by : martha dea
KEILAHIAN
YESUS MENURUT KITAB YOHANES
Bab
1
Pendahuluan
1.1.
Latar
Belakang
Kitab
Yohanes membuktikan secara meyakinkan bahwa Yesus adalah anak Allah dan bahwa
semua orang yang percaya kepada-Nya akan memiliki hidup kekal. Kitab Yohanes
mencantumkan delapan mukjizat dan enam diantaranya secara khusus. Kitab Yohanes
mencantumkan di mana Dia datang dalam rupa manusia ke sebuah tempat di alam semesta
yang disebut planet bumi. Di mana, sang pencipta menjadi ciptaan yang dibatasi
oleh ruang dan waktu, dan ruang serta rentan terhadap penuaan, penyakit, dan
kematian. Tetapi kasih menggerakan-Nya sehingga Dia datang untuk menyelamatkan
orang-orang yang terhilang dan memberi mereka anugerah yang hidup kekal. Dialah
Firman itu; Dialah Yesus Sang Mesias.
Kebenaran
inilah yang dibawakan oleh Rasul Yohanes bagi orang-orang percaya dalam kitab
ini. Injil Yohanes bukanlah kisah tentang kehidupan Kristus; tetapi Injil ini
merupakan suatu penjelasan yang kuat tentang inkarnasi, suatu peragaan yang
meyakinkan bahwa Yesus, dulu dan sekarang adalah Anak Allah yang telah diutus
dari surga dan merupakan satu-satunya sumber hidup yang kekal. Yohanes
menyingkapkan identitas Yesus langsung dengan kata pertamanya “Pada mulanya
adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah
Allah. Ia pada mulanya bersama-sama dengan Allah” (Yoh 1:1-2);
Dalam
setiap pasal kitab Yohanes mencantumkan Yesus sebagai Tuhan. Identitas Yesus
ditegaskan melalui nama-nama yang diberikan kepada-Nya – Firman, Anak Tunggal,
Anak Domba Allah, Anak Allah, roti hidup, kebangkitan, pokok anggur. Formula
yang dipakai dalam kitab Yohanes adalah “Akulah”. Pada waktu Yesus menggunakan
ungkapan ini, Ia mempertegas keberadaan-Nya sebelum inkarnasi dan keilahian-Nya
kekal. Yesus berkata Akulah roti hidup (Yoh 6:35), Akulah terang dunia (Yoh
8:12; 9:5), Akulah pintu (Yoh 10:7), Akulah gembala yang baik (Yoh 10:11 dan
14), Akulah kebangkitan dan hidup (Yoh 11:25), Akulah jalan dan kebenaran dan
hidup (Yoh 14:6), dan Akulah pokok anggur yang benar (Yoh 15:1). Jadi, kitab Yohanes berbicara mengenai
keilahian Yesus dimulai dengan pendeklarasian Yesus sebagai Firman dan menjelma
menjadi manusia kemudian dilengkapi dengan pelayanan mukjizat-mukjizat yang
dilakukan oleh Yesus. Selanjutnya penulis akan memaparkan secara singkat
paparan kitab Yohanes yang mencakup tentang keilahian Yesus, dan memaparkan
secara singkat tentang pelayanan Yesus.
1.2.
Rumusan Masalah
Dengan melihat latar belakang di atas, maka penulis
membuat suatu rumusan tentang pokok-pokok permasalahan yang ada dengan tujuan
untuk mempermudah pembahasan dan mendapat penguraian yang lebih sistematis.
Adapun rumusan masalah tersebut sebagai berikut:
1.2.1
Bagaimana paparan yang
berbicara mengenai keilahian Yesus menurut kitab Yohanes?
1.2.2
Bagaimana paparan
mukjizat-mukjizat yang dilakukan Yesus
menurut kitab Yohanes?
1.3.Tujuan Penulisan
Ada
pun tujuan penulisan dalam paper ini adalah sebagai
berikut:
1.3.1
Agar mengetahui paparan
yang berbicara mengenai keilahian Yesus menurut kitab Yohanes.
1.3.2
Agar mengetahui paparan
tentang pelayanan dan mukjizat-mukjizat yang dilakukan Yesus menurut kitab
Yohanes.
Bab II
Pembahasan
2.1.Keilahian Yesus Menurut
Kitab Yohanes
Yohanes memulai
Injilnya dengan memberikan kesaksian tentang keadaan Yesus yang sebenarnya
sebagai Firman Allah yang hidup. Sebagai Anak Allah yang kekal, maka Dialah
pencipta dan sumber segala kehidupan. Kehidupan Kristus adalah kehiduan rohani.
Kehidupan Kristus di dalam kita itulah kehidupan kekal yang menjadi milik kita
karena anugerah dan kebenaran-Nya. Setelah memberikan kesaksian tentang
ketuhanan Yesus dan maksud-Nya, maka Yohanes mengisahkan peristiwa-peristiwa
penting yang terjadi pada minggu pertama dan paskah pertama di dalam pelayanan
Yesus[1].
Yohanes menjabarkan inkarnasi Kristus dengan menujuk pada Yesus sebagai “Putra
Allah” atau “Putra”. Yesus menggunakan istilah-istilah itu untuk diri-Nya
sendiri. Orang Yahudi yang tidak percaya menangkap signifikasi dari klaim itu,
lalu mereka berusaha untuk melempari Dia dengan batu atas dasar penghujatan, di
mana Yesus telah menyejajarkan Diri-Nya dengan Allah (Yoh. 5:18). Pada waktu
Yesus mengklaim diri-Nya sebagai Anak Allah, Ia sedang mengklaim kesederajatan
dengan Allah. Yesus secara jelas mengklaim sebagai Anak Allah (Yoh. 10:36), dan
dengan demikian Ia telah memiliki hak keilahian: Ia sederajat dengan Bapa (Yoh.
5:18); Ia memiliki hidup dalam Diri-Nya sendiri (Yoh 5:26); Ia memiliki kuasa
untuk membangkitkan orang dari kematian (Yoh. 5:25); Ia memberikan hidup (Yoh.
5:21); Ia membebaskan manusia dari perbudakan dosa (Yoh. 8:36); Ia menerima
kemuliaan sederajat dengan Bapa (Yoh.
5:23); Ia adalah objek dari iman (Yoh. 6:40); Ia adalah objek dari doa (14:13,
14); Ia memiliki kuasa untuk menjawab doa (Yoh. 14:13)[2].
Yesus mengindikasikan bahwa relasi-Nya dengan Bapa sangat
unik. Ketika Ia berada di dalam bait Allah dekat perbendaraan, Yesus menyatakan
diriNya sendiri sebagai Terang yang lebih baik dari pada tiang api di padang
gurun. Kemudian orang-orang Yahudi menantang Yesus karena menurut pengadilan
mereka orang tidak diizinkan memberi kesaksian tentang dirinya sendiri. Akan
tetapi Yesus menyatakan bahwa Dia mengetahui asal-usul dan tujuanNya. Dia tidak
dibatasi oleh hal-hal yang membatasi kita. Tanpa bantuan ilahi, kita hanya
dapat mengadili orang dari hal-hal yang lahiriah saja. Tetapi Yesus tidak
mengadili orang dengan cara demikian. Dia memiliki pengetahuan yang dimiliki
oleh Bapa. Karenanya kesaksianNya itu dapat dipercaya sama seperti kesaksian
Bapa sendiri, dan kesaksian Bapa dan Anak itu memenuhi tuntutan-tuntutan hukum
Taurat. Yesus juga menyatakan bahwa orang-orang Yahudi tidak mengerti hal ini,
karena mereka berasal dari dunia dan tidak mengetahui asal usul maupun
tujuanNya. Mereka tidak mengenal Allah dan tidak mengerti hal-hal rohani, sehingga
mereka tidak dapat memahami kenyataan bahwa kematianNya itu perlu untuk
menyelamatkan mereka agar jangan mati dalam dosa mereka. Tindakan-tindakan yang dapat dilakukan hanya oleh
Allah telah dilakukan Yesus. Yesus tidak hanya membangkitkan orang mati (Yohanes 5:21, 11: 38-44). Terlebih
lagi, Kristus memiliki atribut-atribut yang dapat dimiliki hanya oleh Allah,
yaitu: kekal (Yohanes 8:58), mahakuasa (Yohanes 11: 38-44).
Apa yang Yesus ajarkan dan yang Dia
lakukan berkaitan dan tidak dapat dipisahkan dari jati diri-Nya. Yohanes
menunjukan bahwa Yesus sepenuhnya adalah manusia dan sepenuhya Anak Allah.
Meskipun Yesus menggunakan wujud kemanusiaan yang lengkap dan hidup sebagai
manusia, Dia tidak pernah berhenti sebagai Allah kekal yang selalu ada, Pencipta
dan Penopang segala sesuatu, dan sumber kehidupan yang kekal. Inilah kebenaran
tentang Yesus dan dasar dari semua kebenaran. Yohanes menulis untuk orang-orang
percaya di mana pun, baik Yahudi maupun bukan Yahudi (bangsa-bangsa lain).
Sebagai salah satu dari 12 murid Yesus, Yohanes menulis sebagai saksi mata yang
memiliki kredibilitas atau perihal
yang dapat dipercaya dan detail-detail. Kitab Yohanes bukanlah sebuah biografi
(seperti kitab Lukas). Kitab Yohanes berbicara mengenai presentasi tematik atau bersangkutan dengan tema
mengenai kehidupan Yesus[3].
Yesus menyebut Allah sebagai Bapanya
sendiri dan secara tak langsung menyatakan bahwa Dia ikut mengerjakan pekerjaan
yang sama seperti yang sedang dikerjakan Allah. Yesus juga mengatakan bahwa Dia
bebas dari hukum hari sabat, atas dasar yang sama seperti Allah Bapa. Ini
berarti Yesus memiliki hak dan kekuasaan yang sama atas taurat seperti yang
dimiliki oleh Allah. Jadi, Yesus setara dengan Allah, dan hubungan-Nya dengan
Allah Bapa adalah lebih akrab dari pada orang lain. Secara khusus Dia adalah
Anak Allah. Selanjutnya Yesus menerangkan bahwa sifat ilahi-Nya itu tidak
meniadakan kenyataan sifat manusiawi-Nya yang sejati. Dia adalah Anak Allah dan
Anak Manusia. Yesus menyatakan percaya kepada-Nya berarti percaya kepada Allah,
kepada kesaksian Allah, dan kesaksian Kitab Suci. Allah telah menjadikan Yesus
sebagai pemberi hidup dan hakim. Yesus-lah yang akan membangkitkan orang-orang
mati pada hari kebangkitan (Yoh 5:16-19 dan 25-27)[4].
Keilahian Yesus juga dapat
dibuktikan ketika Yesus bangkit (Yohanes 20:1-31 dan 21:1-25) tibalah pagi hari
kebangkitan denga teka-teki kubur yang terbuka dan kain kapan yang terletak
ditempatnya, kedua-duanya kosong. Kemudian Yesus menampakan diri-Nya dalam
keadaan jasmani dan mengakhiri pertentangan antara kepercayaan dan ketidak
percayaan yang tergambar di dalam Kitab Yohanes. Thomas seorang murid Yesus
yang tidak percaya dan ragu-ragu telah diyakini dan ia telah berseru ya Tuhanku
dan Allahku. Selama 40 hari Tuhan mempersiapkan dan mengajar mereka. Yesus
mengetahui betapa besarnya penyesalan Petrus karena perkataan penyangkalannya
itu. Dia lebih menunjukan perhatian-Nya ketika Yesus menangkap ikan kembali,
dan membawa enam murid lainnya[5].
2.2.Keilahian Yesus dalam pelayananNya
Menurut Kitab Yohanes
Tujuan utama Yohanes menulis Injil Yohanes adalah untuk
memenangkan orang-orang yang belum percaya (orang-orang Yahudi dan orang-orang
bukan-Yahudi) kepada iman yang menyelamatkan. Yohanes pasti juga memikirkan
peneguhan iman orang-orang pecaya, sehingga jemaat akan memiliki
anggota-anggota yang menjadi saksi yang lebih giat. Dalam Yohanes 20:30-31
tujuan Yohanes mencatat “tanda-tanda” yang dibuat Tuhan Yesus dalam Injil ini.
Yohanes menyebut mujizat-mujizat itu
“tanda-tanda” karena mujizat-mujizat itu menyatakan
kebenaran-kebenaran rohani yang sangat penting[6].
Dari antara penulis-penulis Injil hanya Yohaneslah yang melaporkan awal
pelayanan Yesus kepada orang-orang Yudea. Setelah memberikan kesaksian tentang
ketuhanan Yesus dan maksud-Nya, maka Yohanes mengisahkan peristiwa-peristiwa
penting yang terjadi pada minggu pertama dan paskah pertama di dalam pelayanan
Yesus.
Kisah ini dimaksudkan untuk
menujukkan bagaimana Allah memimpin Yohanes penulis Injil ini, sehingga percaya
kepada Yesus. Pertama-tama Allah menggunakan kesaksian Yohanes Pembaptis. Kesaksian
itu tidak berdasarkan kabar angin, melainkan berdasarkan nubuat-nubuat
Perjanjian Lama dan kenyataan yang dikaruniakan oleh Roh Kudus. Selanjutnya
Allah menggunakan cara Yesus menghadapi murid-muridNya yang pertama termasuk
Yohanes sendiri, Andreas, Petrus, Filipus, dan Natanael. Ini diikuti dengan
mujizat-mujizat atau tanda ajaib yang pertama di dalam fasal 2, penyucian Bait
Allah yang pertama kalinya, dan mujizat-mujizat pada Paskah yang pertama[7].
Tanda yang pertama terjadi pada
suatu pesta pernikahan yang kehabisan air anggur. Ibu Yesus memberitahukan hal
ini kepada Yesus. yesus menyanggah dengan lembut. Ibunya tidak mengerti
maksudNya. Sekalipun demikian, Yesus menyuruh pelayan-pelayan mengisi enam buah
tempayan yang disediakan pembasuhan “menurut adat orang Yahudi.” Dengan suatu
perbuatan ciptaan yang penuh kuasa, tiap-tiap tempayan yang berisi 408 sampai
613 liter itu tiba-tiba penuh dengan air anggur. Dengan hanya mematuhi perintah
Kristus, pelayan-pelayan itu turut melakukan suatu mujizat yang luar biasa[8].
Tanda ajaib berikutnya yang diceritakan di dalam Injil Yohanes terjadi pada
hari Sabat di kolam Betesda. Di sana, Yesus melihat seorang yang sudah tiga
puluh delapan tahun lamanya menderita sakit. Orang itu berbaring berbaring di
dekat kolam itu sambil mengharapkan penyembuhan dari air yang bergoncang itu;
meskipun ia tahu bahwa ia tak mempunyai harapan. Yesus datang bertanya “maukah
engkau sembuh?.” Kemudian Yesus menyuruh dia mengangkat tilamnya dan berjalan.
Bersamaan dengan perintah itu datanglah kuasa. Kemudian, Yesus juga bertindak
terhadap dosa orang itu. Dalam peristiwa memberi makan lima ribu orang
merupakan salah satu mujizat Kristus yang paling dramatis dan mengagumkan.
Mujizat ini terjadi pada puncak ketenaranNya di Galilea dan mengakhiri tahun
pelayanan-Nya di sana. Keempat kitab Injil mengakui peristiwa itu sebagai suatu
titik perubahan dalam karierNya di dunia, dan inilah satu-satunya mujizat yang terdapat
di dunia, dan inilah satu-satunya mujizat yang terdapat di dalam keempat Injil
itu. Karena mujizat ini orang-orang Galilea menjadi begitu yakin akan kebesaran
dan kuasaNya, sehingga mereka hampir menangkapNya dan mencoba memaksaNya untuk
menjadi Raja mereka. Peristiwa memberi makan dengan roti dan ikan itu hanyalah
suatu tanda yang menujuk kepada kenyataan bahwa Dia dapat memberi makan kepada
mereka dengan roti rohani yang asli dan memberi mereka hidup yang sesungguhnya.
Semua mujizat dan tanda-tanda di dalam Injil Yohanes
menuju kepada mujizat yang terakhir, yaitu kebangkitan Yesus sendiri. Tanda
terakhir yang menujuk kepada peristiwa ini adalah kebangkitan Lazarus. Ini
merupakan suatu tanda yang penting dengan arti yang menyedihkan. Fasal 1 sampai
dengan fasal 10 mengisahkan bagaimana Yesus telah menyatakan diriNya sendiri
kepada orang-orang Yahudi dalam segala macam cara yang bisa membangkitkan iman.
Ketika Yesus sedang melayani di Parea, di sebelah timur sungai Yordan, ada
seorang yang datang memberitahukan bahwa teman-Nya Lazarus, sakit hampir mati.
Tetapi Yesus tinggal dua hari lagi di tempat itu. Hal itu dilakukanNya agar
supaya Allah akan dimuliakan degan suatu mujizat yang lebih besar, yang tidak
mungkin terjadi seandainya Yesus segera berangkat ke Betania.
Kisah Yesus mengubah air jadi anggur, yaitu mujizat
pertama yang dilakukan Tuhan Yesus, rasul Yohanes mengatakan: “Ia telah
mengatakan kemuliaan-Nya, dan murid-murid-Nya percaya kepada-Nya” (Yoh 2:1-25).
Hal ini berarti bahwa murid-murid percaya bahwa Yesus adalah Mesias. W. H.
Harris mengatakan: “The first
sign-miracle had the sama purpose as that of all teh following sign-miracle,
namely, to reveal the person of Jesus.” Yesus memberi makan kepada 5.000
orang, Ia mengatakan “Akulah roti hidup; barang siapa datang kepada-Ku, ia
tidak akan lapar lagi” (Yoh 6:1-71). Yesus menghimbau agar mereka percaya bahwa
Dia adalah Mesias, Roti yang memberi hidup kekal. Yesus menyembuhkan anak
pegawai istana (Yoh 4:46-54). Yesus menyembuhkan banyak orang-orang sakit pada
hari sabat di kola Betsaida (Yoh 5:1-47). Yesus berjalan di atas air (Yoh
16-20). Yesus menyembuhkan orang buta sejak lahir (Yoh 9:1-41). Pelayanan Yesus
selanjutnya Ia membasuh kaki murid-murid-Nya (Yoh 13:1-20). Yesus berdoa untuk
murid-murid-Nya (Yoh 17:26)[9].
2.3.Yesus Memberikan Hidup
Kekal
Berikut 6 adalah sebagian ayat-ayat di dalam injil Yohanes
yang mengkonfirmasi pernyataan Yesus ini, yaitu: 1. Yohanes 4:13-14. Yesus
berkata kepada perempuan Samaria bahwa Yesus memiliki “air hidup” yang akan
menjadi mata air di dalam diri yang menerimanya dan terus-menerus memancar
sampai sampai kepada hidup yang kekal. 2. Yohanes 6:27-29. Yesus digambarkan
sebagai “roti hidup” yang dapat memberikan kehidupan yang kekal bagi setiap
orang yang percaya kepadaNya. 3. Yohanes 11:25-26. Yesus adalah kebangkitan dan
hidup, barang siapa yang percaya kepada-Nya akan hidup walaupun sudah mati, dan
setiap orang yang hidup dan percaya kepada Yesus tidak akan mati
selama-lamanya. Dengan adanya cukup banyak ayat di dalam injil Yohanes yang
menjelaskan bahwa Yesus juga memberikan hidup yang kekal bagi setiap orang yang
percaya kepadNya, apakah masih perlu diragukan keilahian Yesus Kristus? Orang
percaya pasti berkata Tidak! Sebab Dia memang adalah salah satu pribadi Ilahi.
2.4.Yesus membangkitkan
orang mati
Yesus membangkitkan orang mati (Yoh. 5:21) Orang-orang Farisi tentu sangat tahu bahwa pekerjaan
untuk menghidupkan orang mati adalah pekerjaan seorang Ilahi (Yehovah). Orang
Farisi tentu tidak akan marah jika Yesus mengatakan bahwa Allah sanggup
membangkitkan seseorang dari kematian. Tetapi yang menjadi masalah adalah bahwa
Yesus sendiri dengan percaya diri mengatakan bahwa Dia sama dengan Allah.
“Sebab sama seperti Bapa membangkitkan orang-orang mati dan menghidupkannya, demikian
juga Anak menghidupkan barangsiapa yang dikehendaki-Nya.” Dengan demikian ayat
ini telah membuktikan bahwa Yesus adalah pribadi yang Ilahi.
2.5.
Yesus Memiliki Sifat-Sifat Ilahi
2.5.1. Yesus adalah
pribadi yang Mahatahu
Ada cukup banyak ayat di dalam injil Yohanes yang membuktikan
bahwa Yesus Mahatahu. Beberapa ayat saja yang dengan sangat jelas menunjukkan
ke-Maha Tahuan Yesus. 1. Yohanes
1:47-48. Pada saat Yesus memilih murid-murid yang pertama, adalah Natanael yang
langsung tersentak oleh ke-Mahatahuan Yesus, sebab Yesus langsung tahu
identitas Natanael dan tempat di mana Natanael ketika Filipus memanggilnya. 2.
Yohanes 2:25. Yesus tahu apa yang ada di dalam hati manusia. 3. Yohanes
4:17-18. Seorang perempuan tersentak dengan ke-Mahatahuan. Yesus bahwa dia
telah memiliki lima suami, dan yang ada sekarang padanyapun bukanlah suaminya. 4.
Yohanes 6:70-71. Yesus telah mengetahui dari semula siapa yang akan menyerahkan
Dia, yaitu Yudas Iskariot sebelum peristiwa itu terjadi. Empat peristiwa di
atas telah menunjukkan bagi setiap pembaca injil Yohanes bahwa Yesus adalah
pribadi yang Mahatahu. Dengan demikian Ia sanggup memenuhi tuntutan sifat
ke-Ilahian.
2.5.2. Yesus adalah
peribadi yang Mahahadir (Yoh. 3:13)
Sepertinya tidak pernah ada terjadi suatu peristiwa di mana
seseorang bisa hadir di tempat A sekaligus berada di tempat B dengan waktu yang
sama. Bagi manusia biasa tentu hal ini adalah sesuatu yang mustahil! Jika
seseorang berada di tempat A maka dia tidak akan mungkin berada di tempat B
dengan waktu yang sama. Seseorang tersebut hanya boleh hadir di suatu tempat
dalam suatu waktu dan jika dia ingin berada di tempat lain haruslah dengan
waktu yang lain pula. Namun, jika ada suatu pribadi yang sanggup melakukan hal
ini tentulah dia bukan manusia biasa. Di dalam injil Yohanes 3:13 tercatat
bahwa Yesus memenuhi syarat ilahi ini, yaitu ke-Mahahadiran.
2.6.Yesus
adalah pribadi yang Mahakuasa
Sifat Mahakuasan ini tentu hanyalah kepunyaan Allah. Sifat
Mahakuasa ini tentu tidaklah sama seperti kekuasaan manusia di bumi. Kekuasaan
manusia di bumi memiliki lingkup yang
sangat terbatas. Misalnya, seorang raja hanya akan berkuasa sampai batas-batas
kerajaannya, dia tentu tidak berkuasa atas kerajaan lain sebab kerajaan yang
lainnya juga punya raja yang memiliki kekuasaan atas wilayah kerajaannya.
Namun, sifat Mahakuasa yang disebutkan di sini adalah keMahakuasaan terhadap
seluruh alam semesta, bahkan maut sekalipun. Berbagai ayat Alkitab dengan
terang-terangan menunjukkan ke-Mahakuasaan Allah atas alam semesta, binatang,
sakit-penyakit, malaikat, iblis, maut dll
2.6.1. Berkuasa
atas sakit-penyakit
Di
dalam kitab injil Yohanes, dicatat dengan sangat jelas tiga peristiwa bahwa
Yesus berkuasa atas sakit penyakit. Peristiwa yang pertama dicatat dalam
Yohanes 4:46-54, yaitu tentang seorang anak pegawai istana. Peristiwa
penyembuhan atas anak seorang pegawai istana ini sangatlah luar biasa, Yesus
hanya mengatakan tiga kata kepadanya yaitu: “Pergilah, anakmu hidup!” dan terbukti
bahwa anak tersebut hidup. Jadi hal ini sungguh membuktikan kuasa Yesus atas
sakit penyakit.
Peristiwa
yang kedua dicatat dalam Yohanes 9:1-41, yaitu tentang seorang yang buta sejak
lahirnya. Yesus menyembuhkan seorang buta hanya dengan mengaduk tanah dan
mengoleskannya kepada mata orang tersebut sehingga dia pun melihat. Namun,
orang-orang Farisi tidak mau mengakui bahwa Yesus adalah Anak Allah. Tetapi
kesaksian orang buta tersebut telah nyata bagi orang-orang yang hidup sezaman
dengan dia dan juga bagi para pembaca injil Yohanes. Yesus memang datang untuk
melakukan banyak mujizat dan Dia berkuasa atas sakit penyakit
2.6.2. Berkuasa
atas maut (kematian)
Seperti
yang sudah pernah disinggung bahwa bangsa Yahudi tidak akan merasa terkejut
jika dikatakan bahwa Allah dapat menghidupkan orang mati. Mengapa? Karena
mereka tahu bahwa Allah sanggup melakukannya. Namun, dalam Yohanes 5:1
dikatakan: “Sebab sama seperti Bapa membangkitkan orang-orang mati dan
menghidupkan-nya, demikian juga Anak menghidupkan barangsiapa yang
dikehendaki-Nya.” Ternyata dalam injil Yohanes, Yesus meng-klaim diri-Nya sama
dengan Allah Bapa dalam hal kesanggupan menghidupkan orang mati. Dengan
demikian maka tanda ini memberitahukan kepada setiap pembaca bahwa Yesus adalah
salah satu pribadi Ilahi
Bab III
Penutup
3.1.
Kesimpulan
Kitab Yohanes
membuktikan secara meyakinkan bahwa Yesus adalah anak Allah dan bahwa semua
orang yang percaya kepada-Nya akan memiliki hidup kekal. Kitab Yohanes
mencantumkan delapan mukjizat dan enam diantaranya secara khusus. Kitab Yohanes
mencantumkan di mana Dia datang dalam rupa manusia ke sebuah tempat di alam
semesta yang disebut planet bumi. Di mana, Sang Pencipta menjadi ciptaan yang
dibatasi oleh ruang dan waktu, dan ruang serta rentan terhadap penuaan,
penyakit, dan kematian.
Tetapi kasih
menggerakan-Nya sehingga Dia datang untuk menyelamatkan orang-orang yang
terhilang dan memberi mereka anugerah yang hidup kekal. Dialah Firman itu;
Dialah Yesus Sang Mesias. Tujuan utama Yohanes menulis Injil Yohanes adalah
untuk memenangkan orang-orang yang belum percaya (orang-orang Yahudi dan
orang-orang bukan-Yahudi) kepada iman yang menyelamatkan. Mujizat-mujizat yang
disebut dengan tanda-tanda yang ajaib yang dikerjakan oleh Tuhan Yesus ini agar
orang-orang yang belum mengenal Tuhan bisa percaya lewat mujizat-mujizat yang
Tuhan kerjakan. Jadi, dapat disimpulkan bahwa dengan sifat ke-Mahahadiran Yesus
Kristus di bumi dan sekaligus juga di Surga, orang-orang percaya tidak memiliki
alasan lagi untuk meragukan ke-Ilahian Yesus Kristus.