by : jamal
“Bukti
Keilahian Yesus Dalam Injil Markus”
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang Masalah
Keilahian
Yesus di sini mengandung pengertian
“memiliki kodrat hakiki Allah atau kodrat yang Mahatinggi”. Keilahian Yesus
dinyatakan berulangkali dalam gelar “Anak Allah” yang diberikan kepada-Nya oleh
orang lain maupun diri-Nya sendiri, bahkan Bapa sendiri menyebut Yesus sebagai
“Anak yang dikasihi (Markus 1:1, 11; 14:61; 5:7; 9:7; 12:6)[1]. Keilahian
Yesus merupakan sifat Ke-Allahan-Nya yang mutlak, karena Ia adalah Allah yang
mahakuasa dan juga sebagai Pencipta seluruh alam semesta dan segala yang ada.
Markus dengan sangat mengesankan memulai dengan pernyataan bahwa Yesus adalah
Anak Allah. Dan diakhir Injilnya Markus memberitahukan kepada kita bahwa kepala
pasukan Romawi mengakui bahwa Yesus adalah Anak Allah (15:39)[2].
Ketika Yesus dimuliakan di atas gunung, sekali lagi Markus mencatat suara dari
sorga: “Inilah Anak yang Kukasihi (9:7). Markus dengan tegas mengatakan
kebenaran ini.
Inilah bukti
keilahian Yesus yang adalah Anak Allah dan Dialah Allah itu sendiri. Keilahian
yang dimiliki Yesus sesuatu yang bersifat kekal dan mutlak yang nampak dan
terpancar dari Diri-Nya sendiri. Tak ada satu pun kuasa yang ada di dunia ini
yang mampu menandinggi kekuasaan keilahian-Nya. Bahkan disebutkan di dalam
Injil Markus, semua kuasa roh-roh jahat tunduk dan sujud menyembah di
hadapan-Nya dan mereka pun mengenal Dia sebagi Anak Allah yang mahakuasa. Keilahian-Nya
dapat menyembuhkan orang yang sakit dan melepaskan mereka yang kerasukan roh
jahat.
B.
Rumusan
Masalah
1. Bagaimana
pernyataan tentang keilahian Yesus dalam Injil Markus?
2. Bukti
apa sajakah mengenai keilahian-Nya?
3. Bagaimanakah
keilahian Yesus sebagai Pribadi Allah?
C.
Tujuan
Penulisan
Dari
rumusan masalah di atas maka penulis membuat tujuan penulisan sebagai berikut:
1. Memaparkan
pernyataan-pernyataan tentang keilahian Yesus itu sendiri.
2. Membuktikan
bahwa Yesus adalah Pribadi yang Ilahi.
3. Menjelaskan
Ke-Allahan Yesus di dalam keilahian-Nya.
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Pernyataan
Tentang Keilhaian Yesus
1. Murid-murid-Nya
menyebut-Nya Anak Allah (1:1; 14:61; 5:7)
Murid-murid, orang lain, bahkan Iblis sendiri pun
menyebut Yesus sebagai Anak Allah, tetapi Kristus tidak pernah menolak sebutan
ini. Ketika Ia diserang musuh, digugat oleh orang lain dan ejekan yang
berbunyi: “Apakah Engkau Mesias, Anak Allah yang terpuji? Mark 14:61. Dari
pertanyaan-pertanyaan atau ejekan-ejekan itu, Yesus menjawab: “Akulah Anak
Allah”.[3]
Kesemuanya ini membuktikan sebutan manusia pada diri Kristus Yesus sebagai Anak
Allah atau dengan kata lain manusia mengakui Ia adalah Anak Allah.
2. Ia
menyebut Diri-Nya sebagai Anak Allah (12:6)
Yesus mengakui Diri-Nya sebagai Anak Allah,
maksudnya tidak lain dari pada Anak Allah. Sebab itu ketika imam besar menuduh
Dia telah menghujat Allah dengan mengatakan Diri-Nya sebagai Anak Allah (Mark
12:6); maka ini menunjukkan manusia tidak menghargai Dia sebagai Anak Allah,
bukan hanya merupakan hubungan dari etika manusia dengan sejarah, terlebih lagi
yang transenden, satu-satunya. Yesus juga disebut dengan nama Ilahi “Yang kudus
dari Allah (1:24).
3. Allah
Bapa menyebut Dia sebagai “Anak-Ku yang Ku kasihi” (1:11; 9:7)
Ini adalah kesaksian Allah Bapa terhadap manusia,
membuktikan apa yang dikatakan Yesus adalah benar, dan Allah Bapa pun mengakui
Dia sebagai Anak Allah. Karena Yesus adalah Anak Tunggal yang paling dikasihi
Bapa, perkataan ini diucapkan Bapa setelah Yesus dibaptis, maka turunlah Roh
Kudus yang menyerupai burung merpati ke atas-Nya.
4. Ia
juga disebut Tuhan (Mark 2:28)
Jadi Anak Manusia adalah juga Tuhan atas hari Sabat.
Ia sendiri yang berkata dan menyebut Dia Tuhan. Yesus mengakui bahwa Dia adalah
Tuhan, manusia tidak mungkin menyebut dirinya Tuhan. Menyebut Diri-Nya sebagai
Tuhan yakni mengakui keilahian-Nya; Dia adalah Allah[4]. Di
dalam Perjanjian Baru Tuhan menunjukkan Yesus.
B.
Bukti-bukti
Keilahian Yesus Kristus
1.
Mukjizat-mukjizat
Yesus
Markus
mengisahkan banyak sekali mujikzat yang dilakukan oleh Tuhan Yesus. Pelayanan
Tuhan Yesus terutama pada waktu Ia melayani di daerah Galilea, meliputi empat
hal: berkhotbah (kerusso), mengajar (didakso), mengusir setan (exorcism) dan
menyembuhkan orang sakit (healing)[5]. Dalam
rangka menyembuhkan orang sakit dan mengusir setan serta mujikzat-mujikzat
lainnya banyak sekali dilakukan oleh
Yesus (1:32-34, 39; 6:53-56). Yesus tidak pernah menolak orang yang datang
kepada-Nya yang meminta tolong. Namun mujikzat bukanlah pekerjaan atau
pelayanan Tuhan Yesus yang terutama, melainkan untuk meneguhkan dan menguatkan
apa yang dikhotbahkan dan diajarkan Tuhan Yesus, di samping untuk menyatakan
keilahian-Nya[6].
Diantaranya:
a.
Yesus mengusir Setan
di rumah Ibadah
Maka pada waktu pertama kali Yesus beribadah dan mengajar di rumah
ibadah di Kapernaum, di sana ada seorang yang kerasukan roh jahat. Di sana
Yesus melakukan mukjizat secara terbuka di depan umum pada hari Sabat. Ini
adalah mukjizat pertama yang dilakukan oleh Tuhan Yesus dalam Injil Markus. Pekerjaan
Yesus di sana sangat berhasil. Ia melakukan banyak mujizat yang luar biasa yang
membuat banyak orang kagum dan takjub. Roh jahat pun diperintah-Nya keluar
(1:23-27)[7]. Yesus merupakan pahlawan
yang gagah perkasa datang sebagai Anak Allah dan Juruselamat dunia bersama
dengan kedatangan Kerajaan-Nya.
b.
Yesus menyembuhkan
ibu mertua Petrus
Pada hari yang sama ketika Yesus
mengusir roh jahat di rumah ibadah, Yesus datang ke rumah Petrus (juga di
Kapernaum) dan menyembuhkan ibu mertua Petrus yang sakit demam. Tentunya Simon
Petrus dan Andreas saudaranya, percaya dan melihat kuasa Yesus yang bisa
melakukan mujikzat, lalu memohon Yesus untuk menyembuhkan ibu mertuanya. Maka
Yesus datang menyembuhkannya. Ini mujikzat kedua yang dilakukan Tuhan Yesus
yang dicatat dalam Injil Markus. Di
samping itu, Yesus juga menyembuhkan banyak orang yang menderita bermacam-macam
penyakit dan mengusir banyak setan (1:32-34; 5:1-20).
c.
Yesus menyembuhkan
orang yang sakit kusta
Di bagian akhir pasal Yesus
menyembuhkan orang yang sakit kusta. Markus mengisahkan bagaimana Yesus menyembuhkan
si kusta untuk menyatakan bahwa Yesus adalah Mesias Anak Allah, sebagaimana
yang dinubuatkan dalam PL (Yes 35:5 bdk Luk 7:22). Penulis percaya si kusta itu percaya bahwa
Yesus mau dan dapat mentahirkan dia, maka ia berlutut dan memohon kepada
Yesus untuk mentahirkannya. “Berlutut
dan memohon” mengindikasikan imannya kepada Yesus. Maka tergeraklah hati Yesus
oleh belas kasihan, lalu menjamah orang itu dan berkata: “Aku mau jadilah
engkau tahir “ (1:41).[8]
d.
Yesus menyembuhkan
orang lumpuh
Dalam
pasal 2 kita melihat bagaimana Markus mencatat Yesus menyembuhkan orang yang
lumpuh. Ada fenomena baru yang kita dapat lihat dan pelajari dalam hal ini,
yaitu Yesus menyelesaikan masalah rohani terlebih dahulu, yaitu mengampuni dosa
si lumpuh itu, baru kemudian jasmaninya disembuhkan (2:1-12). Hal ini
menyatakan bahwa di dunia ini Anak Manusia berkuasa mengampuni dosa seseorang. Dengan
kalimat ini jelas kita mengenal keilahian Yesus. Sebab bagi orang Yahudi hanya
Allahlah yang berkuasa mengampuni.
e.
Yesus menyembuhkan
orang yang mati tangan kanannya
Mukjizat berikutnya ialah Yesus menyembuhkan orang pada hari Sabat
(3:1-6), di mana ada seorang yang mati tangan kanannya. Orang tersebut tentulah
tidak bisa mencari nafkah . Keadaan inilah bagi Yesus adalah keadaan yang
kasihan dan perlu ditolong. Lalu Tuhan Yesus hanya mengatakan kepada orang itu
(1) Berdirilah di tengah, dan (2) Ulurkanlah tanganmu!, lalu sembuhlah orang
itu.
f.
Yesus meredakan angin
ribut (4:35-41)
Yesus hendak menyeberang danau Galilea tujuan-Nya ialah untuk Gerasa dan
berhadapan dengan roh jahat dan bermaksud membinasakan-Nya (5:1-20). Maka
tidaklah heran kalau roh jahat itu menghalang-halangi kedatangan Tuhan Yesus
dengan membangkitkan angin rebut yang begitu dahsyat. Kemudian Yesus menghardik
angin ribut itu sehingga menjadi tenang. Kata “menghardik” yaitu epitimao, suatu kata yang biasa
ditujukan kepada roh jahat (bdk 1:25; 8:33; 9:25, Yunani). Markus memakai kata
itu mungkin ia juga melihat ada kuasa roh jahat di belakangnya.
g.
Yesus mengusir setan
di Gerasa
Ketika Yesus sampai di daerah Gerasa, baru saja turun dari perahu
datanglah seorang yang kerasukan roh jahat (5:1-20). Roh jahat itu sangat kuat,
tidak seorang pun dapat mengikatnya rantai pun diputuskan dan belenggunya
dimusnahkan. Tidak heran ketika ditanya oleh Tuhan siapakan namanya, jawabnya:
“Namaku Legion, karena kami banyak (5:9)[9]. Lalu Yesus mengusir
roh-roh jahat itu, kemudian roh-roh jahat itu masuk ke dalam babi dan
membinasakan 2000 ekor babi dan mati ke dalam danau.
h.
Yesus menyembuhkan
Bartimeus (10:46-52)
Mujikzat ini adalah mukjizat terakhir
yang dilakukan oleh Tuhan Yesus, terjadinya di Yerikho, yaitu dalam
perjalanan-Nya menuju Yerusalem. Sedikit berbeda dengan mukjizat-mukjizat
sebelumnya, Bartimeus jelas adalah a man of faith, sehingga ia mendapat
kesembuhan yaitu matanya dicelikkan. Memang dari Injil Markus kita mengetahui
unsur iman sangat penting bagi terjadinya mukjizat, misalnya kepada Yairus anak
perempuannya yang sudah mati pun dibangkitkan (5:36), kepada perempuan yang
sakit pendarahan (5:34).
2.
Kebangkitan Yesus
dari Kematian[10]
·
Kehilangan besar
darah menyebabkan Yesus mati. Dia mempunyai 5 luka dan berada di atas
kayu salib mulai jam 9 pagi (Markus 15:25) hingga jam 3 sore
(Markus 15:42).
·
Pilatus memastikan
bahwa Yesus mati sebelum diserahkan mayat-Nya ke Yusuf dari Arimatea.(Markus
15:42-47).
·
Hari Minggu kubur
Yesus kosong, Yesus telah bangkit (Matius 28; Markus 16).
·
Penampakan Diri
Kristus kepada Maria Magdalena (Mark 16:9), kepada dua murid dalam perjalanan
ke Emaus (Mark 16:12-13), dan kepada sebelas murid termasuk Tomas (Mark 16:14)[11].
3.
Kemahakuasaan Kristus
Kristus
melakukan tindakan-tindakan yang hanya dilakukan oleh Allah. Perhatikanlah pekerjaan
dan tindakan yang dilakukan oleh Kristus adalah sebuah Pengampunan: Ia
mengampuni dosa selama-lamanya. Manusia mungkin dapat melakukannya untuk
sementara,namun Kristus memberikan pengampunan kekal (Markus 2:1-12). Kemahakuasaan adalah semacam sifat Allah, yang mahakuasa adalah Allah.
Karena Yesus mahakuasa maka itu Ia adalah Allah. Nama Yesus adalah “Allah yang
mahakuasa”[12],
jadi jelaslah Ia adalah Allah. Yesus mempunyai otoritas, menguasai segala
sesuatu, bahkan melampaui segala sesuatu. Ia sanggup melakukan mujizat-mujizat
yang banyak dicatat oleh Markus, karena Ia adalah Yang Mahakuasa. Yesus
mempunyai tujuan dalam hal ini, pertama,
demi kemuliaan Allah agar manusia dapat mengenal Allah. Kedua, untuk membangun orang lain.
a.
Kuat kuasa-Nya di
bumi
ü Menang atas segala sakit-penyakit (Mark 4:23-24)
ü Menang atas kematian (5:22-24, 35-43)
b.
Kuat kuasa-Nya di
neraka[13]
Ø Menang atas iblis (1:21-27; 5:1-20; 9:14-29)
Ø Menang atas malaikat jahat (6:56).
4.
Kemahatahuan Yesus
Ia mengetahui isi hati mereka (2:8). Kemahatahuan
Yesus menunjukkan bahwa Ia mempunyai pengetahuan mutlak sempurna dan kekal
terhadap segala sesuatu, obyek pengetahuan-Nya itu baik yang nyata, yang
abstrak[14], yang dahulu dan yang
sekarang bahkan yang akan datang. Yesus mengetahui
apa yang tidak diketahui oleh manusia. Ia mengetahui isi hati manusia, itu
jelas bahwa Yesus adalah Pribadi Ilahi. Sebab kemahatahuan Kristus tidak
dibatasi oleh ruang dan waktu, kemahatahuan Allah adalah secara langsung dan
lengkap dan sempurna yang tidak perlu melalui panca-indera apapun, tidak perlu
berdasarkan penelitian ataupun penafsiran.
C.
Ke-Allahan Yesus
Markus mengawali Injilnya dengan menyebut Yesus Kristus sebagai “Anak
Allah” (1:1), ketika ia sampai pada puncak tulisannya, ia mengisahkan bagaimana
seorang perwira ketika menyaksikan kematianYesus di kayu salib berkata,
“Sungguh, orang ini adalah Anak Allah” (15:39)[15]. Jadi, “Anak Allah
merupakan gelar yang pertama dan yang terakhir di antara gelar-gelar yang
digunakan untuk Yesus dalam Injil ini. Ungkapan ini bisa dipakai untuk kaum
beriman sebagai anggota-anggota keluarga Surgawi, meskipun Markus tidak memakai
ungkapan tersebut dalam arti khusus. Istilah ini mengacu pada seseorang yang
mempunyai hubungan istimewa dengan Allah yang tidka dimilki oleh orang lain. Hanya
dua kali Markus mencatat adanya suara ilahi, dan pada kedua peristiwa tersebut
Allah memanggil Yesus “Anak”. Markus bermaksud mengatakan bahwa Allah
memberitahukan kepada kita bagaimana kita seharusnya memandang Yesus. Pada
waktu Yesus dibaptis, ada “suara dari surga” (jelas suara Allah) yang berkata,
“Engkau Anak yang Kukasihi, kepada-Mulah Aku berkenan” (1:11). Hal ini tidak
bisa dilihat sebagai pujian yang diberikan kepada seseorang yang sekedar baik
saja. Anak yang dikasihi Allah ini adalah seseorang yang istimewa.
Sebutan ini kita temukan lagi di atas gunung Transfigurasi, ketika suara
dari awan mengatakan, “Inilah Anak yang Kukasihi, dengarkanlah Dia (9:7). Tiga
orang murid pilihan Petrus, Yakobus dan Yohanes telah menyaksikan sepintas
kemuliaan Anak Allah, suatu kemuliaan yang tidak dinyatakan selama hidup-Nya di
dunia ini, namun benar-benar nyata. Ketika roh-roh jahat melihat-Nya mereka
jatuh tersungkur di hadapan-Nya serta berteriak, “Engkaulah Anak Allah” (3:11)[16]. Ada kejadian istimewa,
yaitu tentang orang kerasukan setan di Gerasa yang menyebut Tuhan kita sebagai
“Yesus Anak Allah yang mahatinggi” (5:7). Roh jahat itu mengakui kuasa Yesus,
karean ia menyatakan tidak mempunyai
urusan apa pun dengan Yesus, dan ia menyadari bahwa Yesus bisa memperlakukan
dia dengan keras. Yesus mempunyai kuasa untuk berbuat begitu.
Kesadaran Yesus akan diri-Nya sebagai Anak Allah adalah melalui suatu
pernyataan doa-Nya. Doa itu ditujukan kepada Allah sebagai Bapa, dan gelar Bapa
disebutkan dua kali. Bapa digambarkan sebagai Tuhan langit dan bumi. Tetapi
yang terpenting ialah bahwa doa itu menyangkut pernyataan Allah. Di sini Yesus
menyebut Allah sebagai “Bapa-Ku” dan juga “Bapa”, tetapi Ia menggunakan bentuk
mutlak “Anak” sebagai penggambaran diri[17]. Pernyataan ini nampaknya
melibatkan hubungan anak yang unik antara Yesus dan Allah. Pernyataan Yesus
yang lain yang menimbulkan kesulitan dalam Markus 13:32. Pernyataan itu
mendukung hubungan bapa-anak yang erat antara Allah dengan Yesus, tetapi
menimbulkan kesulitan karena kesan ketidaktahuan Anak. Pandangan Kristus sebagai Anak Allah tidak
dibangun secara doktrinal tetapi ditentukan oleh aktivitas ilahi-Nya.[18] Ia menarik orang banyak,
berkuasa atas segala penyakit, dan mengusir roh jahat dengan otoritas penuh. Ia
memenangkan badai dengan perkataan dan menyatakan kuasa-Nya atas alam.
D.
Kebangkitan
Yesus
Bagian
terakhir dalam Injil Markus dikisahkan mengenai kebangkitan Yesus dari
kematian-Nya pada hari ketiga, yang disaksikan oleh Maria Magdalena dan Maria
ibu Yakobus serta Salome ketika mereka hendak mengunjungi kuburan Yesus untuk
meminyaki Yesus (16:1-8). Menurut aturan hukum orang Yahudi, kesaksian wanita
tidak bisa menjadi bukti pada masa itu, tapi Injil Markus menuliskan bahwa para
wanita merupakan saksi pertama dari kubur kosong.[19]
Tetapi tampaklah ada anak muda yang berjubah putih menampakkan diri kepada
mereka serta berkata kepada mereka: “Jangan takut! Kamu mencari Yesus orang
Nazaret, yang disalibkan itu. Ia telah bangkit. Ia tidak ada di sini (16: 5-6).
Yesus telah bangkit, itu menandakan bahwa Ia adalah pribadi yang Ilahi yang
sepenuhnya adalah Allah. Hanya Allah yang dapat melakukan hal itu tanpa campur
tangan manusia atau pun kuasa-kuasa jahat sekalipun. Ini sebagai bukti bahwa Ia
penuh kuasa dan kemuliaan, dan Yesus telah mengalahkan maut serta kematian. Yesus
telah menampakan diri kepada murid-murid-Nya.
BAB
III
PENUTUP
Kitab Markus sudah
sangat jelas membahas dan mencatat tentang keilahian Yesus dan Dia adalah Tuhan
atau Allah 100%. Yesus menerima penyembahan dari manusia, Yesus tidak berdosa, Yesus
hidup penuh dengan mujizat-mujizat, dan Yesus bangkit dari kematian membuktikan
bahwa Yesus benar-benar adalah Tuhan Pribadi Ilahi. Dengan banyak orang
menyatakan bahwa Yesus adalah Tuhan. Pertama, murid-murid-Nya menyebut
Dia Anak Allah (1:1). Kesemuanya ini membuktikan sebutan manusia pada diri
Kristus Yesus sebagai Anak Allah atau dengan kata lain manusia mengakui Ia
adalah Anak Allah. Kedua, Yesus mengakui
Diri-Nya sebagai Anak Allah, maksudnya tidak lain dari pada Anak Allah. Ketiga,
Allah Bapa menyebut Dia sebagai “Anak-Ku yang Ku kasihi” (1:11; 9:7) Ini adalah
kesaksian Allah Bapa terhadap manusia, membuktikan apa yang dikatakan Yesus
adalah benar, dan Allah Bapa pun mengakui Dia sebagai Anak Allah. Karena Yesus
adalah Anak Tunggal yang paling dikasihi Bapa.
Yesus juga
banyak melakukan mujizat-mujizat dan tanda-tanda ajaib kepada mereka yang
membutuhkan dan yang datang kepada Yesus. Perkara ini hanya dapat dilakukan
oleh Allah, Ia berbelas kasihan secara manusia tidak mungkin. Sehingga banyak
dari mereka yang menyaksikan perbuatan Yesus itu terkagum-terkagum dan menyanjung
perbuatan ajaib Yesus. Mulai dari Yesus mengusir Setan di rumah Ibadah,
menyembuhkan orang-orang yang sakit, mereka yang kerasukan setan (roh jahat),
meredakan angin rebut, memberikan makan beribu-ribu orang sampai kepada Yesus
bangkit dari kematian. Kesimpulannya adalah Yesus adalah Pribadi Ilahi atau
Pribadi Allah itu sendiri yang penuh kuasa dan sangat setuju. Semua ini
tercatat dalam Injil Markus.
Daftar
Pustaka
1. S,
Jonar. 2013. Kristologi. Yogyakarta:
ANDI
2. Santoso,
Dr. David Iman . 2012. Theologi Markus. Malang:
SAAT
3. Wongso,
Pdt. Dr. Peter. 1988. Kristologi. Malang: Seminari Alkitab
Asia Tenggara
4. Indra,
Ichwei G. Allah-Manusia Sejati. Semarang:
Pelayanan Kristen Mandiri “Mikhael”
5. Morris,
Leon. 1996. Teologi Perjanjian Baru. Malang:
Gandum Mas.
6. Guthrie,
Donald. 2013. Teologi Perjanjian Baru 1. Jakarta:
BPK Gunung Mulia
7. Fernando,
Ajith. 2006. Supremasi Kristus. Surabaya:
Momentum
8. http://www.pemudakristen.com/artikel/keilahian_yesus_kristus.php
[1] Jonar S. Kristologi. (Yogyakarta: ANDI, 2013),
hlm. 59.
[3] Pdt. Dr. Peter Wongso.
Kristologi. (Malang: Seminari Alkitab
Asia Tenggara, 1988), hlm. 4-5.
[5] Dr. David Iman
Santoso. Theologi Markus. (Malang:
SAAT, 2012), hlm. 32.
[6] Ibid, hlm. 33.
[8] Dr. David Iman
Santoso. Theologi Markus. (Malang:
SAAT, 2012), hlm. 35-40.
[10]
http://www.pemudakristen.com/artikel/keilahian_yesus_kristus.php
[11] Ichwei G. Indra. Allah-Manusia Sejati. (Semarang:
Pelayanan Kristen Mandiri “Mikhael”), hlm. 80.
[15] Leon Morris. Teologi Perjanjian Baru. (Malang: Gandum
Mas, 1996), hlm. 136-137.
[16] Leon Morris. Teologi
Perjanjian Baru. (Malang: Gandum Mas, 1996), hlm. 137.
[18] Donald Guthtrie. Pengantar Perjanjian Baru volume 1. (Surabaya:
Momentum, 2012), hlm. 45.
[19] Ajith Fernando. Supremasi Kristus. (Surabaya: Momentum,
2006), hlm. 251.
Shalom bapak, ibu saudara/i di manapun berada. Apakah Sudah ada yang pernah mendengar tentang Shema Yisrael? Ini adalah kalimat pengakuan iman orang Yahudi yang biasa diucapkan pada setiap ibadah mereka baik itu di rumah ibadat atau sinagoga maupun di rumah. Yesus juga menggunakan Shema untuk menjawab pertanyaan dari seorang ahli Taurat mengenai hukum yang utama. Kita dapat baca di Ulangan 6 ayat 4 dan pernah juga dikutip oleh Yesus di dalam Injil Markus 12 : 29. Dengan mengucapkan Shema, orang Yahudi mengakui bahwa YHWH ( Adonai ) Elohim itu esa dan berdaulat dalam kehidupan mereka. Berikut teks Shema Yisrael tersebut dalam huruf Ibrani ( dibaca dari kanan ke kiri seperti huruf Arab ) beserta cara mengucapkannya ( tanpa bermaksud untuk mengabaikan atau menyangkal adanya Bapa, Roh Kudus dan Firman Elohim yaitu Yeshua haMashiakh/ ישוע המשיח, yang lebih dikenal oleh umat Kristiani di Indonesia sebagai Yesus Kristus ) berikut ini
BalasHapusTeks Ibrani Ulangan 6 ayat 4 : ” שְׁמַ֖ע ( Shema ) יִשְׂרָאֵ֑ל ( Yisrael ) יְהוָ֥ה ( YHWH [ Adonai ] ) אֱלֹהֵ֖ינוּ ( Eloheinu ) יְהוָ֥ה ( YHWH [ Adonai ] ) אֶחָֽד ( ekhad )
”
Lalu berdasarkan halakha/ tradisi, diucapkan juga berkat: ” ברוך שם כבוד מלכותו, לעולם ועד ” ( " barukh Shem kevod malkuto, le’olam va’ed " ) yang artinya diberkatilah nama yang mulia kerajaanNya untuk selama-lamanya " ). Apakah ada yang mempunyai pendapat lain?.
🕎✡️🤚🏻👁️📜🕯️🕍✝️🤴🏻👑🇮🇱🗝️🛡️🗡️🏹⚖️⚓🗺️🌫️☀️🌒⚡🌈🌌🔥💧🌊🌬️❄️🌱🌾🍇🍎🍏🌹🍷🥛🍯🐏🐑🐐🐂🐎🦌🐪🐫🦁🦅🕊️🐟🐍₪