dipakai adalah mishpat yang berarti keputusan, pertimbangan, keadilan, peraturan. Berasal dari akar katanya shapat yang berarti menghakimi, memerintah, menghukum, dll. Kata ini digunakan sebanyak 250 kali dalam PL.
Secara semantik, kedua kata ini berati sebagai berikut: Misypat berarti cara yang benar untuk membawa diri dan cara yang benar untuk memperlakukan orang lain,  perangai tingkah laku ini dapat dipaksakan secara hukum. Proses menyatakan hak seseorang dan hukum atas kesalahan / melakukan kejahatan. misypat juga berarti keputusan yang tepat yang diberikan mengenai masalah-masalah yang sukar khususnya oleh Urim dan Tumim.  Misypat Tentang hak : kel 23 : 6, Ul 10 :18, yes 49 :4, keadilan; kej 18 : 19, ul 6 :19, Yes 1 : 17, penghukuman; Mzr 105 : 5, Yer 51 :9 peraturan hukum; Kel 21 : 1, Yeh 5 : 6, Mz 119 : 7, keputusan; Kel 28 : 15. Tsedaqa berarti pernyataan keadilan Allah dalam pemeliharaannya akan hidup manusia, perkataanNya yang benar dan lurus. Tsedaqa berarti menjabarkan ukuran susila yang dipakai Allah untuk mengukur tindak tanduk manusia. Berhubungan dengan pemerintahan ilahi: keadilan dan kebenaran khususnya pada hukuman, Ul 32:22, tsedaq juga menunjukkan tindakan pembelaan Allah bagi orang-orang yang dianggap layak menerimanya, Hak 5: 11, 2 sam 15:4, Ams 3:33, tsedaqa menunjukan penebusan Yes 45:21, Tsedaqa merupakan pemberian Allah kepada mereka yang percaya, ( kebenaran karena ketergantungan manusia kepada rahmat Tuhan) Kej 15 :6, Hab 2 :4, Tsedaqa  berarti kebaikan. Keadilan atau kebenaran  merupakan suatu esensi yang mendasari suatu hidup sehingga dari hidup itu bisa  mengalirkan semacam norma-norma etika yang benar. Menurut Stephen Tong Keadilan/ kebenaran Allah mempunyai 5 segi arti yaitu yang lurus yang tidak bengkok dan yang benar,[7] yang menghadapi semua orang dengan prinsip sama rata, yang menjadikan kebenaran sebagai intisari hidup, yang hidup dalam kesucian, yang senantiasa tegas dan tidak kompromi dengan dosa. [8]
ALAT / SARANA KEADILAN DALAM PL
  • Keadilan melalui imam : Urim dan Tumim
  • Keadilan  dari para pemimpin/ lembaga hukum
  • Alat Penyataan Kasih dan keadilan Allah melalui seruan para nabi
ALASAN ORANG PERLU ADIL
  1. Allah adalah Adil dan benar. Keadilan berpusat dari Allah
  2. Karena adil adalah perintah dan tuntutan Allah :
·         Ditujukan terutama kepada para pemimpin ( 2 Sam 23 :3, Yeh 45 : 9
·          Ul 16 :20 Yes 56 :1, dan adil adalah tuntutan Allah atas umatnya, Mik 6 :8. orang kudus harus berlaku adil, Mzr 119 : 121, Yeh 18: 8, dan Allah memberikan hikmat untuk melakukan  keadilan. 1 raj 3 :12 Ams 2 :6,9
·         Dalam praksisnya : mengambil keputusan ( Yer 21:12), terhadap orang miskin, terhadap anak yatim piatu dan janda ( Yes 1 :17) dalam berjual beli ( Im 19 :36, Ul 25 : 15) dll
·         Allah berkenan  dan menghargai kepada orang yang melakukan keadilan (Ams 11: 11, Ams 21 :3 )
·         Keadilan mendatangkan pahala ( Yer 22:15) dan ketidak adilan mendatangkan hukuman.
KASIH DAN KEADILAN
Dalam Perjanjian Lama kita mengetahui jika Kasih dan keadilan Allah tak terpisahkan,. Tidak ada kasih tanpa keadilan dan tidak ada keadilan tanpa kasih. Kasih tanpa keadilan adalah sentimental dan keadilan tanpa kasih adalah legalisme. Allah adalah kasih dan adil dalam perasaan dan tindakan. Ia konsisten karena kasih dan keadilan adalah sifat-Nya. Allah memiliki rasa kasih yang begitu besar atas umat pilihannya dan ia adalah Allah yang adil dan benar dalam hukumnya. Kasih kesetiaan Allah dalam karya-Nya terhadap Israel adalah keadilan-Nya dan  pemenuhan kebenaran janji-Nya. Penghukuman Allah merupakan bentuk nyata kasih-Nya, kasih tidak kompromi dengan dosa dan dosa yang dihukum adalah bentuk kasih yang bertujuan untuk memberikan pelajaran dan pertumbuhan iman.demikian dengan manusia, demikian umat pilihan yang mengasihi Allah akan berlaku kasih, setia dan adil terhadap Allah dan sesama. Hosea merupakan contoh konkrit Alkitab tentang bagaimana kasih dan keadilan Allah ini bertemu. Pernikahannya dengan perempuan sundal merupakan perlambangan dari hubungan yang terjadi antara Allah dan Israel. Walaupun istri Hosea telah berkali-kali meninggalkannya dan bersundal dengan orang lain, namun ia tetap mengasihi istrinya tersebut. Begitu juga dengan Israel, mereka telah lari meninggalkan Tuhan dan menyembah dewa-dewa, seperti istri yang bersundal. Melalui pernikahannya itu, Allah tetap mengasihi Israel, setelah mereka mendapat hukuman dan bertobat mereka akan mendapat berkat. Di sinilah keadilan Tuhan berlaku. Namun setelah hukuman itu, dan ternyata setelah diketahui terdapat pertobatan di antara mereka, maka Allah dengan kasih-Nya akan memulihkan keadaan mereka itu. Jadi hukuman di sini bersifat membawa mereka kepada pertobatan, hukuman yang diberikan menjadi wujud dari kasin Allah.
Refleksi
Dalam kehidupan sehari-hari sebagai orang prcaya kita harus mencerminkan bagaimana seorang percaya harus hidup. Orang percaya harus mencerminkan kasih serta keadilan dalam kehidupan ini. Sama dengan Tuhan. Tuhan mengasihi setiap manusi tetapi Allah harus mencerminkan keadilanya pada manusia. Oleh karena itu sebagai orang percaya kita harus mencerminkan bagaimana kasih dan keadilan agar berjalan berimbang di dalam kehidupan ini. Agar nama Tuhan di muliakan melalui setiap hal yang kita perbuat.


[1] V.M. Siringgo-ringo.2013. Teologi Perjanjian Lama. (Yogyakarta:Andi). Hlm.139
[2] Ibid.141
[3] J.D Doglas,2008 Ensiklopedi Alkitab Masa Kini  Jilid 1 A-L ,(Jakarta: YKBK, ) hlm 524
[4] Dyrnes Wiliam.2009. Tema- Tema dalam Teologi Perjanjian Lama  (Gandum Mas : Malang),  hal. 44
[5] V.M. Siringgo-ringo.2013. Teologi Perjanjian Lama. (Yogyakarta:Andi). Hlm.
[6] Ibid.Hlm.146-147

[7] Stephen Tong ,2006.  Dosa, Keadilan dan Penghakiman, (Momentum : lembaga Reformed Injili Indonesia ), hlm. 18
[8] Ibid. hlm.18-22

Jumat, 01 Maret 2019

Bukti kemanusiaan Yesus dalam Injil Matius



Bukti kemanusiaan Yesus dalam Injil Matius
Bab I
Pendahuluan
1.1.   Latar belakang
Injil Matius dapat dikenal sebagai Injil yang paling terkenal  dan paling banyak dikutip dari keempat Injil di dalam sejarah gereja. Gereja mula-mula telah mufakat dengan pendapat bahwa Injil Matius ditulis oleh rasul Matius, dan menurut Papias ia berkata bahwa Matius menulis kitab Injil ini tentang kehidupan atau ucpan-ucapan Yesus ketika berada di dunia ini. Menurut urutan Injil Matius terletak sebagai Injil yang pertama dalam kanon PB. Dan selama ini ada banyak orang yang beranggapan bahwa Injil Matius adalah Injil yang pertama ditulis, padahal dalam 150 tahun terakhir ini prasejarah PB umumnya setuju bahwa Injil Markuslah yang pertama ditulis. Oleh karena itu Injil Matius ini yang paling banyak dibaca dan dipelajari  oleh orang-orang Kristen mula-mula.[1]
Teologis Injil Matius ini dapat mencerminkan dari keempat Injil Sinoptik yang sangat penting dalam Peranjian Baru mengenai kemanusiaan Yesus, kehidupan Yesus, dan pekerjaan atau pelayanan yang dilakukan oleh Yesus. Matius mencatat tentang peristiwa-peristiwa yang berkaitan dengan kelahiran Yesus, Aspek-aspek dari kehidupan-Nya dalam melayani orang banyak, dan kematian-Nya. Matius tidak hanya mencatat tentang ucapan-ucapan bahagai tetapi juga mencatat mengenai bagian kehidupan Yesus, Ia memilih untuk dilahirkan ke dunia, maka Putera Tunggal Allah yang tak terbatas, masuk ke dalam sejarah manusia. Hakekat ke-Allahan dan ke-manusiaan Kristus ini adalah ciri khas Yesus, yang membuat-Nya berbeda dari para nabi ataupun orang kudus manapun.
Di dalam Teologi Matius menjelaskan kehidupan dan pelayanan Yesus yang  akan dilakukan dan apa yang dikatakan sampai pada Dia disalib, itu semua karena rencana Allah. Dan dalam penulisan Matius ia menggambarkan kehidupan dan pelayanan Yesus sebagai penggenapan nubuatan yang ada di Perjanjian Lama. Yaitu penggenapan dari apa yang difirmankan oleh Tuhan (Matius 1:22). Dan hal ini dapat dikaitan dengan kelahiran Yesus. Matius menggambarkan silsilah Yesus dalam pasal peratama, dan ia mengatakan bahwa Yesus adalah Anak Daud dan Abraham. Murid-murid Yesus bertanya-tanya mengenai keberadaan Anak manusia itu yaitu Yesus  (Matius 16:13), namun Petrus menjawab mereka (ay 16).[2]

1.2.   Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1.2.1. Apakah yang dimaksud dengan kemanusiaan Yesus?
1.2.2. Bagaimanakah kemanusiaan Yesus?
1.2.3. Mengapa Yesus mengatakan diriNya melalui manusia?

1.3.   Tujuan Masalah
1.3.1. Untuk menjelaskan kemanusiaan Yesus
1.3.2. Untuk menjelaskan kehidupan kemanusiaan Yesus
1.3.3. Untuk menjelaskan tujuan dan sifat-sifat kemanusiaan Yesus


Bab II
Pembahasan

2.1. Inkarnasi Kristus
2.1.1. Arti Inkarnasi
Kata inkarnasi bebrati “di dalam daging” dan menunjukkan pada tindakan putra Allah yang kekal mengambil diri-Nya natur tambahan, manusia, melalui kelahiran dari seorang anak dara. Akibatnya adalah bahwa Krsitus selamanya Allah yang tidak bercacat-cela, dan demikian keadaan-Nya sejak kekekalan, Ia juga memiliki kebenaran, dan Ia adalah manusia yang tidak berdosa dalam satu Pribadi untuk selamanya
2.1.2. Silsilah Yesus Kristus
Untuk silsilah yang menjabarkan tentang inkarnasi Kristus ada dua bagian yaitu, Matius 1:1-16. Dan ada beberapa diskusi yang memperdebatkan mengenai kedua silsilah itu adalah dari kedua silsilah itu dapat dikaitkan dengan Yesus dan Daud (Matius 1:1). Yesus mempunyai keluarga, silsilah, dan gelar sebagai Anak Manusia Maitus 1:1-17. Di dalam keempat kitab Injil, tidak kurang 80 kali Yesus menyebut diri-Nya sebagai Anak Manusia. Dengan menggunakan gelar ini secara pasti Yesus mengidentifikasikan diri-Nya sebagai manusia biasa. Selain itu, Yesus juga dipanggil dengan nama anak tukang kayu atau keturunan Daud. Yesus juga memiliki keluarga. Hal ini membuktikan bahwa Yesus memang pernah ada di dalam sejarah manusia.[3]
2.2. Kemanusiaan Yesus  
2.2.1. Arti kemanusiaan Yesus
Yesus harus menjadi seorang manusia agar dapat mewakili umat manusia yang berdosa. Surat pertama Yohanes ditulis untuk membenarkan pengajaran yang salah, yaitu penyangkalan akan kemanusiaan Kristus yang sejati. Apabila Yesus bukan manusia yang sejati, maka kematian-Nya di atas kayu salib merupakan ilusi, Ia harus menjadi manusia sejati untuk mati mewakili umat manusia. Karena kitab suci mengajarkan kemanusiaan sejati dari Yesus. Namun demikian, mereka juga memperlihatkan bahwa Ia tidak memiliki dosa manusia, natur kejatuhan.
Alasan mengapa Allah menjadi manusia ialah untuk menyatakan Bapa; dalam Perjanjian Lama, Allah dinyatakan sebagai pencipta dan penguasa. Perjanjian Lama menunjukkan kesatuan, kekudusan, keperkasaan, serta kemurahan Allah. Dan Kristus melengkapi penyataan tersebut dengan menambahkan gagasan Allah sebagai Bapa (Mat 6:9). Karena Bapa tidak akan menahan sesuatu yang akan menguntungkan makhluk-makhluk ciptaan-Nya (Mat 5:45). Dan juga untuk memberikan teladan hidup kepada yang kudus (Mat 11:29).[4]
Ada berbagai bukti dan fakta yang dikemukakan dalam Alkitab tentang kemanusiaan Yesus. Allah mengambil rupa menjadi manusia dengan tujuan. Segala hal yang dikerjakan Allah dalam Yesus sudah direncanakan oleh Bapa yang di Surga. Yesus melakukan apa yang dikehendaki  Bapa-Nya, Bapa-Nya mengehandaki supaya manusia memperoleh hidup sehingga Dia mengutus Yesus ke dalam dunia dalam rupa manusia. Ada yang menganggap  bahwa Yesus hanya Yesus seorang anak tukang kayu, yaitu Yusuf. Sedangkan murid-murid-Nya juga bertanya tentang pribadi Yesus; siapakah Dia sebenarnya. Murid-Nya hanya menduga menurut kata orang (Mat 16:14). Hanya Petrus yang mengenal-Nya secara pribadi, melalui pernyataan Allah Bapa kepada-Nya (Mat 16:17). Petrus menyebut Yesus adalah Mesias, Anak Allah yang hidup (Mat 16:16).
2.2.2. Kelahiran Yesus dari seorang Anak dara
Kelahiran Yesus diperkirakan sekitar tahun 4 SM, Allah mengirim malaikat Gabriel datang kepada Maria yang bertunangan dengan Yusuf keturunan Daud. Matius mengutip Yesaya sebagai bukti bahwa nubuat ini sudah digenapi dalam diri Maria, yang adalah seorang perempuan muda. Namun, Matius menyebutnya anak dara. ‘sesungguhnya anak dara itu akan mengandung dan melahirkan seorang anak laki-laki dan akan dinamai Imanuel yang berarti Allah menyertai kita”. Perempuan muda, dalam bahasa Ibraninya adalah almah. Dalam septuaginta (LXX), yaitu Alkitab Perjanjian Lama yang diterjemahkan ke dalam bahasa Yunani, kata perempuan muda diterejemahkan menjadi “Parthenos” Yunaninya. Kata yang sama yang dituliskan oleh Matius 1:23 untuk menyebut “anak dara”. Kata “almah” secara singkat dapat diartikan orang muda, baik pria maupun wanita. Variasi bentuk almah meliputi: elemen (berjenis maskulin), almah (berjenis feminim), alumim (berjenis abstrak). Jadi, almah merupakan istilah khusus yang mengacu kapada gadis, wanita yang belum menikah, lebih sempit lagi perawan (anak dara).[5] Kelahiran Yesus diperkirakan sekitar tahun 4 SM.
Kelahiran dari anak dara adalah doktrin yang esensial (alkitabiah); hal itu merupakan keharusan untuk menyatakan bahwa Kristus tidak berdosa. Apabila Ia lahir sebagai anak Yusuf, maka Ia memiliki natur dosa. Sangat jelas dalam Matius 1:16 di sana menyatakan bahwa kelahiran Yesus berbeda dengan manusia biasa Ia memiliki bentuk kata yang bersifat pasif yang menjelaskan tentang kelahiran Yesus,  Yusuf tidak melahirkan Yesus.[6]
Bukti kelahiran Yesus adalah sama dengan manusia lainnya. Dalam Injil Matius sangat jelas untuk diketahui tentang kelahiran Yesus melalui seorang dara perawan dalam Matius 1:18; 2:11. Sedangkan di dalam Matius pasal yang pertama menjelaskan tentang silsila Yesus.[7] Matius mencatat mengenai waktu kelahiran Yesus dengan mencatat bukti-bukti historis yang dapat menolong kita untuk memahami tentang kebenaran kelahiran Yesus. Sedangkan dibandingan dengan Lukas hanya mencatat sedikit saja kelahiran Yesus dan Matius hanya menyinggung sedikit mengenai waktu kelahiran Yesus terjadi pada waktu Herodes menjadi raja Yerusalem.[8] Dan Matius menyatakan bahwa yang menjadi saksi atas kelahiran Yesus adalah orang Majus dari Timur (Matius 2:1-12). Matius juga mencatat hal ini untuk memperkenalkan siapakah Yesus yang lahir sebagai seorang manusia, yang lahir bukan karena hasil hubungan seksual tetapi oleh karena Roh Kudus (Mat 1:18).[9]
2.2.3. Sebutan-sebutan Yesus
2.2.3.1  Yesus Sebagai Anak Manusia
Di dalam Kristologi Injil Matius dapat ditemukan bahwa Yesus itu menyebut diri-Nya sebagai Anak Manusia dan dalam Injil Matius dipakai istilah Anak Manusia sebanyak 30-31 kali. Untuk istilah “Anak Manusia” hanya dipakai oleh Yesus sendiri ketika Yesus menyebut diri-Nya sebagai Anak Manusia untuk menunjukkan kemanusiaan-Nya. Dia juga adalah Allah yang menjelma menjadi manusia, ikut merasakan kelemahan manusia dan menanggung dosa manusia, di dalam Matius pasal 8 di sana telah dejelaskan pertama kali muncul dan dalam Matius 9:3-6 juga menjelaskan bahwa Anak Manusia itu yang ada di dunia berkuasa untuk mengampuni dosa manusia.
Injil Matius mempunyai persamaan hampir semua pemakaian istilah “Anak Manusia” dalam Injil markus, karena dibadingkan dengan Markus, Matius agak labih bayak memuat apa yang bisa kita sebut sebagai acuan misi Yesus. Dan misalnya Ia mengatakan bahwa Anak Manusia tidak mempunyai tempat untuk meletakkan kepala-Nya (Mat 8:20) dan bahwa Ia datang untuk “ makan dan minum” (Mat 11:19), sebab Anak Manusia mempunyai kuasa atas dunia ini untuk mengampuni dosa (Mat 9:6) yang menanggung banyak penderitaan (Mat 16:12), Ia juga akan diserahkan kepada imam-imam kepada ahli Taurat (Mat 20:18), Ia datang bukan dilayani melainkan Melayani banyak orang (Mat 20:28).[10]
Yesus memakai tiga istilah dengan cara yang berbeda dalam penggunaan “Anak Manusia” yaitu pertama sering Ia menggunakan istilah “Anak Manusia” dan bukan kata ganti “Aku”, sebagai cara untuk menggambarkan keberadaan-Nya sebagai manusia biasa. Di tempat-tempat di mana masing-masing kitab Injil mempunyai ucapan-ucapan yang sama, untuk penulis Injil sering memakai “Anak Manusia” sedangkan untuk penulis kitab lain menggunakan kata “Aku, kita dapat melihat dalam Matius 16:13; 19:28. Kedua di kesempatan yang lain Yesus menggunakan sebutan “Anak Manusia” untuk menunjuk kepada kedatangan-Nya di masa depan di atas awan surgawi dan kepada kemuliaan-Nya di sisi kanan Allah yang tedapat dalam Matius 24:27. Ketiga paling sering istilah ini dipakai dengan cara yang berbeda, yang mengacu pada penderitaan dan kematiaan yang diketahui Yesus akan menjadi bagian dari pengalaman-Nya (Mat 26:2). ).[11]
2.2.3.2  Yesus Sebagai Mesias
Matius mengulang hampir semua sebutan Kristus (Masias) dalam Injil Markus. Dan Maria yang melahirkan Yesus disebut sebagai Kristus (Mat 1:16). Matius juga mencatat pertanyaan Yesus kepada orang Farisi, “Apakah pendatmu tentang Mesias? Anak siapakah Dia?” (Mat 22:42) dan kita juga mengatahui bahwa para murid-Nya hanya mempnyai satau Guru, yaitu Mesias (Mat 23:10), maka waktunya akan ada banyak orang mengaku diri-Nya adalah Mesias (Mat 24:5, 23).[12] Pernyataan menganai Yesus adalah Mesias adalah Petrus yang menyadari kebenaran tentang Yesus dan berkata kepada-Nya bahwa, “Engkau adalah Mesias” (Mat 16:16-17).[13]
2.2.3.3  Yesus Anak Daud
Dia dipanggil “putra Daud,” mengindikasikan Ia adalah keterunan dari Raja Daud (Matius 1:1). Ia juga dipanggil Yesus (Matius 1:21), serta dengan nama di PL, yaitu Yosua (artinya Yahweh menyelamatkan). Ia dipanggil sebagai “Manusia.” Paulus mengindikasikan masa dunia yang akan dihakimi oleh “manusia”. Sebagai manusia, Yesus juga adalah pengantara antara Allah dan manusia. [14] Ia juga disebut sebagai Anak tukang kayu (Mat 13:55-56). Ketika Yesus dilahirkan oleh Maria ibu-Nya Ia dinamai oleh ayah-Nya Yusuf di berikan nama Yesus (Mat 1:25)
2.2.4. Bukti-bukti Kemanusiaan Yesus
2.2.4.1  Yesus memiliki tubuh, daging dan darah yang sesungguhnya
Tubuh Yesus “sama dengan tubuh manusia lain kecuali untuk kualitas-kaulitas tertentu yang merupakan akibat dari dosa manusia. Di dalam Matius 1:18; 2:1, menjelaskan tentang  kehamilan Maria dan waktu ia melahirkan Yesus. Yesus memiliki darah dan daging, oleh sebab itu yang dapat melihat adalah orang-orang majus dan mereka memberikan peresembahan karena mereka melihat Ia dilahirkan sama dengan manusia yang memiliki daging dan darah (Mat 2:1-12). Kemudian dalam kehidupan-Nya, Ia dikenal sebagai raja orang Yahudi (Matius 2:2) dan dikenal sebagai tukang kayu yang memiliki saudara laki-laki dan perempuan (Matius 13:55).
2.2.4.2  Yesus bertumbuh dan berkembang secara normal
Yesus berkembang secara normal sebagaimana halnya manusia. Dalam pertumbuhan Yesus, Ia memiliki empat area yang sama dengan manusia seperti mental, fisik, spiritual, dan sosial. Ia terus berkembang dalam pengetahuan-Nya akan sesuatu, Ia bertumbuh secara fisik, Ia berkembang dalam kesadaran Spirirtual-Nya (tentu Ia tidak ada interkasi dengan dosa, karena Ia lahir tanpa dosa sampai kematian-Nya) Ia berkembang dalam hubungan sosial-Nya contoh Ia memanggil murid-murid-Nya yang pertama (Matius 4:18-22)
2.2.4.3  Yesus  memiliki jiwa dan roh manusia
Yesus adalah manusia yang utuh, yang memiliki tubuh, jiwa dan roh. Sebelum penyaliban, jiwa-Nya gundah dalam mengantisipasi salib. Ada suatu kesadaran diri di mana Ia harus menanggung dosa seluruh dunia, dan Yesus sangat terpengaruh akan prospek itu. Menjabarkan dalam istilah yang paling kuat tentang emosi yang dirasakan oleh Yesus dalam roh manusia-Nya (Mat 4:1-11; 26:24).
2.2.4.4  Ia memiliki karakteristik keberadaan manusia
Pada saat Yesus puasa dipadang gurun, Ia merasa lapar (Matius 4:2), pada waktu Ia dan murid-murid berjalan melalui Samaria, Ia menjadi lapar lelah dan berhenti di dekat sumur untuk beristirahat, Ia haus dalam perjalanan hari itu di bawah terik matahari. Yesus juga mengalami emosi manusia: Ia menangis atas kematian teman-Nya Lazarus, Ia menaruh belas kasihan pada orang-orang karena mereka tanpa pemimpin yang mampu (Matius 9:36), Ia berduka dan menangis atas Yerusalem (Matius 23:37).
2.2.5. Sifat Yesus Sebagai Manusia sejati
2.2.5.1  Yesus dibaptis Matius 3:13-17
Yesus dibaptis di sungai Yordan dan baptisan Yesus sebagai pola baptisan bagi gereja Tuhan. Baptisan yang dilakukan dengan diselamkan atau ditenggelamkan, begitu juga manusia sendiri. Makna dari pabtisan tersebut adalah tanda pertobatan seseorang yang berdosa, tetapi Yesus tidak berdosa karena Dia adalah Allah. Hal ini bukanlah sebagai baptisan pertobatan, namun paksaan daripada Yohanes (Mat 3:14).  Ini menandakan bahwa Yesus juga adalah seorang manusia yang sempurna. Hal mengapa Yesus dibaptis menandakan ketaatan Yesus kepada Bapa di surga yang mengutus-Nya (Mat 3:15) dan sebagai pertandaan bagi banyak orang bahwa Yesus diutus oleh Allah (Mat 3:17) dan Yesus pun mengakui Yohanes Pembaptis sebagai polopor-Nya (Mat 11:1-11)
2.2.5.2  Yesus dicobai oleh Iblis di padang gurun Matius 4:1-11
Sesudah Yesus dibaptis Yesus diperhadapkan dengan pencobaan yaitu Yesus mengalami pencobaan di padang Gurun ketika Ia berdoa, dan Yesus dibawa oleh Roh ke padang gurun untuk dicobai iblis (ayat 1).
2.2.5.3  Yesus merasa lapar dan haus Matius 4:2;  21:18
Yesus juga sama dengan manusia bisa merasa lapar, pada saat Ia melakukan puasa, sekalipun Ia adalah Allah. Namun Yesus manusia sejati yang  bisa merasakan lapar dan haus sama seperti manusia merasakan hal ini, pada saat manusia tidak makan dan minum
2.2.5.4  Yesus memulai dengan Khotbah di bukit Matius 5-7
Yesus memulai berkhotbah dengan mengingatkan kepada murid-murid-Nya atau mengajar mereka, supaya mereka hidup berhati-hati dengan tujuan bahwa Yesus mengingatkan mereka bagaimana mereka harus memberi sedekah, hal berdoa, hal berpuasa dan sebagainya itu semua tercatat dalam Injil Matius (ps 6-7).
Yesus mengajar para murid-murid-Nya, ini menandakan Ia adalah seorang manusia yang mengajarkan hal-hal yang harus dilakukan oleh murid-murid Yesus dan sekaligus sebagai seorang guru.  Maka Yesus memulai mengajar mereka (Mat 5:2). Pengajaran Yesus merupakan khotbah dibukit yang dikenal sebagai makna kerjaan Allah dan kebahagiaan (ay 5-13). Ketika Yesus berkhotbah kepada orang banyak itu dan sudara-Nya mencari Dia (Matius 12:46-50) Yesus ingin mengoreksi kesalahan mereka (ay 49-50)
2.2.5.5  Yesus tidur ketika ada angin ribut Matius 8:24-26
Yesus tidur pada saat angin ribut, di sini sangat jelas bagi kita bahwa Yesus juga merasakan hal yang sama dengan manusia dan ini menunjukkan dengan jelas, kalau Yesus terbukti bahwa Ia adalah manusia sejati yang bisa tidur. Dan Yesus juga mengalami kegelisahan dalam hati-Nya (Mat 26:37-38)
2.2.5.6  Yesus makan di rumah Matius pemungut cukai Matius 9:9-13
Yesus makan bersama dengan Matius pemungut cukai di rumahnya, ini sebagai bukti nyata bahwa Yesus adalah manusia yang sejati. Yang bisa makan bersama dengan manusia biasa seperti Matius pemungut cukai yang tidak memiliki pangkat tinggi atau kekududukan, tetapi Yesus mau makan bersama dengan Matius inilah salah satu bukti yang riil untuk diketahui oleh siapa saja.
2.2.5.7  Yesus berdoa seorang diri Matius 14:23; 26:39-45
Yesus melakukan doa seorang diri pada saat murid-murid-Nya tidur dan Ia juga berdoa kepada Bapa-Nya pada saat Ia akan diserahkan kepada Pontius Pilatus
2.2.5.8  Yesus makan paskah bersama dengan murid-murid-Nya 26:17-25
Yesus makan pasakah bersama dengan para murid-murid-Nya ialah menandakan bahwa Yesus adalah manusia sejati yang biasa makan bersama dengan murid-Nya. sama halnya dengan manusia baisa juga makan bersmaa dengan orang lain inilah yang menjadi suatu pembuktian bahwa Yesus adalah manusia yang sempurna.
2.2.5.9  Yesus mengadakan paskah dan makan bersama dengan para murid-murid-Nya, ini hal menandakan bahwa bukti kemanusiaan-Nya nyata bagi manusia atau murid-murid-Nya, bahwa Ia bisa makan bersama dengan para muri-murid-Nya pada waktu paskah. Yesus mersa gelisah dan sedih dalam hati-Nya, lalu Ia meminta kepada murid-murid-Nya untuk tinggal bersama dengan Dia (Mat 26:37-38). Yesus ditangkap Matius 26:47-56, oleh orang-orang Farasi atau ahli Taurat yang telah diberitahukan oleh Yudas di mana tempat Yesus berada. Sampai pada Yesus dihadapan mahkamah Agama Matius 26:57-68.Yesus dihadapan Pilatus Matius 27:11-30, untuk  dihukum  oleh karena perintah dari pada ahli-ahli Taurat. Yesus disalibkan Matius 27:32-44, ini menadakan bahwa Yesus adalah manusia yang sejati yang tidak memberontak ketika ia dihukum, sebab Ia menjadi manusia karena untuk menggantikan manusia yang berdosa.
2.2.5.10   Yesus mati Matius 27:45-56, Bukti bahwa Yesus adalah manusia, yaitu dengan kematian-Nya dan mati alami yang dimaksudkan adalah kemanusiaan-Nya, tetapi tidak keilahian-Nya. Karena dalam kemanusiaan-Nya Yesus memiliki keterbatasan-keterbatasan yang dimiliki oleh manusia seperti kita, hanya saja Dia tidak berdosa. Dalam kemanusiaan-Nya, Dia tidaklah mahatahu, pengetahuan-Nya melebihi manusia, dan meskipun benar dan akurat, tetap terbatas. Setelah itu Yesus dikuburkan, dan menjadi sama dengan manusia ketika mati dikubur Yesus dikuburkan terdapat dalam Matius  27:57-61.[15] hal ini merupakan hal yang nyata untuk diketahui bahwa Yesus adalah benar-benar manusia
Yesus memiliki sifat sejati insani. Hal ini mengungkapkan bahwa Yesus memiliki segala unsur manusiawi, baik tubuh jasmani yang dapat dilihat dan dijamah maupun jiwa dengan segala dimensinya, seperti: pengetahuan, akal budi, emosi, dan kehendak. Yesus, sebagaimana manusia pada umumnya, juga mengalami fase-fase pertumbuhan fisik, mental, intelek, kesadaran sosial, dan sebagainya sejak bayi, masa kanak-kanak, remaja, pemuda hingga dewasa. Jadi kewajaran perkembangan ini adalah lumrah dan secara normal juga berlaku bagi sifat dasar insani Kristus. Oleh karena itu, dalam berbagai kondisi Yesus pun dapat merasakan keletihan fisik, mengantuk lalu tertidur, haus, jengkel, bahkan marah, gelisah, gentar dan takut, sedih, dan menangis. Ia juga pernah merasa sangat lapar sewaktu berpuasa di padang gurun.
2.2.6. Tujuan Yesus Menjadi Manusia
Untuk menggantikan manusia, Dialah yang akan menyelamatkan umat-Nya dari dosa mereka." (Mat 1:21). Sebab Dia datang bukan untuk memanggil orang benar, melainkan bagi orang berdosa (Mat 9:13), oleh karena itu Dia  di kirim Allah untuk datang ke kedunia ini sebagai pengganti manusia, sekaligus menyatakan kasih Allah kepada manusia, menjadi teladan dan menggantikan manusia dalam menebus dosa manusia
2.2.6.1 Menyatakan Bapa
Yesus diutus oleh Allah untuk datang kedunia ini  mengambil rupa manusia dan menunjukkan Bapa melalui hidup-Nya, dengan bentuk seorang manusia yang sempurna, agar dari setiap ciptaan-Nya dapat melihat-Nya melalui Yesus yang harus mati bagi semua manusia yang berdosa. Dan tujuan untuk menyatakan Bapa itu sangat penting agar setiap orang dapat melihat dan percaya kepada Allah dan juga masuk ke dalam kerjaan sorga (Mat 4:17).
2.2.6.2 Perantara bagi manusia
Yesus menggantikan manusia dalam penebusan dosa dan mati dikayu salib, karena Ia diutus oleh Allah untuk datang ke dunia ini menggantikan manusia. Dan Yesus menyelamatkan manusia yang hidup dalam belenggu dosa. Penebusan Yesus adalah sebagai perantara antara manusia untuk datang kepada Allah. dan menjadi penebusana manusia dalam Matius 20:28, dan juga memanggil orang berdosa yang terdapat dalam Matius 9:13
Bab III
Penutup 
3.1. Kesimpulan
            Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dibahas diatas,  penulis dapat menyimpulkan bahwa bukti kemanusiaan Yesus dalam Injil Matius adalah Ia mengambil rupa seorang manusia (inkarnasi), berdasarkan teologi Matius ia mengatakan bahwa Yesus harus mengambil rupa manusia untuk menyatakan kehendak Allah bagi  manusia dan melaksanakannya. Dengan kita melihat mengenai kemanusiaan Yesus, kehidupan Yesus, dan pekerjaan atau pelayanan yang dilakukan oleh Yesus. Matius mencatat tentang peristiwa-peristiwa yang berkaitan dengan kelahiran Yesus, Aspek-aspek dari kehidupan-Nya  dalam melayani orang banyak, dan kematian-Nya. Arti Yesus menjadi manusia untuk menggantikan manusia dalam kematian penebusan dosa atau mewakili dan alasanya ialah untuk menyatakan Bapa kepada manusiadan sekaligus menjadi teladan bagi manusia. Dan untuk mengetahui bukti kemanusiaan Yesus ialah dapat dilihat dari  hal-hal seperti berikut ini:
1.      Yesus mempunya silsilah keturunan (Mat 1:1-17)
2.      Yesus harus dilahirkan melalui seorang Anak dara. Dengan tujuan untuk menyatakan kehendak Bapa dan menggenapi nabuat yang telah dinyatakan dalam Perjanjian Lama.
3.      Yesus memiliki tubuh, daging dan darah yang sesungguhnya. Karena tubuh Yesus “sama dengan tubuh manusia lain kecuali untuk kualitas-kaulitas tertentu yang merupakan akibat dari dosa manusia. Di dalam Matius 1:18; 2:1-12
4.      Yesus memiliki perkembangan yang normal, Ia tumbuh sama dengan manusia yang memiliki sifat kemanusiaan seperti mental, fisik, spiritual, dan sosial.
5.      Yesus memiliki jiwa dan roh manusia sebab Yesus adalah manusia yang utuh, yang memiliki tubuh, jiwa dan roh.
6.      Yesus memiliki karakteristik keberadaan manusia, Pada saat Yesus berpuasa  dan berdoa dipadang gurun, Ia menjadi lapar (Matius 4:2).
Sifat-sifat yang menekankan mengenai kemanusiaan Yesus adalah Ia dibaptis sama dengan manusia juga dibaptis, Yesus mengalami lapar, berdoa, berpuasa, dan merasa sedih, tidur, dan mati sama seperti apa yang dirasakan oleh manusia. Ini sebagai buktinya kemanusiaan Yesus sesunggunya ketika Ia menjadi manusia dan ini jelas untuk menusia mengetahuinya bahwa Yesus adalah manusia yang sejati. Dengan memiliki sifat-sifat kemanusiaan ialah Yesus dibaptis Matius 3:13-17, Yesus dicobai oleh Iblis di padang gurun Matius 4:1-11, Yesus merasa lapar dan haus Matius 4:2;  21:18, Yesus memulai dengan Khotbah di bukit Matius 5-7, Yesus tidur ketika ada angin ribut Matius 8:2, Yesus makan di rumah Matius pemungut cukai Matius 9:9-13, Yesus berdoa seorang diri Matius 14:23; 26:39-45, Yesus makan paskah bersama dengan murid-murid-Nya 26:17-25, Yesus dihadapan Pilatus Matius 27:11-30, Yesus disalibkan Matius 27:32-44, Yesus mati Matius 27:45-56, dan Yesus dikuburkan Matius 27:57-61. Ini sifat-sifat yang menandakan bukti kemanusiaan Yesus yang ada dalam Injil Matius itu sendiri dan sekaligus menunjukkan bukti kemanusiaan Yesus. karena Yesus bisa meresakan hal yang sama seperti manusia rasakan di dunia ini.
Tujuan Yesus menjadi manusia ialah untuk menyatakan Bapa kepada manusia dan menggantikan manusia mati di atas kayu salib untuk menebus dosa manusia yang telah dilakukan. Dan Dia memang harus menjadi manusia untuk menyatakan kebenaran yang sebenarnya bagi manusia.




[1] DR. David Iman Santoso. 2009. Theologi Matius. (Malang : Literatur Saat), hlm 3-4.
[2] Roy B. Zuck, Darrel  L. Bock. 2011. A Biblical Theology Of The New Tstament. (Malang: Gandum Mas), hlm 17-19.
[3] Paul Enns. 2014. The Moody Handbook Of Theology (1). (Malang : Literatur Saat)  hlm 249-250
[4] Ibid 42,45
[5] Jonar  S. 2013. Kristologi. (Andi : Yogyakarta) , hlm 34-35.
[6] Ibid, 251
[7] Pdt. Dr. Marulak Pasaribu. 2005. Eksposisi Injil Sinoptik. (Malang: Gandum Mas) hlm. 180
[8] Bukti yang dinyatakan oleh Matius Tentang kelahiran Yesus hanya sebagian, sebab dikarenakan bahwa Lukas juga membahas tentang kelahiran Yesus. Untuk melihat kehidupan Yesus yang berinkaranasi sebagai manusia terdapat di dalam ketiga Injil sinoptik yaitu Matius, Markus, dan Lukas.
[9] Matius 1:20, Yusuf mendapat suatu pernyataan dari malaikat Tuhan tentang kelahiran Yesus melalui Maria Isrinya, karena Maris mengandung dari Roh Kudus 
[10] Leon Morris. 2006. Teologi Perjanjian Baru. (Gandum Mas), hlm 169-170
[11] John Drane. 2013. Memahami Perjanjian Baru: Pengantar Historis-Teologis (Jakarta: Bpk Gunung Mulia), hlm 74-76.
[12] Ibid. hlm 171
[13] Ibid. hlm 77
[14] Ibid. hlm 251-253
[15] Alkitab